Kitten-5

1.4K 94 8
                                    

Tatapan itu begitu menusuk, begitu beku bagai musim dingin. Min Jiyong—ayahku, kini sedang berada dikursi besarnya. Duduk menghadapku, menghakimi atas kelalaian yang terjadi dalam dua bulan terakhir.

“Kau melemah, Yoongi? Apa kau melupakan segala ilmu yang telah aku berikan? Mau belajar ulang?”

Tidak. Aku tidak sudi masuk kedalam neraka itu lagi.

Hidup menjadi anak seorang Min Jiyong seperti kutukan, entah kesalahan apa yang kulakukan dikehidupan sebelumnya. Sedari kecil aku sudah dilatih untuk menggunakan alat berbahaya, membunuh, tak kenal lelah. Bahkan ibuku saja tidak tahu dimana, mungkin sudah mati setelah berhasil memberikan iblis ini keturunan.

Mempunyai teman lalu menyusun lego bersama seperti yang aku lihat di televisi, cukup hanya bisa aku tonton saja. Tidak terwujud untuk hidup Min Yoongi, anak yang ditakuti semua orang. Tak kenal usia. Membawa pistol kemana-mana sebagai alat pertahanan dari musuh ayah, dianggap menyeramkan bagi warga lingkunganku. Waktu yang kuanggap sebagai pembebasan jadi tidak berguna.

Akhirnya aku benar-benar terperangkap, dalam kandang mewah idaman semua orang. Dilatih, untuk bisa bersanding dengan sang iblis. Untuk membawa kerajaan terus dalam masa kejayaan.

“Kau hanya melawan seekor kucing liar, Yoongi,” ucap ayah dengan mata elangnya yang terasa merajam diriku.

“Iya.”

“Kerugian yang terus kau biarkan.... lama-lama aku juga tidak akan tinggal diam. Aku tahu kau paham sekali akan sifatku 'kan, son?”

“Iya, ayah.”

“Jadi lakukanlah dengan benar!” bentaknya kencang hingga membuat para anak buah yang berada disekitar kami ikut terkaget mendengarnya.

Walau diri sudah sangat lelah menuruti perintah, tak ada lagi yang bisa aku lakukan selain menurut, ’kan?

“Baik, ayah!”

Ayah mendekat kearahku. Langkahnya menggema memenuhi ruangan kala hak sepatu mewah itu mengetuk lantai marmer, terdengar mengancamku ditiap ketukannya.

“Ayah tahu kalau kau sedang tidak fokus karena senang berada dirumah saat ini. Apa aku harus singkirkan benda yang mengganggu cara kerja otakmu itu, hm?”

“Apa maks—”

“Siapa namanya? Oh, Jimin betul?”

Sial. Aku yakin cepat atau lambat ayah pasti tahu keberadaan Jiminku, namun aku tetap terkejut oleh ancamannya.

“JANGAN GANGGU MILIKKU, TUAN MIN!!”

Woohoo, mengapa kau begitu marah, son? Sampai tega membentak ayahmu seperti itu?”

Ayah mengusak rambutku lembut, berlaga seperti seorang ayah yang menyayangi anaknya. Namun saat usapan ketiga, saat telapak tangannya tepat dipucuk kepalaku, usapan berganti dengan cengkraman. Ia menarik rambutku dengan kasar. Kepalaku kini sukses mendongak kebelakang dengan wajah ayahku yang berada diatasnya.

“Apa harus aku bermain dengannya sedikit agar kau mau bekerja lebih giat lagi, Yoongi?”

Aku tertawa.

“Ayah selalu berpesan padaku bukan? Tentang habisi apapun yang menghalangi jalanku?”

“Benar sekali.”

“Baik, akan aku lakukan.”

















Aku masih saja terus mengunyel-unyel pipi tebal Jimin yang kini tengah tertidur. Sudah pukul empat dini hari namun rasanya rasa kantuk tak kunjung menghampiriku. Setia menatapi Jimin yang kelelahan akibat diriku gempur berjam-jam. Mulai dari siang hingga melewati makan malam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KITTEN -yoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang