Bagian Satu - Roseanna dan Pernikahan

539 75 6
                                    

Disclaimer : Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan tempat kejadian ataupun cerita, itu terjadi atas unsur ketidaksengajaan. Untuk nama tokoh, penulis memakai nama artis visual dan tak ada unsur menjelekkan ataupun melecehkan. Kejadian di cerita ini benar-benar tidak terjadi didunia nyata.

↷ 𝗺𝗶𝘀𝘀 𝗶𝗻𝗱𝗲𝗽𝗲𝗻𝗱𝗲𝗻𝘁 ↷

Kata apa yang bisa mendeskripsikan seorang Roseanne Park? Independent, diumurnya yang ke dua puluh tujuh, ia sudah masuk dalam jajaran pengusaha muda tersukses di Korea Selatan. Lebih tepatnya nomor dua. Serta Pengusaha Wanita muda tersukses dalam urutan pertama. Perusahaan yang ia rintis sendiri sejak umurnya dua puluh satu tahun itu sudah mencapai masa kejayaannya dengan waktu yang bisa terbilang cukup singkat, itu karena semangat dan kegigihannya.

Roseanne itu berasal dari keluarga yang cukup terpandang, ayahnya adalah CEO perusahaan besar yang juga cukup terkenal di korsel, sebenarnya bisa saja Rosé langsung masuk ke perusahaan ayahnya daripada harus merintis perusahaan sendiri dengan susah payah bahkan tanpa bantuan ayahnya, tapi ia punya alasan sendiri untuk itu, ia hanya ingin mandiri dan tak ingin orang memandangnya sukses hanya karena ia adalah seorang anak dari CEO perusahaan itu sendiri. Karena sejak awal Roseanna tau, bahwa ia mampu untuk mandiri dan berdiri sendiri.

Rosé itu sempurna, wajahnya amat cantik dengan mata hazel coklat, bulu mata lentik, hidung yang mancung dan bibirnya yang merah seperti mawar, postur tubuhnya yang ideal serta kakinya yang jenjang membuat ia juga dijuluki pengusaha muda yang sukse...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rosé itu sempurna, wajahnya amat cantik dengan mata hazel coklat, bulu mata lentik, hidung yang mancung dan bibirnya yang merah seperti mawar, postur tubuhnya yang ideal serta kakinya yang jenjang membuat ia juga dijuluki pengusaha muda yang sukses nan cantik seperti dewi idol. Tapi diumurnya yang cukup dewasa itu, ia masih belum menikah, jangankan menikah, ia bahkan tak mempunyai teman kencan. Katanya, Rosé cukup malas menjalani hubungan yang menye-menye seperti itu. Bukan berarti ia tak pernah berkencan, semasa kuliah ia pernah berkencan dengan kakak tingkatnya tapi hubungan itupun juga tak berlangsung lama. Dan juga ia terlalu sibuk dengan perusahaannya.

Melihat Rosé yang tak kunjung menikah membuat Mama Park begitu khawatir dengan anaknya itu, ia berulang kali menawarkan perjodohan pada anaknya itu tapi sama sekali tak digubris bahkan pernah mamanya itu memaksa Rosé untuk menghadiri blind date yang sudah direncanakannya tapi Rosé tak pernah datang dengan alasan sibuk dan tak ada waktu. Rosé itu dingin, kaku dan keras kepala. Persis seperti daddy-nya. Tapi mama Park tentunya tak menyerah begitu saja, apalagi anaknya itu akan menginjak umur dua puluh delapan tahun sebentar lagi, ia tak ingin anaknya itu jadi perawan tua dan tentu saja ia dan suaminya ingin segera menimang cucu karena Rosé adalah anak pertama mereka.

"Rosie, dengarkan mamamu ini. Cepatlah menikah dear, mama punya teman yang anaknya masih lajang dan sukses. Kamu mau mempertimbangkannya ya?" Tawar mama Park ketika ia, Rosie aka Roseanna, dan Daddy Park sedang makan malam bersama disebuah restoran berkelas setelah berhari-hari mereka tak bertemu karena kesibukan masing-masing.

Mereka itu jarang bertemu, Rosie yang jarang pulang kerumah karena lebih menghabiskan waktunya diapartemen setelah pulang bekerja. Tapi mama Park selalu mengadakan dinner setiap minggunya, itu untuk menjaga keharmonisan keluarga kecil mereka.

Rosie yang awalnya asik memotong steaknya, lalu menghembuskan nafas kasar karena sedikit kesal akibat moodnya yang awalnya begitu baik jadi turun drastis setelah mendengar ucapan dari mama tercintanya itu.

"Moms, jangan itu lagi, sudah kukatakan, aku belum ingin menikah okay?"

"Kamu itu sudah cukup siap untuk menikah, Rosie. bahkan terlalu siap. Dad ingin cepat menimang cucu, dad dan mommy mu ini sudah cukup tua." Ucap Daddy Park yang ikut berbicara.

Rosé memutar bolanya malas, lagi-lagi orang tuanya itu membawa-bawa masalah umur mereka dan seorang cucu. Memangnya gampang apa memiliki seorang anak? Setidaknya ia masih belum siap untuk itu semua.

"Dad please, aku masih belum siap dan aku masih sibuk dengan perusahaanku. Jika sudah waktunya, aku akan menikah kok. Sudah ya," Rosie mencoba menghentikan topik pembicaraan yang membuat kepalanya pusing itu, ia memilih kembali melanjutkan makannya yang tertunda. Sedangkan daddy Park dan mommy Park saling melihat satu sama lain, mencoba bertukar pikiran hingga ketika mommy Park itu mengangguk maka daddy Park mulai melancarkan aksinya.

"Ahh, aduh-aduh." Daddy Park memukul-mukul dadanya, terlihat kesakitan membuat Rosie menoleh kaget.

"Daddy ini sudah tua, lihat rambut daddy sudah ubanan, uhuk-" ucap Daddy-nya sambil tetap memukuli dadanya dan pura-pura terbatuk. "Setidaknya daddy ingin menimang cucu dan mempunyai menantu, melihat anak daddy sendiri menikah didepan mata kepala daddy sebelum daddy mati."

"Dad!" Ucap Rosé dengan nada yang sedikit tinggi, ia kesal dengan kata 'mati' yang diucapkan daddynya itu. "Jangan ucapkan kata itu sembarangan, Rosie tak suka."

"Daddymu dan mommymu ini semakin hari semakin tua, Rosie."

Rosé memijat ubun-ubunnya, kepalanya terasa pusing sekali menghadapi tingkah kedua orang tuanya ini. Tapi ia paham akan maksud mereka, tidak ada orang tua yang tidak ingin melihat anak mereka menikah. Tapi Rosé belum siap dengan yang namanya pernikahan, apalagi jika nanti sang calon suami melarangnya untuk bekerja dan melakukan ini dan itu sesukanya. Serta jika harus hamil, jujur Rosé masih takut dengan hal itu.

"Moms, dad, Rosie akan menikah tapi berikan Rosie waktu. Setidaknya Rosé harus menemukan pasangan yang tepat, bukan?"

Akhirnya Rosé luluh juga, kedua orang tuanya tersenyum senang melihat usaha mereka berhasil untuk membujuk putrinya itu.

"Baiklah, Mommy dan Daddy akan memberikan waktu dua minggu untuk kamu membawa calon suamimu. Ingat ya, dua minggu. Jika lebih dari itu, Mommy akan menjodohkanmu dengan anak teman mommy."

Mendengar itu, Rosie sedikit merutuki keputusan mommy-nya itu, bagaimana bisa ia mencari calon suami dalam waktu dua minggu? Astaga, tolong tenggelamkan Rosie ke Samudera Pasifik saja.

To be continued.

𝗠𝗶𝘀𝘀 𝗜𝗻𝗱𝗲𝗽𝗲𝗻𝗱𝗲𝗻𝘁❜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang