'uno
'Bahkan aku tak masalah jika nyawaku kau ambil'
♤ di sarankan untuk memutar lagu/rain sound di atas. Dapat juga membuka di spotify dengan key search 'rain' - selamat menikmati ♤
Sore ini hujan tengah mengguyur keseluruhan kota Seoul. Sangat deras. Membuat semua pejalan kaki kala itu berebut untuk berteduh. Namun tidak dengan seorang pria mungil dengan mantel serta pakaian yang sudah habis di guyur hujan. Pria itu nekat berlari menuju rumahnya. Tanpa payung. Tanpa topi. Tanpa kendaraan. Hanya dirinya yang menjadi tameng di bawah derasnya air kala itu.
Bip bip;blam
Felix si pria mungil akhirnya menginjaki rumahnya. Dengan tubuh basah kuyub dan sedikit menggigil, ia membuka sepatunya serta menggantung mantel basahnya. Tidak lupa, ia juga menaruh tasnya di atas rak sepatu sementara. Setelah semuanya rapih, tersisa dirinya dengan kemeja basah yang menampakkan lekuk tubuhnya serta celana bahan yang meneteskan air setiap detik.
Ia memasuki ruang tamu. Dan dapat dilihatnya, Hyunjin suaminya tengah membelakanginya di sofa. Pria itu nampaknya tengah menonton berita. "Aku pulang" , ucap Felix ketika sedikit mendekat ke arah sofa. "Berhenti disitu. Jangan membasahi rumah" ucap Hyunjin cepat.
Felix hanya berdiam. Menuruti ucapan suaminya. Dapat ia lihat Hyunjin bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan ke arahnya. Batinnya berharap agar Hyunjin memeluknya. Atau memberikan handuk sambil menggendongnya mesra. Namun yang ia dapat adalah teguran dari sang suami.
"Tidak lihat jam huh? Kau pikir ini masih siang? Telat 1 jam 23 menit 4 detik , Hwang felix. Apa yang kau lakukan hingga telat pulang seperti ini?"
"A-aku sempat terjebak hujan. Aku ketinggalan bus 2 kali karena hujan. Maafkan aku"
"Maaf kau bilang? *plak . Dasar jalang bodoh. Bukankah sudah ku katakan jika tidak hujan diam saja di kantor? Kalau perlu sampai besok agar aku mencekikmu ketika menjemputmu di kantor" Hyunjin menampar Felix dengan keras. Bahkan Felix kini sedikit mundur beberapa langkah dari tempatnya. Ia tak berani menyentuh bekas tamparan Hyunjin. Dia memilih diam dan kembali mengatakan maaf.
Lagi lagi, harapannya tak terkabulkan. Ia cukup berharap agar Hyunjin segera memeluknya erat agar hawa dingin tidak lagi menusuk nusuk kulitnya. Namun Hyunjin kini tengah meminta lengannya. Dan tentu saja, Felix hanya bisa menurut. Ia menarik lengan kemeja panjangnya sampai menjadi lengan pendek sesiku.
Tanpa aba aba, hyunjin menyayat halus permukaan kulit Felix dengan silet yang entah sejak kapan telah Hyunjin pegang. Sayatan nya tidak dalam. Bahkan bisa dibilang, Felix tidak merasakan sayatan itu. Tetapi darah perlahan mengalir turun seiring bertambah banyaknya sayatan yang Hyunjin ciptakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑯𝒊𝒓𝒂𝒆𝒕𝒉 - 𝐇𝐲𝐮𝐧𝐥𝐢𝐱
FanfictionMerindukan orang yang sudah pergi atau meninggalkan dunia adalah hal yang sangat wajar. Namun, pernahkah kalian merindukan seseorang yang masih hidup. Bahkan hidup bersamamu setiap hari. Namun telah melupakan mu? 'Aku sudah biasa' 'Aku tidak menangi...