ENAM TAHUN KEMUDIAN!
Galya memperhatikan ruang kerjanya dengan seksama, berpikir untuk kesekian kalinya apakah dia benar-benar akan pulang dan meninggalkan semua yang sudah diusahakannya di sini tanpa bantuan siapapun hanya dengan titik peluh dan tetes airmata.
Galya tahu dia terlalu mendramatisir, toh kenyataannya dia hanya pergi sekitar sebulan, setelahnya dia bisa kembali kesini lagi.
Tapi semua ini sudah seperti anak yang dia lahirkan, besarkan sampai hatinya sakit hanya untuk berpisah sementara.Menjadi perancang perhiasan terkenal dan sukses sebenarnya bukan impiannya. Semua itu hanya hobi yang mengantarkannya pada kesuksesan.
Niat awalnya yang hanya sekedar pergi untuk menenangkan diri sejenak malah berubah jadi sebuah kesempatan untuk memulai hidup baru, sesuatu yang tidak mungkin Galya lewatkan.Awalnya saat hatinya yang terluka terus menerus memikirkan Shual, Galya lari pada hobinya mengambar, terutama perhiasan, dia melakukannya di mana saja. Membawa alat gambarnya selalu.
Lalu satu saat seorang wanita menghampiri Galya disebuah restoran.
Dia baru selesai makan, tapi belum ingin keluar dari restoran tersebut, main ponsel juga bukan hobi Galya jadi dia mulai mengeluarkan buku dan alat gambarnya, mulai mencoret kertas saat bayangan sebuah perhiasan yang dia inginkan terbayang dibenaknya.
Saking semangatnya Galya menyelesaikan beberapa model gelang dan kalung.Wanita itu mendekat, memperkenalkan dirinya sebagai Tifa, yang kemudian hari baru Galya ketahui sebagai seorang pemilik toko perhiasan yang terkenal.
Tifa bertanya apa yang sedang Galya gambar dengan mata yang terus melirik buku gambar Galya.
Galya dengan malu-malu menunjukkan gambarnya.
Reaksi Tifa membuat Galya senang dan bangga.Lalu tifa mengajak Galya ngobrol, bertanya ini itu yang Galya jawab dengan jujur karena tidak sekalipun Tifa bertanya tentang hal pribadinya.
Setelah itu mereka berpisah tapi Tifa sudah meminta nomor Galya supaya dia bisa menghubunginya lagi.
Beberapa hari kemudian Tifa menghubungi Galya, mengajak bertemu di kantornya.Galya datang ke kantor tifa, mereka mulai ngobrol lagi dan kali ini Tifa menawari Galya sebuah kerja sama atau pekerjaan.
Galya tidak tahu apakah Tifa tahu siapa ayahnya atau tidak?
Kalau tahu siapa ayahnya apakah Tifa akan tetap menawarinya pekerjaan?
Galya yang tidak pernah bekerja atau mencari uang sendiri karena ayah yang bisa menyediakan semuanya, kali ini tanpa ragu menerimanya.
dia yakin mampu melakukannya.
Tifa sendiri tidak melarang Galya membuka kantor sendiri dan menerima pesanan dari luar selama kerjasama mereka berjalan lancar.
Uang bukanlah yang utama saat itu, Galya hanya butuh pengalih perhatian dan kesibukan.Saat melihat desainnya dijadikan sebuah kalung Galya mau menangis, tak pernah membayangkan ini semua jadi nyata.
Dia tak berhenti bilang terimakasih dengan mata basah.
Tifa tertawa dan bilang kalau dia tahu Galya pasti akan membuatnya bangga.
Perlahan nama Galya mulai dikenal. Dia tidak pernah memberitahu nama belakangnya karena tidak mau kesuksesannya dikaitkan dengan papa.
Dan terutama sekali dia tidak ingin Shual atau siapapun tahu dimana dia, yang tahu hanya papa. Hanya papa yang Galya percaya.Dua tahun kemudian Galya berkenalan dengan Sinza.
Dipertemuan pertama mereka Sinza sudah menunjukkan ketertarikan luar biasa padanya.
Sinza dengan gigih mencoba menerobos pertahanan Galya tanpa kenal menyerah.
Dua tahun kemudian barulah akhirnya Galya mau memberi Sinza kesempatan.
Bukan karena dia perlahan bisa membuka hatinya untuk pria tersebut tapi karena dia yang lelah menolak Sinza, menerima lebih mudah dari menolak!Hubungan mereka terasa hambat bagi Galya yang bahkan merasa tidak nyaman setiap kali Sinza menyentuhnya.
Bahkan saat Sinza menciumnya untuk pertama kali dengan setengah memaksa setelah mengantar Galya pulang, Galya langsung lari ke kamar mandi dan muntah hebat.
Malam itu memimpikan ciumannya dan Shual.Galya benci pada kenyataan kalau dia masih belum bisa melupakan pria tersebut.
