Chapter 1
Oleh windyles_***
Ocha benci hal seperti ini terjadi lagi.
Grasak-grusuk dari segala arah memenuhi kelas yang akan dimasuki Pak Dosen Sulaiman sekitar tiga puluh menit lagi. Hanya Ocha—yang duduk diam di kursinya, memandang malas ke arah teman-temannya yang sedang sibuk menyalin tugas.
Ya, jawaban massal.
Dan Ocha benci itu.
Malas, Ocha beralih pada jadwal kerja part time-nya—yang ia tulis di sebuah binder kecil. Tertera di sana bahwa hari ini dan besok ia bekerja di toko buku—lokasinya tidak terlalu jauh dari kampus.
Keributan masih saja menggema. Ocha berniat mereview hafalannya jika saja seseorang tidak menghalang pandang di depannya.
Mengangkat satu alis, Ocha mendongak—menemukan lelaki yang senantiasa menganggu hidupnya sebulan terakhir ini. Lelaki tersebut menyengir, menampakkan gigi rapi nan putihnya pada Ocha.
Alis Ocha kian tinggi, seolah meminta lelaki di depannya cepat-cepat mengatakan maksud dan tujuannya datang kemari.
"Ocha cantik! Liat tugas lo ya?" Leon— bertingkah imut berharap Ocha terbujuk. Sepersekon kemudian, tidak seperti yang diharapkan, malah wajah datar Ocha yang terlihat.
Ingat Ocha pernah bilang kalo Leon selalu menggangunya sebulan belakangan ini? Benar. Termasuk tentang tugas. Leon sangat beruntung ditempatkan di kelas yang sama dengan Ocha. Bahkan saat Leon memberi tahu jurusannya, Ocha sudah berpikir buruk tentang nasib dirinya ke depannya. Dan benar saja, nasib buruknya adalah Leon sendiri.
Lalu begitu saja buku tugas Pengantar Manajemen punya Ocha ditangkap Leon dengan tangkas.
"Ocha emang yang paling baik! Makin cinta, deh!" Leon menyebarkan kecupan-kecupan ke udara untuk Ocha seorang—ditanggapi Ocha dengan memutar bola mata jengah.
Ocha menggerakkan telapak tangannya— mengusir Leon dari hadapannya. Untung saja Leon menuruti, jika tidak mungkin saja Ocha akan merampas balik buku tugasnya dari dekapan Leon.
Lima menit kepergian Leon, akhirnya Ocha bisa menghirup udara segar.
Ocha memperhatikan sekelilingnya, teman-teman yang lain mengerubungi Leon. Ocha berdecak. Gimana mereka mau pinter kalo tugas gini aja nyontek?
"Leon, lo pelit banget sih! Bagi dong woi!" Teriakan Ashel menggema di penjuru ruang kelas.
Leon semakin mengangkat buku Ocha tinggi-tinggi ketika Ashel berusaha merebutnya.
"Enak aja lo! Ocha ngasih gue doang ya, bukan bagi-bagi kayak gini!" selorohnya menyebabkan sahutan berbagai decakan menggema setelahnya.
***
Materi kuliah hari ini sangat menguras tenaga dan pikiran. Untung saja, pekerjaan paruh waktu Ocha bisa mengalihkan pikirannya.
Apalagi menyaksikan dan memandangi konsumen sedang memilih buku, kadang mereka ragu mau beli buku yang mana, menjadi kesenangan sendiri bagi Ocha.
"45 ribu kak," kata Ocha seraya mengulas senyum ramah.
Gadis—yang sepertinya lebih muda dibanding Ocha memberikan uangnya. Tapi ada yang salah dengan gadis itu. Wajahnya tampak dipenuhi kegelisahan.
"Kenapa, Kak? Mau ganti buku, ya?" tawar Ocha.
Sontak gadis itu menggeleng tegas. "Ngapain ganti? Buku sebagus ini harus dibeli, Kak. Aku hanya menyayangkan satu buku yang nggak bisa kubeli hari ini. Uangku nggak cukup," paparnya sembari mengerucutkan bibir.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOL (LIFE OR LOVE)
Teen FictionHanya ada kata berjuang untuk hidup nya, tidak ada lagi yang dia pikirkan. Cinta? Benci? Dendam? Untuk apa? Hidupnya sudah lebih dari susah, dia tidak ada waktu mengurusi kata-kata itu. Orischa Tiana, kesehariannya hanyalah mencari uang dan ua...