Malam ini, Seokjin menuruti kemauan papah dan mamahnya untuk menemani mereka bertemu dengan seseorang yang penting katanya. Sebenernya ia malas karna ia merasa lelah dengan kegiatan hari ini di kantornya, namun ia tidak tega membantah dan menolak keinginan orangtuanya tersebut yang agak memaksa kepadanya.
----------------------------------------------------------
(Di rumah sebelum berangkat)
Seokjin akhirnya tiba dirumah setelah penat oleh pekerjaannya dan kemacetan yang ia lalui saat jalan pulang. Ia sudah membayangkan enaknya berendam air hangat dan selanjutnya akan tidur, namun semuanya itu buyar ketika mamahnya tiba-tiba ngomong"Jin, cepetan mandi siap-siap makan diluar temenin papah sama mamah ketemu temen penting" baru saja ia melangkah masuk kedalam rumah, dan langsung di cegat oleh suara mamahnya itu
"Mah, jin cape banget sumpah. Boleh ya jin gak usah ikut, mamah sama papah aja berdua ya ya" dengan sebuah senyuman berharap akan di setujui oleh mamahnya namun ternyata
"Gak bisa, kamu harus ikut, Harus ikut sayang, mamah gak masak soalnya gak ada bahan makanan juga, jadi kamu harus ikut kalo gak mau kelaparan"
"Ya udah iya iya, jin siap-siap dulu mah" dengan setengah hati akhirnya seokjin mengiyakan ajakan mamahnya, mau bagaimana lagi kalo di tolak yang ada nanti mamahnya ngambek ke Seokjin.
----------------------------------------------------------
Dan disinilah mereka sekarang, sebuah Restoran yang lumayan mewah yang tidak terlalu banyak orang.
Seokjin yang awalnya setengah hati untuk ikut kini merasa tidak ada salahnya ternyata ikut mamah sama papahnya.
Seokjin mengikuti kemana orang tuanya berjalan, dan ketika sampai di tujuan ia melihat dua orang pria dan wanita sepertinya sepasang suami istri, Ganteng dan Cantik batin Seokjin dan seperti tidak asing dengan raut muka mereka.
Orang tua seokjin menyapa keduanya dan mereka berpelukan dan sedikit minta maaf karna terlambat."Lama tidak berjumpa, makin ganteng aja kau ini" ucap ayah Seokjin kepada pria tersebut yang Seokjin tau bernama Kim Jisun sahabat lama ayahnya dulu saat kuliah.
"Jangan seperti itu, kau selalu saja membuat aku malu" dua manusia itu kini tengah tertawa bersama.
"Ah, kenalin ini anak aku satu-satunya namanya Kim Seokjin" ucap papah seokjin kepada temannya yang langsung menghampiri Seokjin dan memeluknya
"Manis sekali kamu nak, sama seperti mamahnya, iya kan mah dia manis" Seokjin yang mendengar itu langsung tersipu malu bahkan mukanya kini merah seperti kepiting rebus
"Om jangan begitu, saya kan malu jadinya"
"Kamu memang manis jin" kini istrinya yang gantian memeluk dan membelai wajah Seokjin
"Ah iya anak saya belum datang, mungkin sebentar lagi, tadi dia bilang masih dijalan kejebak macet, jadi mending kita makan duluan aja sambil nunggu dia pasti kalian udah pada laper kan? Silakan duduk"
Ah jadi ada anak mereka juga, kira-kira siapa ya? Kini batin seokjin penuh dengan pertanyaan
Sekitar dua puluh menit berlalu, mereka sedang menikmati hidangan yang tersedia, dan tiba-tiba suara seseorang mendadak menghentikan kegiatan makan mereka semua.
"Selamat malam, maaf saya terlambat" suara berat dari seorang lelaki yang seketika membuat Seokjin mengangkat wajahnya menatapnya dan detik itu juga ia hanya bengong.
Ingatannya kembali ke masa sekolah dulu, disaat ia pertama kali jatuh cinta dengan seseorang, kaka kelasnya dulu yang sangat populer di sekolahnya, kapten basket idola semua warga sekolahnya entah siswa atau guru semua menyukainya.
Iya lelaki itu dia , cinta pertama Seokjin.
Seokjin hanya diam mematung saat ini."Ini yang namanya Taehyung?" Papah Seokjin yang pertama kali berbicara dan langsung berjabat tangan dengan pria tersebut
"Iya om saya Kim Taehyung" jawab pria tersebut dengan sopan dan menyalami mamah Seokjin
"Ganteng sekali kamu nak" ucap mamah Seokjin
"Hehe terimakasih tan"
"Oh iya tae, kenalin ini Seokjin anak om dan tante" Taehyung yang mendengar itu langsung menghadap Seokjin dengan senyuman itu yang membuat Seokjin jatuh hati kepadanya.
