1 : Hot Teacher

406K 3.5K 39
                                    

"Okay okay. Dare-nya apaan?" Begitulah sialnya Tiora ketika botol minuman keras yang diputar itu berhenti ke arahnya. Dan sosok Kinan lah yang paling bersemangat ketika itu terjadi.

"Gue ada dare seru buat lo. Jadi-"

🍃🍃🍃

Sial sial sial. Itulah yang ada dalam benak Tiora sejak pertama duduk di bangkunya. Belum pulih rasa pusing akibat minum-minum semalam, ditambah tatapan tajam dari dosen yang paling ia musuhi karena ia terlambat. Bukan, bukan hanya tatapan yang dosen itu berikan, untuk 2 jam ke depan, dosen itu akan mempersulit Tiora.

Ting

Keenan : Lo nggak lupa dare semalem kan Ra :P

What the hell.

Pikiran Tiora melayang pada kejadian semalam, ketika Kinan memberinya dare yang sangat sangat mustahil akan ia lakukan.

"Jadi, lo harus cium Bapak Julian alias dosen yang paling bermusuhan sama Tiora."

Well, ini cuma ciuman. Gampanglah, pikir Tiora. Namun Tiora bingung harus bagaimana memulai percakapan dengan dosen yang dingin kaya kulkas itu. Tiora heran bagaimana bisa seseorang seperti itu  hits di kalangan mahasiswa. Ganteng sih, tapi kalau nyebelin ya nggak jadi ganteng.

"Jadi sepertinya Tiora Ratna Cantika sudah paham karena tidak memperhatikan saya sejak tadi, maka yang akan melakukan presentasi besok adalah Tiora."

Shit.

"Lah Pak, saya baru duduk 15 menit disini." ucap Tiora seraya mengangkat tangannya.

"Iya, jika ada yang mau ditanyakan bisa menghubungi saya. Sekian kuliah hari ini."

Tiora langsung saja mengikuti langkah Julian yang dirasa Tiora sangat cepat, hingga tanpa sadar Tiora sudah mengikutinya sampai ke parkiran.

"Bapak Julian yang terhormat, mohon maaf nih ya Pak. Saya tu nggak tau apa-apa yang bapak jelasin tadi. Bapak tau kan saya terlambat?"

"Konsekuensi."

Tiora mengerang frustasi. Okay, ini akan dijadikan Tiora sebagai kesempatan untuk melakukan dare-nya.

"Bapak bilang kalau butuh apa-apa bisa menghubungi Bapak kan?"

Julian mengernyit, namun tetap mengangguk. Tidak biasanya seorang Tiora berbicara kalem dengannya.

Tiora langsung saja masuk ke dalam mobil Julian tanpa aba-aba. "Ke rumah Bapak dan ajari saya apa yang harus saya presentasikan besok."

Belum sempat Julian protes, Tiora sudah mengacungkan tangan lagi. "Konsekuensi karena sudah memilih saya, Bapak Julian."

Entah apa yang dipikirkan Julian, ia tidak banyak protes dan langsung saja mengemudikan mobilnya menuju apartemen miliknya. Mungkin karena Julian sudah lelah berdebat dengan Tiora seperti hari-hari sebelumnya.

Tiora hanya bisa melongo melihat apartemen Julian yang luas dan mewah. Ini sih udah kaya penthouse anjir.

"Kamu duduk dulu. Buka aja file Manajemen Bisnis di laptop saya. Kamu baca nanti kalau ada yang nggak paham bisa tanya saya. Saya mau mandi dulu."

Short Story Collection (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang