hope

12 1 9
                                    

Malam itu seorang perempuan kecil menangis dalam balkon, ia menangis tersengal - sengal hingga oksigennya mulai menipis meringkuk kaki kecilnya lalu menenggalamkan wajah imutnya. Seorang pria gagah dengan wajah hangatnya datang menenangkan putri kecilnya, mendekapnya dalam pelukan mengelus pelan punggung putrinya yang masih saja menangis. Bagaimana tidak seorang anak kecil dimarahi habis - habisan oleh sang mamah, seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya yang memberikannya kasih sayang bagi setiap jiwa semua anak didunia ini, Namun dirinya justru dimarahi karena ia tidak ingin meminum obatnya juga tak memakan masakan sang mama yang khusus untuk dirinya. Dirga - ayah Alea mendangakan wajah imut putrinya mengusap sisa air mata dalam kelopak mata  Alea.

"Putri ayah jangan nangis, nanti cantiknya Alea luntur terus ayah gak sayang lagi sama Alea," ucap Dirga menghibur putrinya, Alea terkekeh mendengar lelucon ayahnya lalu menggeliat tanda ia ingin digendong oleh sang ayah, Dirga yang paham menjongkok lalu Alea pun naik kepungguh ayahnya Dirga mengantarkan putrinya ke kamar lalu menyelimuti Alea dengan sangat lembut dan membiarkan Alea terlelap dalam mimpi indahnya. Ia pun turun lalu menghampiri Lily - Mama Alea yang sedang menangis menyesali perbuatannya pada purti kecilnya, ia hanya ingin Alea menuruti perkataannya Dirga pun mengelus punggung istrinya lalu duduk disebelah Lily.

"Alea gimana yah? Dia baik - baik aja kan?" tanya Lily khawatir

"Tidak apa, Besok kamu buatkan makanan kesukannya. Mas yakin, Alea gak akan marah lama sama mamanya," ucap Dirga menenangkan dan diangguki oleh sang istri lalu mengajaknya untuk beristirahat.

Pagi cerah datang Alea kecil bangun dengan sangat cerianya ia turun untuk menyapa seluruh penghuni rumahnya, Lily dan Dirga sudah duduk manis di meja makan menyambut Alea dengan senyum hangat mereka. Lily langsung memeluk putri kecilnya   lalu mengusap harap puncuk kepala Alea.

"Maafin mama ya, Alea sekarang makan lalu minum obat Alea. Ya sayang," Alea mengangguk lalu melahap dengan semangat masakan sang mama, Lily memang sangat pintar memasak terlebih ia pernah kursus masak di Australia. Dirga sudah selesai dengan sarapannya ia pun pamit lalu mengendarai mobilnya, Alea juga sudah selesai dengan sarapannya lalu pergi ke ruang televisi sambil menunggu Bu Sonya - guru homeschooling ditemani Lily. 10 menit kemudian Bu Sonya datang Alea pun berlari kecil lalu memeluk Bu Sonya, Sonya sudah lama menjadi guru homescholing Alea menyebabkan dirinya sangat dekat dengan Alea. Bu Sonya memulai pelajarannya jika sekolah formal Alea sudah kelas 2 SD, namun fisiknya yang lemah membuat ia harus homeschooling terkadang dirinya heran mengapa ia tidak bisa seperti anak seumurannya yang bisa bercanda ria dengan teman - temannya, dan bisa memakan bebas apapun yang ia mau. Alea pun selalu merengek meminta dirinya didaftarkan disekolah formal, Tetapi Lily dan Dirga selalu bilang jika ia istimewa dan harus selalu dijaga oleh kedua orang tuanya Alea yang masih kecil hanya bisa menuruti perkataan ayah dan mamanya, mungkin ini yang terbaik untuk Alea kecil. 

Sudah pukul 12. 00 wib. Bu Sonya pamit pulang karena sudah selesai pelajaran hari ini Alea mengantarkan Bu Sonya lalu menghampiri mamahnya yang tengah memasak untuk dirinya, Alea memeluk mamahnya dari belakang Lily yang sadar berbalik lalu menyamakan posisinya dengan Alea. Wajah Alea memelas pada Lily, mamanya yang paham lalu berubah menjadi tegas Alea ketakutan lalu berlari kemeja makan, Lily melanjutkan masakannya kali ini ia memasak bubur manado kesukaan Alea dimana Alea sendiri hanya boleh memakan sayuran hingga usia sudah 12 tahun baru ia diperbolehkan untuk makan bebas. Lily menghidangkannya dan ditatap binar putri kecilnya ia pun menyuapini Alea, putri kecilnya sangat lahap sampai menambah dua porsi Lily tersenyum bahagia melihat perkembangan Alea yang signifikan. Setelah selesai Alea kembali menghampiri mamahnya, Lily hanya menatap dengan wajah bertanya.

"A-aku mau pergi ke taman mamah, Alea bosen dirumah terus," ucapnya sendu Lily tampak berpikir lalu menyetujui dan bersiap pergi ke taman, yang tak jauh dari rumahnya. Alea sangat senang hingga berlari kesana kemari, Lily hanya tersenyum dan membiarkan putri kecilnya bersenang - senang, Namun dari arah berlawanan sebuah mobil sedan dengan kecepatan diatas rata - rata ingin menabrak Alea, Lily yang melihatnya langsung berlari menyelamatkan putri kecilnya ia mendorong keras Alea dan menyebabkan putrinya terbentur aspal dan pingsan seketika tetapi dirinya dihantam mobil sedan, tubuhnya terpental hingga 2 kilometer. Pengunjung yang berada disana berteriak histeris lalu menghampiri Alea dan mamanya, salah satu pengunjung memanggil ambulance lalu menghubungi Dirga dengan handphone milik Lily yang terjatuh. Ambulance pun datang dengan sangat cepatnya lalu membawa dua korbam tabrak lari menuju Rumas Sakit Husada, sedangkan Dirga langsung menuju Rumah Sakit membiarkan meetingnya tertinggal sekarang yang sangat penting ialah kondisi kedua perempuan yang sangat berarti dalam hidupnya, Dirga mengendarai mobilnya diatas rata - rata menyalip semua mobil yang berada didepannya, tak peduli dengan teriakan para pengendara yang marah olehnya. Ia sampai bersamaan dengan Ambulance yang membawa anak dan istrinya berjalan dibelakang dokter dan suster dengan perasaan sangat takut dan khawatir dengan kondisi Lily dan Alea, ia duduk menangis menunggu istri dan anaknya. Seorang Dokter keluar Dirga langsung berdiri dan mendesak sang Dokter.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

hopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang