Ctash
Satu anak panah berbentuk es menancap dengan sempurna di jantung pohon, diikuti suara langkah kaki yang dengan lihai melompati dahan ke dahan lain.
Gaun panjang yang dimodifikasi seperti baju harry potter bergerak mengikuti setiap gerak pemiliknya.
Dipunggungnya terdapat panah dengan ukiran rumit, yang dibuat khusus oleh kakek buyutnya.Ia mendadak berhenti merasa ada yang mengikuti. Mengeratkan anak panah pada induknya, matanya yang jeli mengawasi sekitar.
Hutan sangat sepi bahkan suara serangga kecil pun tidak terdengar.
Krek
Tak
Suara patahan ranting diikuti lemparan batu memecah kesunyian.
Dengan cepat ia menarik busur mengarahkan ke asal suara itu. Ia maju selangkah ketika semak didepan bergerak.Terlihat sebuah bayangan di sana, semakin ia maju maka semakin besar bayangannya. Hingga sebuah kepala menyembul keluar.
"Babi"
Hewan montok, gemuk, dan besar keluar dari semak melewatinya. Berjalan santai dengan bokong yang dibuat berlenggak-lenggok mengejek sang predator.
Dia dan si babi sempat berkontak mata sebelum babi itu berlari kencang kearahnya, dan menghilang di tengah hutan.
Kim hana atau kerap disapa Thea kehilangan keseimbangan dan akhirnya jatuh menimpa batu kerikil.
Batu yang tajam menggores telapak tangan menciptakan luka yang memanjang, Babi sialan, makinya dalam hati.Thea menatap tanpa minat saat babi itu semakin menjauh. Tidak perlu mengejar nanti juga ketemu.
"Buka gerbangnya!"
Seruan itu mengagetkan para penjaga dengan cepat mereka menarik tuas yang terhubung dengan gerbang, perlu tenaga yang besar untuk membuka gerbang dikarenakan bahannya keras dan berat.
Saat gerbang terbuka dengan sempurna, lima ekor kuda masuk masing-masing menarik gerobak. dan gerbang kembali ditutup.
Lima orang turun dari kudanya, menghadap sang pemimpin yang sedari tadi mengamati mereka.
"Ketua Choi, seluruh tempat sudah kami kunjungi tapi hanya ini yang bisa kami temukan"
Yang dipanggil ketua choi mendengus kesal, tiga gerobak yang isinya hanya sayur tidak terlalu segar itupun tidak penuh. Dia menatap meminta penjelasan lebih dari pengawalnya.
"Makhluk itu ada dimana-mana mereka menghancurkan semua tan-"
Ctash
Sebuah kepala jatuh menggelinding didekat empat orang lainnya, Choi Seung Hyun pelakunya.
"Ampun ketua, maafkan kami" mereka bergidik ngeri, seunghyun baru saja memenggal kepala rekannya.
"Cari lagi" perintahnya
Satu pengawal memberanikan diri mengangkat kepala, sambil gemetar ia menjawab.
"Tap-tapi hari mulai malam, makhluk itu akan memakan kami"
"Aku tidak perduli" kata seunghyun sembari mengelap pedang kebanggaannya dari darah.
"Pergi sekarang atau aku lempar keluar" lanjutnya menunjuk wajah pengawal itu dengan jari telunjuk.
Dengan wajah ketakutan keempat pengawal itu kembali keluar merelakan nyawa yang kapan saja bisa melayang.
"Dasar gila" kata Park Sandara yang muncul entah darimana
"Setidaknya beri mereka sedikit air"
"Aku tidak perduli" ucap seunghyun
Dara menghela napas "jika mereka mati maka itu salah kau bukan makhluk itu"
"Dan kita akan mati karena kelaparan" balas seunghyun
"Kau tidak dengar mereka bilang apa? Makhluk itu akan bangun jika sudah malam"
Seunghyun tidak memperdulikan dara, ia masuk ke tenda tempat para pemimpin basecamp berkumpul.