1# Menolong

185 30 9
                                    

.                      🍁  𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰  🍁
.
.
.
.
*Prang!!!!! * Suara gelas yang bertabrakan dengan dinding terdengar jelas, di ikuti oleh suara teriakan dan tangisan di sebuah ruangan yang terkunci rapat.

Suara pukulan, cambukan dan tendangan juga nyata terdengar di telinga seorang gadis yang berdiri tak jauh dari ruangan yang tertutup itu.

Sesekali ia melirik pintu itu setiap kali ada jeritan yang terdengar.
Meskipun begitu ia mencoba mengabaikan apa yang ia dengar dengan masih mengepel lantai kayu yang sudah lapuk. Mungkin karna termakan usia.

Ia tau betul apa yang terjadi di dalam sana. Beberapa gadis itu tengah mendapat hukuman karna mereka melakukan kesalahan.

Satu hal yang ia tau. Beberapa dari mereka ketahuan saat mencoba kabur dari tempat yang sudah menjadi rumah nya selama hampir 10 tahun ini.

Ia sama sekali tak berniat mendekati ruangan itu.
Tatapan datar dan mata kosong itu seolah membuktikan bahwa ia sudah pernah mengalami hal yang lebih buruk dari mereka.

Jarum jam terus berputar, setelah di rasa selesai ia melenggang pergi dari sana dan menuju ke ruangan lain untuk di bersihkan.

Hingga hari semakin larut, lorong lorong yang menjadi dominasi di tempat ini pun mulai menggelap.

Ia menyalakan lilin di beberapa lorong yang di rasa cukup sering di lalui.

Setelah di rasa beres dan mendapat izin untuk istirahat, mikasa bergegas menuju kamarnya.

Namun, istirahat yang ia dapat kan bukanlah istirahat dimana ia bisa makan mandi ataupun bersantai.
Hanya tidur, menahan rasa lapar dan lelah adalah hal yang sudah biasa ia dan budak lainnya alami selama berada di tempat ini.

Kamar yang lembab dan gelap. Hanya satu cahaya lilin yang membantunya menerangi kamar kecilnya.

Berisik. Ia bisa mendengar suara dari atap kamarnya. Ya... Itu memang bukan hal yang mengejutkan.
Tempat yang mikasa tinggalli ini adalah ruang bawah tanah..
meskipun di sini adalah tempat yang pengap dan gelap siapa sangka kalau diatas sana berdiri sebuah bangunan yang terbilang mewah dan megah.

Mikasa mengetahui nya karna dulu saat pertama kali di bawa kemari ia sempat berhasil kabur namun tertangkap lagi di atas tepatnya di kasino sebelum menemukan jalan keluar

"Hh.. " Mikasa duduk di tepi ranjang sambil memegang sebuah foto yang selama ini ia simpan.

Rasa lapar dan lelah seolah tak ia rasakan lagi saat melihat foto siapa itu.

"Ayah... Ibu" Gumamnya. Ia mendekap foto itu namun dengan tatapan kosong seolah tak ada lagi cahaya kebahagiaan di manik onxy nya.

Tak berapa lama ia mendengar suara bising dari luar kamarnya. Seperti seseorang yang berlari dengan kencang.

Dan benar saja ia sangat terkejut saat mendengar pintunya di gedor dengan keras, di susul suara seseorang yang memanggil namanya.

"Mikasa!! Tolong buka! Tolong aku Mikasa!! Mikasa!! "

Dengan cepat mikasa menyembunyikan foto itu di bawah bantal dan segera membuka pintu.
Begitu pintu terbuka seorang gadis yang terlihat lebih muda darinya langsung memeluknya dan menangis sambil terisak.

"Nifa? Apa yang terjadi? " Tanya mikasa.
Sedangkan gadis yang di panggil nifa itu hanya menggeleng sambil masih terisak.

Mikasa meminta nifa masuk dan mengunci pintu setelah memastikan tidak ada orang di sekitar kamarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The ACKERMAN'S (Levi X Mikasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang