Anak Tk 3

44 7 0
                                    

Hari senin...

Setelah ke ruang guru dan bercuap-cuap sebentar dengan 3 guru lainnya, Anemone mengambil tas dan setumpuk buku untuk pelajaran anak muridnya hari ini. Dengan langkah santai, ia menuju kelas Fantastic, kelas tempatnya mengajar. 'Mungkin nama kelas juga berpengaruh pada kelakuan murid' pikir Anemone setelah beberapa hari ia mengajar. Buktinya, semua anak didiknya itu punya sifat luar biasa fantastis. Sudah luar biasa, fantastis pula. Keren kan?

Krieett

Anemone menggeser pintu kelas secara perlahan. Masih sepi dan hampa, seperti hidupnya. Kelas terlihat bersih dan gorden-gorden jendela kelas sudah terbuka karna pasti Mang Saleh—cleaning service— membersihkan kelas pagi-pagi sekali. Pria berkacamata tersebut masuk dan langsung duduk di meja guru, mulai mengoreksi satu persatu tugas berhitung yang dikerjakan kemarin.

Anemone mengoreksi tugas murid-muridnya dengan cepat namun teliti. Setelahnya, Anemone menumpuk buku-buku tersebut agar rapi kembali. Ia melirik arloji perak yang melingkar di tangan kanannya.

07.39

Anemone menghela napas. Ia beranjak dari tempat duduknya karena merasa haus. Tak sengaja, dompet yang diselipkan di kantung celana, jatuh dan terbuka. Tepat memperlihatkan foto Anemone bersama seorang gadis cantik bersurai cokelat bob yang diletakkan sebagai penghias dompet.

Anemone menghela napas lagi. Ia mengambil dompetnya dan duduk di lantai, bersender pada tembok. Jemarinya menarik perlahan foto tersebut dari dalam dompet. Iris jernihnya memandang sendu foto Sang Gadis. Dia adalah Zinnia, mantan kekasihnya. Mereka putus 4 tahun yang lalu, dan semenjak itu lost contact pun melanda. Namun, Anemone masih sayang dan belum bisa move on walau sudah 4 tahun berlalu. Itulah alasan mengapa Anemone tak kunjung mempunyai pacar. Karena hanya Zinnia yang sudi menjadi pacarnya. Hahaha.

Anemone mulai mengenang kebersamaannya bersama Zinnia selama hampir 3 tahun. Rekor pacaran terlama yang dipegang Anemone. Padahal biasanya ia pacaran paling lama sehari, itu juga karena ceweknya lagi khilaf.

Penyebab putusnya Anemone sebenarnya sepele, namun kesalah pahaman yang terjadi di antara mereka memperumit itu semua.

"Itu siapa pak gulu?"

Sealun suara imut membuat Anemone terkesiap kaget. Ia menoleh dan mendapati Ellen, Gerbera, dan Gail telah berada di sampingnya tanpa disadari sama sekali.

"Eh.. Kalian sejak kapan berada disini?"

"Semenit lalu. Kami kila Pak gulu sakit makanya duduk di lantai. Telnyata lagi ngeliatin foto cewek" oceh Ellen.

"Itu siapa?"

Anemone tergagap, bingung mau menjawab apa. "A.. Ano.. I.. Ini—"

"Oh, oh! Gelbela tahu!" Gerbera mengangkat tangan kanannya sembari melompat-lompat kecil.

"Itu majikan Pak gulu kan?"

Hening.

"Bukan Ger.." Anemone mati-matian menahan kepalan tangannya agar tidak mendarat di rambut kuning Gerbera. "Ini.. Mantan kekasih Pak Guru"

Ellen, Gerbera, dan Gail melongo. "Mantan?"

"I.. Iya.. Hehe" Anemone menggaruk tengkuknya. Irisnya menatap ketiga muridnya yang menggeleng-gelengkan kepala berbeda warna rambut tersebut.

"Memangnya ada wanita yang mau belsama Pak gulu? Kalau ada, mungkin dia kena pelet dali Pak gulu" ucap Gail pedas.

"Gail, tidak boleh sepelti itu" Ellen menepuk pelan pundak Gail. "Bagaimanapun, Pak gulu masih doyan pelempuan!"

Anak TkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang