2 : Hot Teacher pt. II

224K 2.2K 14
                                    

Lagi-lagi Tiora bangun kesiangan dan membuatnya terlambat di jam pelajaran Julian.

Gapapa kali ya, sama pacar sendiri. Hihiii. Batin Tiora.

Ya, semenjak insiden di apartemen Julian hari itu, mereka menjadi lebih dekat. Meskipun status hubungan mereka belum dipublikasi. Tiora ingin mereka menjalani hubungan diam-diam dulu.

Tiora melangkah pelan memasuki kelasnya. Meskipun dirasa sudah amat pelan, Julian yang sedang menjelaskan materi tahu bahwa Tiora mengendap-endap.

"Tiora Ratna Cantika."

Dengan santai Tiora berdehem dan menegakkan tubuh menghadap Julian. "Iya, Pak?"

"Tinggalkan kelas dan silahkan tunggu di ruangan saya."

Tiora memutar bola matanya. Ya, dia sudah memprediksi ini akan terjadi. Mustahil seorang Dosen Julian bersikap baik pada mahasiswanya. Tiora memggerutu dalam hati, nggak ada toleransi buat pacar juga apa?

Pasalnya baru saja mereka berkirim pesan dengan sangat manis. Tiora menatap tajam Julian sebelum meninggalkan kelas.

Tiora menghentakkan kaki memasuki ruangan Julian sambil menggerutu.

"Apaan sih tu dosen? Labil banget. Isshhh."

Tiora menghempaskan bokongnya pada sofa hitam yang ada disana. Ya, cukup nyaman sebenarnya. Ruangan itu cukup luas dan dilengkapi AC. Di meja terdapat berkas-berkas yang tersusun rapi.

Pandangan Tiora beralih pada sebuah foto yang berbingkai figura di rak ruangan itu. Tiora berdiri dan mengambil foto tersebut. Disana terdapat Julian yang tersenyum mengenakan toga dan disampingnya terdapat wanita paruh baya yang dapat Tiora simpulkan itu adalah ibu Julian.

Tiora ikut tersenyum melihat foto tersebut. Tak selang lama, senyum itu luntur ketika mendengar seseorang memasuki ruangan itu. Tiora yakin itu adalah Julian.

Dia menyilangkan lengannya dan masih membelakangi Julian. Dia masih merasa kesal dengan kejadian tadi. Tidak ada pembelaan untuk pacar sendiri.

Julian pun yang merasa gemas atas sikap manja Tiora memilih berdiri di belakang Tiora, menunggu gadis itu membalikkan badan.

Tak kunjung mendengar suara dan pergerakan dari Julian, Tiora pun membalikkan badan. Belum sempat ia memgomel, bibirnya sudah lebih dulu dibungkam dengan sesuatu yang kenyal dan manis.

God, ini kedua kalinya ia dicium Julian setelah kejadian itu. Jantungnya masih saja berdegup kencang seperti saat pertama kali. Namun ia juga menikmati ciuman lembut itu. Rasa kesalnya menguap begitu saja.

Mereka berdua memejamkan mata. Bibir Julian mulai bergerak, mengecap rasa Tiora. Dan semakin lama semakin dalam. Lidah Julian mengajak Tiora saling membelit.

Tiora merasa ciuman mereka semakin panas. Dia membuka matanya saat nafasnya mulai terengah. Dia juga merasakan bagian tubuh bawah Julian yang menonjol dan terasa menusuk perutnya.

Julian menarik pelan tubuh Tiora hingga gadis itu duduk di pangkuannya. Mereka berhadapan dan Julian membuka kedua kaki Tiora. Sehingga Tiora duduk mengangkang di pangkuan Julian.

Julain mengumpat dalam hati. Hari ini gadis itu memakai minidress selutut dan tersingkap sehingga tangannya dapat merasakan halusnya paha Tiora yang membuat Julian junior semakin berdiri.

Ciuman Julian beralih pada leher mulus Tiora. Dia berusaha tidak memberikan kissmark karena tidak ingin Tiora malu. Dia mengecup dan menjilati membuat Tiora merasa geli sekaligus terangsang.

Tangan Julian tak tinggal diam. Dia mengelus punggung Tiora dibalik minidressnya. Jemarinya bergerak semakin ke atas hingga menemukan pengait bra Tiora.

Julian melepas pengait bra Tiora dengan pelan. Jemarinya lanjut bergerak pelan ke depan hingga menemukan gundukan lembut Tiora yang dirasa pas di tangannya. Dia meremas gundukan itu pelan.

Tiora hanya bisa pasrah, dia mendesah dan mendongakkan kepalanya, mulutnya terbuka. Julian menyukai pemandangan di depannya itu. Dia menciumi dagu Tiora sambil masih meremas-remas gundukan lembut itu.

Tiora menangkup wajah Julian dan mencium Julian dengan rakus, senada dengan remasan Julian yang semakin menjadi-jadi. Tiora merasakan payudaranya dilingkupi, diremas, dan sesekali putingnya ditarik. Sungguh nikmat.

Julian menyingkap minidress Tiora dan sedikit menunduk untuk mengecup payudara Tiora. Tiora membantu Julian dengan menahan minidressnya.

"Julhhiaanhh."

Dengan suara seraknya Julian menjawab, "Yes, babe?"

Julian membuat satu kissmark di payudara kanan Tiora. Dia menyesap layaknya bayi kehausan membuat puting Tiora semakin menonjol. Dengan tangannya yang mendorong punggung Tiora mendekat agar ia dapat menyesap lebih dalam lembutnya payudara Tiora.

Di bawah sana, Tiora dapat merasakan kerasnya batang Julian dibalik celananya. Tepat diatas batang Julian, kemaluan Tiora sudah sangat basah dan berkedut.

Dengan tidak sabaran, Julian merobek celana dalam Tiora dan membuangnya asal. Dia membuka resleting celananya dan membebaskan Julian junior sehingga dapat Tiora rasakan itu bersentuhan dengan miliknya.

Tiora menatap Julian yang terengah-engah. Dia kembali mencium rakus Julian, yang dibalas dengan tak kalah rakusnya. Tangan Tiora menelusup menjambak rambut Julian. Sementara tangan Julian sibuk di bawah sana. Mengocok pelan miliknya dan memposisikan untuk siap masuk ke dalam vagina Tiora.

Setelah dirasa pas, Julian menarik pinggul Tiora sampai penis Julian masuk ke dalam vagina Tiora dengan sempurna.

"A-aaahhhh." Desah mereka bersamaan.

Tiora meremas rambut Julian, membuatnya sangat berantakan. Julian menatap Tiora yang berkeringat, sama dengan dirinya. Tangannya terulur untuk menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik Tiora. Dikecupnya pipi Tiora lembut.

Tangan Julian beralih pada pinggul Tiora, membantu Tiora bergerak naik turun. Ruangan itu pun dipenuhi desah pelan mereka berdua, sama-sama mencari titik puncak kenikmatan. Tiora yang merasakan rahimnya penuh, dan Julian yang merasakan penisnya menyentuh dinding rahim Tiora.

Hingga keduanya mendesah keras bersamaan saat mencapai puncak kenikmatan itu. Vagina Tiora berkedut kencang membuat Julian merasakan penisnya serasa dipijat memberi kenikmatan tiada dua.

Short Story Collection (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang