T U J U H

1.1K 133 3
                                    

Angin semilir menerbangkan dedaunan kering. Cuaca kali ini sangat mendukung untuk sekedar melepas lelah. Seorang gadis nampak tengah dengan santai tidur di atas pohon rindang yang berada di halaman belakang kediamannya.

Xiao yin masih asik bergelayut manja dengan mimpi nya di siang hari, tanpa memperdulikan para dayang dan prajurit yang sedang kalap mencari keberadaan nya.

"Putri!!!! Anda di mana??!!"

Xiao yin hanya tersenyum tipis saat rungu nya mendengar teriakan Mei Yue. Tanpa membuka mata barang seinci pun, ia sudah tau bahwa ada putra mahkota dan juga pangeran zhang yu di kediaman nya.

"Kalian sudah menemukan yin'er?"

"Maaf pangeran, kami belum menemukan Putri Xiao yin di manapun"

Zhang yu mengacak rambutnya frustasi. Kemana lagi dia harus mencari adik nakal nya itu.
Keadaan putra mahkota juga tak jauh kalap dari zhang Yue. Terhitung sudah 3 kali Xiao Feng menelusuri istana kekaisaran Xiao yang begitu luas. Tapi nihil, Xiao yin tidak di temukan di manapun.

Semua ini berawal saat Xiao yin bilang kepada Mei Yue bahwa ia ingin berlatih di halaman belakang. Tepatnya di taman yang di buatkan ibu suri. Mei Yue hanya mengangguk lalu pergi sebentar hendak membantu kepala pelayan yang tadi katanya kesulitan untuk memindahkan barang barang yang baru di beli oleh koki istana.

Sudah 2 jam Mei Yue selesai membantu kepala pelayan dan kembali ke paviliun Xiao yin. Namun nafasnya tercekat saat tidak melihat keberadaan Xiao yin di manapun.

"Kemana perginya anak nakal itu???!"

Kedua pangeran Xiao itu di buat mati karna khawatir akan kelakuan adik bungsu mereka. Tapi tentu saja kaisar belum mengetahui hal ini. Jika tidak, dapat di pastikan para prajurit dan dayang yang bertugas di paviliun Xiao yin akan dihukum.

Sedangkan yang dicari masih terlalu santai tertidur di atas pohon tanpa menghiraukan kekhawatiran kedua pemuda yang dari tadi menggerutu karna dirinya.

"Bagaimana? Apa kau tahu siapa gadis itu?"

Di sebuah istana tepatnya di kekaisaran benua Selatan. Seorang pemuda tengah duduk beristirahat setelah merasa dirinya sedikit lelah karna latihan.

Pria yang memakai pakaian serba hitam itu menunduk hormat. Tapi dia takut jika apa yang di sampaikan nya akan membuat sang junjungan tidak puas.

"Maafkan hamba putra mahkota. Hamba tidak mendapatkan informasi apapun tentang gadis itu"

"Bagaimana bisa?"

"Maaf putra mahkota. Awalnya semula berjalan lancar saat hamba mulai mengikuti gadis itu. Namun saat hamba sampai di perbatasan antara hutan kegelapan dan ibukota, mendadak kabut putih menutupi penglihatan hamba. Lalu sesaat setelah kabut itu menghilang, gadis itu sudah tidak adalagi putra mahkota, bahkan aromanya saja tidak meninggalkan jejak apapun"

Pemuda yang kini tengah duduk seraya mendengar kan penuturan bawahannya hanya diam tak menanggapi. Dirinya juga bingung, sesulit itukah hanya untuk mendapatkan informasi tentang gadis yang menolong nya? Padahal saat di hutan kegelapan, gadis itu hanya terlihat seperti rakyat biasa tanpa energi spiritual apapun.

Niat hati ingin mengucapkan terimakasih dan sekaligus menjalin pertemanan, tapi niat itu di pendam sedalam mungkin.

"Baiklah kau boleh pergi"

"Tuan apa kau tidak merasakan nya?"

Pemuda itu mengangkat alis bingung.
"Apa maksudmu Lian?"

"Tuan aku merasakan aura kabut tadi masih menempel pada tubuh prajurit tadi"

"Aroma? Siapa?"

Transmigrasion: The Mate Dragon [Slow UP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang