"Kamu bukan Iron Man, atau pun Hero yang lainnya. Tapi, melihat kamu yang begitu peduli dengan sekitar, berhasil membuatku jatuh cinta."
Iffah sudah mulai mengotak-atik kamera miliknya. Memiliki profesi sebagai seorang fotografer membuatnya harus mengenal dalam tentang objek-objek yang ada di lingkungan sekitar, seperti daun, pohon, buah, dan lain-lain.Ckrek ...
Satu foto kembali ia dapatkan, foto tersebut menggambarkan seekor kucing, yang tengah tertidur bersama kedua anaknya. Mereka terlihat serasi sekali, di mata Iffah.
Iffah berdiri dari posisinya, yang sedang berjongkok. Kemudian, Iffah menatap ke arah jalan raya yang ramai. Ia mulai kembali mengabadikan foto, dengan efek gerak cepat atau shutter speed.
Gadis itu tersenyum, sambil menatap hasil jepretannya yang terlihat begitu indah. Tidak sia-sia rasanya, pindah ke Kota Tangerang, dan tinggal di sana. Walau, awalnya Iffah tidak ingin meninggalkan Kota kelahirannya, yakni Yogyakarta.
"Apa lagi, yah? Omah pasti bakal marah, kalau gue cuman ambil beberapa gambar aja," gumam Iffah dengan nada bingung.
Ia menoleh ke arah kanan-kirinya untuk melihat objek-objek lain, yang siapa tahu bisa ia abadikan gambarnya, dan di serahkan pada sang Omah yang sangat menyukai jepretan hasil kerja kerasnya. Iffah memutuskan untuk melanjutkan perjalanan, dengan berjalan kaki ia melewati zebracross di daerah Regency.
Iffah sudah berada di seberang trotoar, dan ingin memesan martabak keju favoritnya. Sambil menunggu, Iffah kembali memoto beberapa objek yang menurutnya pas.
Namun, tiba-tiba dan tanpa sengaja, Iffah menatap seorang anak kecil yang tengah menyebrang, tetapi bukan di Zebracross. Terlebih lagi, anak itu mengabaikan para pengendara yang melaju seenaknya.
Dari kanan jalan, ada sebuah mobil sport tengah melaju dengan kecepatan lumayan tinggi. Akan tetapi, anak kecil yang menyeberang itu masih mengabaikannya, terpaksa Iffah berlari berusaha untuk menyelamatkan anak tersebut, sayangnya Iffah terserempet oleh salah satu motor yang juga melaju kencang, dan membuatnya terjatuh di tengah-tengah jalan.
"AWAS!" pekik Iffah dengan khawatir menatap anak kecil yang nyaris tertabrak oleh mobil sport, untungnya ada seorang Pria yang menarik lengan anak tersebut dan membawanya ke pinggir jalan.
Iffah berusaha bangun, di bantu oleh beberapa warga yang berada di sekitar sana, seraya menghampiri si anak tersebut.
"Adik, kamu gak papa?" tanya Iffah dengan khawatir, tanpa peduli dengan lengannya yang tergores.
Anak kecil itu hanya diam, Iffah rasa dia merupakan seorang anak yang tuna rungu, alias tidak bisa mendengar.
"Dia gak papa, cuman dia gak bisa dengar dengan jelas," jawab Cowok yang ada di samping bocah tersebut.
Iffah menatap sosok Cowok dengan wajah tampan, rahang yang tegas, hidung mancung, bibir merah muda, dengan warna kulit yang putih halus. Rambutnya sedikit memiliki jambul, dengan tubuh yang cukup jauh lebih tinggi dari Iffah, sosoknya masih mengenakan segaram SMA.
Entah mengapa, di mata Iffah, cowok itu terlihat begitu manis, dan baik. Sayangnya, dia bukanlah Hero yang bisa Iffah bangga-banggakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Secret Love; Crazy Love
Romance{Dear, Faresta. Loving you is not something that is easy, not is it something complicated. I wrote all of this, just for you.} Iffah terpaksa mengikuti kedua orang tuanya pindah ke Kota Tangerang, padahal Iffah sangat cinta dengan Kota kelahirannya...