VOTE
VOTE
VOTE WOI
HEUU......
SKIP
Aku merenung di balik kaca perpustakaan. Di tempat ini, aku biasa membaca buku yang kuambil dari rak perpustakaan. Membosankan, memang. Tapi dari sinilah aku bisa merasakan indahnya sebuah cinta yang nyata.
Empat bulan yang lalu, pria itu resmi menyatakan isi hatinya kepadaku. Huh, aku benci mengingat ini—karena pada ujungnya aku akan tersenyum layaknya orang gila dan pipiku berubah menjadi merah.
Kala itu aku sedang menonton pertandingan sepak bola, di mana pria idamanku bermain di sana. Jika penonton yang lain berteriak sangat keras, mungkin aku berbeda. Aku hanya diam dan mengamatinya dengan seksama.
Oh, betapa indahnya makhluk Tuhan yang kini sedang menggiring bola tersebut. Tubuhnya tinggi, kulitnya putih, warna rambutnya cokelat, matanya sempurna, hidungnya terukir indah serta bibirnya yang akan menghipnotis wanita begitu mereka melihatnya.
Keringatnya bercucuran, membuatnya semakin tampan dan seksi, menurutku.
Dua babak berakhir dalam waktu satu jam. Aku begitu mengagumi sosoknya. Karenanya, tim sekolah kami menang telak. Seciprat senyum kebahagiaan tercipta di wajah tampannya. Aku terkagum-kagum. Sekali lagi, rasa syukur kumunajatkan kepada Tuhan karena telah menciptakan pria setampan Oh Sehun.
Saking seriusnya aku mengamati wajah tampan itu, aku sampai tak sadar bahwa penonton sudah kembali ke persinggahan mereka. Saat itu juga, langit mendadak mendung dan tampak gelap. Aku pun melihat sekeliling. Benar saja, lapangan sudah sepi.
Tap.. Tap.. Tap..
Kulihat di depanku, sebuah sepatu bola berwarna hitam menjadi fokus penglihatanku. Aku mengamatinya dan memandangnya dari bawah ke atas.
ASTAGA!
“Kau tidak pulang, Sooji-ssi?” tanyanya, yang jelas-jelas merujuk padaku.
Masih diam dan melongo, aku belum bisa mencerna dengan baik kata-kata Sehun.
“Oh, kau bertanya padaku?” aku balik bertanya dengan gugup.
“Memangnya siapa lagi yang bisa kutanyai selain kau di lapangan ini, huh?”
Aku tersenyum dan terkekeh pelan diikuti dengan suara tawa kecil dari Sehun.
“Chagiya, bisa tolong antarkan aku ke perpustakaan? Ada sebuah buku yang ingin kupinjam untuk bahan ujianku besok.”
Aku menyanggupinya, dan kami berdua berjalanan beriringan menikmati indahnya senja.
—
Sehun sedang mengamati beberapa rak buku yang ada di perpustakaan. Aku pun mengamatinya sambil berkacak pinggang dan tersenyum. Dengan sabar, aku menunggunya.
Setelah mendapatkan buku yang ia dapat, ia pun menoleh ke arahku dan tersenyum tipis. “Kau tidak lelah berdiri terus menerus?”
Aku menggeleng. Tiba-tiba, Sehun mendekatkan wajahnya pada wajahku. Aku pun bisa merasakan hembusan napas Sehun yang begitu hangat melewati wajahku. Badanku bergetar dan merinding, tak biasanya Sehun seperti ini.
Sehun pun menarik tanganku dan ia meletakkan tubuhku bersandar di rak buku dengan tangan kanannya bertumpu di sebelah kepalaku. “Kenapa kau begitu cantik, chagiya? Bolehkah aku merasakanmu?”
Sehun seperti tak tahan lagi, ia mendaratkan bibirnya di bibirku. Sebuah sentuhan lembut dan rasa bibir yang manis milik Sehun berhasil membuatku tak berkutik alias diam dan pasrah tentang apa yang selanjutnya Sehun lakukan padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
{ONE SHOOT KPOP 18+}
Science Fiction🔞WARNING🔞 YG MASIH KECIL JAN BACA,TAPI KALO MAKSA YA GPP DOSA TANGGUNG SENDIRI YA GOODLUCK!