Galya selalu marah setiap kali mengingat kebohongan pria tersebut, bagaiamana dia mempermainkan Galya.Sesekali terbit rasa penasaran di hati Galya.
Dia ingin tahu bagaimana kabar Shual tapi keingin tersebut selalu tunduk pada egonya yang besar.
Galya tidak sudi mencari tahu semua yang berhubungan dengan Shual.
Bahkan saat bicara dengan papa, Dia memastikan nama Shual tidak pernah disebutkan.Sinza tidak akan pernah menjadi suaminya, bukan karena Galya masih bermimpi menikah dengan Shual tapi karena dia tidak ingin menikah dengan pria manapun di dunia ini.
Bayangan pengkhianatan Shual membuat Galya trauma sampai mati.
Tidak akan ada yang namanya pernikahan dalam hidupnya.
Galya lebih suka menikahi pekerjaannya yang tak pernah mengkhianatinya dan selalu menuaskan ego Galya yang tinggi.Sinza hanya akan mendampinginya sampai pria itu bosan atau sadar bahwa hubungan mereka tidak akan bergerak ke arah selanjutnya.
Tapi jujur saja Galya salut melihat kesabaran Sinza yang selalu diperlakukan dingin atau ditolak setiap kali dia ingin membawa hubungan mereka ke tahap selanjutnya.
Hubungan mereka hanyalah sampai batas ciuman, lebih dari itu impossible.!Sekarang papa meminta Galya pulang, menghadiri pernikahannya dan tante Rosi yang selama ini sudah menjadi sekretarisnya.
Tante Rosi mulai bekerja dengan papa saat umurnya delapan belas tahun.
Dia putri dari sahabat mama yang meninggal karena sakit dan menitipkan tante Rosi pada mama.
Karena tante Rosi tidak mau menerima bantuan tanpa melakukan apapun, mama meminta papa menerima Tante Rosi jadi assisten sekretarisnya.
Saat sekretaris yang lama pensiun, tante Rosi naik menggantikannya.Galya tahu kalau wanita lembut itu mencintai papa semenjak pertemuan pertama mereka tapi menutupinya rapat-rapat karena dia memang bukan wanita nakal penggoda yang suka merebut milik orang lain.
Bahkan mama yang sudah meninggal juga tahu itu, diam-diam saat mama sakit dia meminta Galya membujuk papa untuk menerima tante Rosi.
Papa juga pasti tahu tapi selama ini demi mama dan Galya dia menutup mata, memilih pura-pura tidak tahu.
Galya mencoba melakukan permintaan papa tapi itu malah membuat papa sedih hingga akhirnya Galya memilih diam dan menunggu takdir bekerja.Galya senang akhirnya papa membuka hatinya. Sepuluh tahun setelah mama meninggal akhirnya papa menikah lagi.
Galya mungkin akan keberatan jika itu wanita lain, tapi ini tante Rosi, yang terbaik bagi papa.
Dia tahu papa pasti kesepian setelah dia pergi dan karena itu juga mungkin papa akhirnya sadar kalau tante Rosi selalu ada untuknya.Saat papa nenelpon dan mereka bicara, Galya sudah bisa menebak kalau papa mulai membuka hatinya.
Mungkin karena tidak ingin mengecewakan Galya yang merupakan si nomor satu di hatinya, papa bertanya dulu padanya tentang keinginannya melamar tante Rosi.
Sesuatu yang sudah Galya impikan dari dulu.
Galya menangis mengingat pembicaraannya dan mama.Reaksi Galya yang menjerit senang, membuat papa lega luar biasa.
Seminggu kemudian papa memberi kabar kalau Tante Rosi sudah menjadi tunangannya
Rencan awal papa akan menikah setahun lagi.
Tapi mendadak beberapa bulan yang lalu, papa bilang dia harus menikah dengan tante Rosi.Dan sekarang acara yang ditunggu-tunggu hnya menyisakan waktu sebulan lagi.
Karena ini pernikahan papa, apapun alasannya Galya pasti akan pulang.
Dia akan Membuktikan pada papa kalau dia benar-benar mendukung hubungannya dan tante Rosi.
Galya akan ada di sana, menyaksikan semua prosesnya dari awal sampai akhir.
Membuktikan pada semua orang kalau dia baik-baik saja dan bisa sukses tanpa nama Dinzli dibelakangnya!Lalu setelah semuanya, dia akan pergi tidak akan pernah kembali lagi karena dia tahu papa berada di tangan yang tepat.
Galya akan melupakan semuanya, meninggalkan di belakangnya tanpa pernah menoleh lagi*******************************
(20122020) PYK.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendalam
RomanceSebelum baca follow dulu ya. Setelah baca harap tinggal kan Vomen. Blurb: Malam menjelang pernikahan Galya menemukan Shual calon suaminya tidur dengan wanita lain, di bakal kamar pengantin mereka! Bagaimanapun Shual bersimpuh memohon dan menjelask...