"Hallo Seokjin, kayaknya gak asing ya mukanya, dulu sekolah di SMA 03 Juga bukan?" Ucap Taehyung dengan mengulurkan tangannya ke Seokjin
"Eh iya, gue dulu adek kelas lu" Jawab Seokjin dengan menyambut jabatan tangan Taehyung.
"Wah, iyakah jin? Jadi kalian udah saling kenal" suara itu dari papah seokjin yang tak percaya pada kebetulan saat ini.
"Wah kebetulan sekali bukan" papah Taehyung menambahinya
"Hehe iya om" ucap seokjin kikuk karna ia sekarang harus duduk berhadapan dengan Taehyung.
Mati-matian ia menahan debaran di jantungnya, sepertinya dulu ia salah mengira sudah membuang jauh perasaanya untuk Taehyung, namun nyatanya sampai sekarang ia masih deg-degan setengah mati jika bertemu dengannya."Nah karna udah kumpul semua, Taehyung juga udah dateng papah sama om mulai aja intinya kenapa kita kumpul dan makan bareng" kini suara papah Taehyung membuat Seokjin bingung, ia tak mengerti perasaannya gelisah, ada apa ya? Kok kayaknya serius banget batinnya, ga mungkin kan gue mau ... Ya enggalah emang jamannya Siti Nurbaya apa.
Seokjin dengan isi kepalnya menebak nebak apa yang di rencanakan oleh papahnya dan om Jisun."Jadi gini" sebuah hembusan nafas panjang keluar
"Tae Jin"
"Kami, papah dan papahnya seokjin udah setuju kalian akan kami jodohkan"
Seketika Taehyung dan Seokjin kaget dengan ucapan Tuan Jisun tersebut."Iya, jadi sebenarnya pertemuan ini untuk membahas ini, kami harap kalian berdua menyetujui" papah Seokjin menambahi
"Tapi pah, kok dadakan sih!! Kenapa gak pernah bilang dulu ke Jin?" Seokjin protes karna merasa ini terlalu dadakan dan ia tidak siap dengan ini semua.
Diam-diam ia melirik Taehyung yang diam dengan wajah datarnya yang sulit di artikan."Tapi pah...."
"Seokjin gak mau ya dijodohin sama anak om?" Skatmat untuk seokjin, ia tidak bisa menjawab pertanyaan dari papahnya Taehyung.
Ia tidak menolak, juga tidak menerima ia cuma masih kaget dengan keputusan yang tiba-tiba seperti ini.
Ya mana mungkin seokjin menolak dijodohkan dengan seseorang yang dari dulu sudah menghuni hatinya."Ya udah sekarang papah tanya ke Taehyung, Taehyung mau kan di jodohkan dengan seokjin?" Kini tuan Jisun gantian bertanya kepada anaknya
"Taehyung ngikut aja pah, Taehyung terima kok" wajah itu datar, Seokjin yang mendengar jawaban Taehyung sedikit bertanya, benarkah? Raut wajahnya seperti tidak menyukainya, tapi kenapa ia menjawab terima?
----------------------------------------------------------
(Sehari sebelum pertemuan - Taehyung pov)
"Pah Taehyung gak mau di jodohin!!" Suara itu mengeras dan tinggi
"Kamu harus terima Tae, buat papah tolong, mereka sudah berjasa sekali untuk hidup papah, kalo bukan karna om Sungwoon, papah udah mati dan kamu gak bakalan ada di dunia ini"
"Pah, Taehyung udah punya pacar gimana pacar Taehyung pah!!!"
"Tolong tae, kali ini papah mohon, cuma kali ini kan papah mohon ke kamu"
Dan akhirnya Taehyung mengiyakan keinginan papahnya tersebut.
----------------------------------------------------------
"Jadi seokjin gimana, mau kan?" Kini pertanyaan itu muncul lagi dari papahnya
"Iya, Seokjin ngikut aja gimana" senyum itu merekah dari kedua orang tuanya dan kedua orang tua Taehyung.
Seokjin masih mengamati wajah Taehyung, tak ada perubahan diam tanpa ekspresi, dingin entahlah seokjin merasa janggal walaupun sebenarnya ia merasa sangat bahagia malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME AFTER YOU (TAEJIN)
FanfictionPerjodohan itu nyata. Bagaimana Seokjin yang berusaha untuk membuat Taehyung mengerti jika mereka adalah pasangan, sepasang yang telah menyatu walaupun lewat perjodohan. "Kenapa kamu terima perjodohan ini, jika kamu tak bisa sedikitpun mencintai aku...