wednesday : pelajaran cinta dari kak naya

661 166 116
                                    

chapter ini disponsori oleh calya





sejak minggu lalu, di alun-alun kota sedang ada pasar malam. aku sudah membuat janji dengan aji akan pergi ke sana. namun baru malam ini kami memiliki waktu luang untuk pergi.

kami menaiki scoopy aji, membelah jalanan kota yang padat hingga akhirnya sampai di pasar malam. syukurnya, malam ini pasar malam hanya ramai saja, tidak sampai berdesak-desakan sehingga kami masih dapat menikmati suasana pasar malam yang sudah lama tidak kami dapatkan. mungkin terakhir kali datang ke tempat seperti ini kami masih duduk di bangku sekolah dasar.

ketika sedang berputar-putar untuk melihat-lihat seisi pasar malam, nggak disangka aku melihat kak naya dan bang ical di depan rumah hantu. mereka berdua seperti biasa terlihat sedang bertengkar, entah mendebatkan hal apa lagi kali ini. tetapi aku tidak kaget sih melihatnya. semua orang pasti sudah kenyang disuguhi pemandangan pasangan itu adu mulut.

"lihatin apa, sih, ray?" tanya aji. mungkin tersadar aku menghentikan langkah karena tangan kami saling bertautan sehingga aji juga otomatis harus berhenti mengikutiku.

"itu nontonin bang ical sama kak naya berantem," jawabku seraya menunjuk ke arah yang kumaksut dengan dagu.

"loh mereka disini juga? ck, dimana-mana berantem mulu, heran."

"ih, lucu tau, ji. mereka tuh yang tadinya lagi berantem satu detik kemudian bisa tiba-tiba langsung peluk-pelukan lagi kayak nggak habis berantem."

"biasa mereka mah. berantem udah makanan sehari-hari."

"lucu banget," pekikku gemas.

"lucu darimananya? aku malah heran itu manusia dua berantem terus kerjaannya kok hubungannya bisa awet aja sampe sekarang. kalo aku mah capek, ray." aji menanggapi.

"ya setiap orang kan beda-beda, aji. nggak harus sama semua."

"tapi gimana ya, ray. aku tuh kadang masih suka nggak nyangka kalo bang ical akhirnya pacaran sama kak naya. sifat mereka aja jelas-jelas kayak kutub utara sama selatan. beda banget."

"tapi kutub utara sama selatan kalo di magnet kan saling tarik menarik, ji. ya wajarlah."

"nggak gitu maksutnya, rayaaa. kan bang ical itu tipenya yang mimpin, apa-apa harus nurutin dia, egois, posesif parah--"

"bentar, kok aji tau banget, sih soal bang ical?" potongku.

"kan aku mantannya bang ical, ray," jawab aji bergurau.

"ngawur!" aku memukul lengannya pelan. "dahlah lanjutin yang tadi."

"nah bang ical sukanya mendominasi, kalo kak naya kan setau aji, orangnya nggak suka diatur, ga suka dikekang, ga suka didominasi. makanya aji suka heran, ray. kok bisa mereka pacaran awet-awet aja padahal berantem terus kerjaannya. kirain aji dulu, tipenya bang ical yang manis-manis penurut gitu. nggak taunya titisan singa."

"ih aji kalo ngomong sembarangan banget!"

"serius, ray..."

aku geleng-geleng kepala mendengar segala ucapannya yang serius tapi tetap melantur kemana-mana.

"gini, ji. percaya nggak percaya, kalo dalam rumus jatuh cinta itu, yang cantik, yang nurut, yang baik, yang sopan, bakalan kalah sama yang 'klik' di hati."

from monday to sunday.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang