"Nona jangan berlari anda bisa terjatuh!"
Gadis itu tak menghiraukan seruan pelayan nya, ia terus berlari menyusuri koridor menuju ruang utama. Rambutnya yang seperti langit senja itu tergerai dengan indah, matanya yang sedalam lautan dan kulitnya yang seputih salju membuatnya bak lukisan.
//brak – Gadis itu membuka pintu ruang utama dengan semangat
"Ayah apakah para pelaut itu sudah datang?!"
Semua orang yang berada di ruang itu pun menatap gadis itu dengan tatapan kaget, begitu pula dengan Ayah nya.
"Maria! Apa yang kau lakukan? Kemarilah!" –isyarat sang Ayah sambil menyuruh Maria kesisinya.
Maria yang terkejut karena ternyata ruangan sudah penuh dengan para bangsawan dan pedagang, ia pun segera membungkuk meminta maaf dan berjalan dengan gaya elegan menuju ayah nya.
"A-ayah kenapa kau tak memberi tahu kalau mereka sudah datang!"
Bisik Maria dengan menutupi wajah nya yang memerah karena malu
"hahaha putri ku ini memang tidak pernah berubah."
Maria yang mendengar kata kata itu segera menyikut perut Ayah nya yang berotot.
"sebaiknya Ayah segera menyambut para pelaut yang sudah di depan pintu" –bisik Maria dengan menatap tajam ke Ayah nya.
"...-ekhem! Baiklah para tamu undangan mari kita sambut para nelayan yang telah membawa barang dari seluruh penjuru dunia!!"
Para pelaut pun memasuki ruangan yang megah itu dengan membawa barang barang mewah, semua bangsawan itu terpana melihat nya tak kecuali nona muda yang histeris melihat pelaut muda yang bertubuh tegap dengan otot otot yang indah. Namun hal itu tak membuat Maria terpana, hingga sosok pemuda berambut hitam ikal itu menarik perhatiannya. Pemuda itu sangat menawan kulit nya yang putih dan terlihat halus tak seperti pelaut lainnya, dengan mata tajam berwarna hitam seperti arang, membuat para nona bangsawan pun menatap nya lekat.
'dia sangat tampan...' –gumam Maria
Ayah nya yang mendengar itu pun melirik dengan wajah cemburu,
"pria mana yang kau sebut tampan?! Akan ku cabik wajah nya itu!"
Maria kaget mendengar Ayah nya yang bertingkah seperti anak anak. Ia pun kembali menyikut perut berotot sang Ayah.
~
Acara pun berlanjut dengan meriah para bangsawan dan pedagang sibuk memilih barang barang yang dibawa para pelaut itu, sedangkan para nona muda mereka sedang bergosip dan sesekali menatap para pelaut muda. Maria yang bosan dengan acara nya memutuskan untuk pergi ke balkon.
"haah..."-hela Maria panjang sambil melepas sepatu nya,
Ia menatap langit malam dan merasakan angin sepoi sepoi yang menerpa nya, tanpa Maria sadari ternyata pria berambut hitam itu memasuki balkon.
"tak baik untuk seorang nona cantik melepas sepatunya seperti itu."
Maria yang kaget pun tak sengaja melempar sepatunya ke arah pria itu,
"tunggu non-"
BUGG
Pria itu merintih kesakitan dengan menutupi wajah nya, Maria yang sadar pun segera menghampirinya dan meminta maaf.
"ah maaf kan saya tuan...s-saya tidak tahu kalau anda akan terkena lemparan sepatu saya."
Pria itu mendongak menatap wajah cemas Maria dan tertawa mendengar permintamaafan Maria
"pft...hahahaha... anda nona bangsawan yang sopan ya~"
"a-apa maksud anda tuan" –ucap Maria sambil menyodorkan sapu tangan nya, karena hidung pria itu berdarah.
"huff... karena tak semua nona bangsawan mau meminta maaf kepada rakyat biasa, itu sangat langka~"
Ucap pria itu dengan nada menggoda sambil berdiri dan mengelap hidung nya, Maria yang mendengar nya bergidik ngeri.
"ehem... intinya saya minta maaf karena tak sengaja melempar sepatu saya, saya undur diri."
Saat Maria membungkuk kecil dan akan pergi menuju tempat acara, pria itu menahannya dan menyudutkan Maria ke tembok lalu mendekatkan wajah nya ke Maria.
"nona...apa anda tak ingin bertanggung jawab? Minta maaf saja itu tidak cukup loh~"
To be continued-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Jolly Sailor
Fantasy"William! Tunggu!" Teriak gadis bangsawan itu sambil mengejar pria berambut hitam tersebut, "William! Kumohon... jangan pergi aku tak masala-" William menutup mulut gadis itu dan menyeka air mata yang mengalir di pipi merah nya yang seperti buah pl...