"Sebuah kisah tidak akan berakhir kecuali jika pembaca menyerah akan cerita itu." - Omniscient Reader's Viewpoint Chapter 169
[Fable, 'King of Kingless World', memulai ceritanya kembali sekali lagi]
[Great Fable, 'Demon World's Spring', memulai ceritanya kembali sekali lagi]
Drap Drap Drap
Seiring dengan mengalirnya pesan-pesan tersebut terdengar derap langkah-langkah kaki yang tergesa-gesa melewati koridor rumah sakit itu. Langkah-langkah yang terdengar seperti ingin menjemput sebuah harapan.
[Great Fable, 'Torch that Swallowed the Myth', memulai ceritanya kembali sekali lagi]
Tidak peduli dengan apa yang disekitarnya. Meskipun harus terjatuh, kaki-kaki itu terus berlari menuju ruangan yang dapat memberikan harapan pada mereka.
Meski mereka tahu bahwa hanya sedikit kemungkinan harapan itu menjadi nyata, tapi mereka tidak peduli. Meski hanya 1%, mereka akan menjemput harapan itu.
[Great Fable, 'Season of Light and Darkness', memulai ceritanya kembali sekali lagi]
[Great Fable, 'Liberator of the Forgotten Ones', memulai ceritanya kembali sekali lagi]
Dongeng-dongeng besar yang mereka dapatkan satu persatu kembali kepada mereka. Dongeng yang mereka kira akan lenyap, kini memulai lagi kisahnya. Seolah ikut menyambut kembalinya seseorang yang sangat berarti untuk mereka.
Dongeng-dongeng yang mereka dapatkan dengan berkali-kali menantang kematian dan probabilitas yang tidak memungkinkan, mengiringi langkah mereka yang sekarang telah berada di depan ruangan itu.
Han Sooyoung mengenggam gagang pintu dan menatap pintu itu dengan pandangan yang tidak bisa diartikan. Dia menggigit bibirnya. Tangannya bergetar.
Dia takut, bagaimana jika semua itu hanyalah harapan kosong? Bagaimana jika tidak terdapat apa-apa dibalik pintu itu?
Dan bagaimana jika laki-laki itu tetap pada keadaannya?
Masih dengan mengenggam erat gagang pintu itu, Han Sooyoung mengalihkan pandangannya dan menatap Yoo Jonghyuk. Pria itu menganggukan kepalanya, menyiratkan Han Sooyoung untuk membuka pintu itu.
Benar, tidak peduli apa yang berada dibaliknya mereka harus siap dengan segala kemungkinan yang ada.
Han Sooyoung mulai membuka pintu. Terdengar suara berderit dari pintu itu. Cahaya matahari datang dari jendela yang terbuka lebar. Angin berhembus dan menerbangkan tumpukan halaman. Halaman-halaman yang dia kerjakan sepanjang malam bertebaran di udara. Surat-surat yang dia tulis dan telah dia revisi berkali-kali.
Disana berisi tentang kisah mereka dan 'orang itu'. Dan kisah yang tidak dapat dia selesaikan.
Kalimat-kalimat yang ingin dia tulis entah kapan itu, meski tidak sekarang. Han Sooyoung kembali memikirkan kalimat yang ingin dia tulis itu. Kalimat yang tidak pernah sampai pada orang itu.
Lalu Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot.
[Kisah ini hanya untuk satu pembaca]
Halaman-halaman yang sebelumnya menghalangi pandangannya kini mulai menghilang, dan menampakkan sosok seseorang. Seseorang yang sangat mereka rindukan.
"Benar, kenapa aku tidak memikirkan hal ini?" Han Sooyoung menertawakan dirinya sendiri. Kenapa dirinya harus takut akan kenyataan di depannya, sedangkan dia seharusnya yang paling mengerti.
"Kim Dokja idiot." Han Sooyoung tersenyum pahit.
Dihadapan mereka sekarang berdiri laki-laki yang tidak ada hentinya membuat banyak orang khawatir. Berdiri membelakangi mereka, melihat keluar jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Omniscient Reader's Viewpoint : After Epilogue Ending
FantasyCerita ini adalah lanjutan dari Web Novel "Omniscient Reader's Viewpoint", Original Story oleh Singshong. Dikarenakan ending ceritanya adalah open ending, jadi aku ingin membuat lanjutan ceritanya. *** "Benar, kenapa aku tidak memikirkan hal ini?"...