Getsuyobi No Yuutsu

689 64 2
                                    

Hari Senin, hari yang Boruto anggap hari terindah, Mendadak berganti tittle menjadi hari tersuram.

...

Rintik air turun membasahi bumi, awan kumolonimbus terlihat dari jendela kaca besar sebuah rumah dengan lantai 2.
Rumah itu milik anak dari Bapak Uzumaki Naruto dan Ibu Hinata Hyuga, ya Uzumaki Boruto. Mahasiswa tingkat akhir jurusan kedokteran.

Dilantai dua rumah tersebut, tepatnya dibalkon yang memang cukup luas, terlihat sekumpulan pemuda yang asik bermain panco, dengan peraturan yang kalah harus mentraktir yang menang sepuasnya.

Dua dari pemuda yang tengah bertanding itu, Iwabe dan Denki, anak Jurusan Teknik  sahabat si kuning.

"AYO BE, AWAS LU KALAH MALU-MALUIN  NANTI!" Seru pemuda berambut blonde, Inojin sambil mukulin kepala Iwabe.

"SAKIT BEGO! Gue lagi usaha ini!" Marah Iwabe, ia hendak melempar Inojin dari lantai 2 rasanya.

Iwabe saat ini tengah adu panco dengan Denki, yang mengejutkan adalah Denki bisa menyeimbangi kekuatan bertahan Iwabe.

"Ayo Denki! nanti kalau lu menang gue kasih nomornya Tsubaki!" Ujar Mitsuki yang jadi pendukung Denki, si kacamata yang mendengar hal itu, jadi bersemangat luar biasa, dengan penuh kekuatan Cinta, ia menjatuhkan tangan Iwabe.

"YEAY GUE MENANG! Seru Denki ia langsung berpelukan dengan Mitsuki, sementara itu Iwabe menatap tak percaya, dia kalah dari bocah kurus?!

"Aih! lemah lu Be, Lemah!" Inojin menjitak keras Iwabe, Iwabe tak tinggal diam, ia langsung mencekik leher Inojin.

"Weh ampun Be! Gue masih mau idup, masih mau nikah ama Hima!" Inojin mendramatisir.

Yang lain reflek melempari Inojin dengan kaleng bekas minuman. Sementara itu si pemilik rumah hanya menatap malas Teman-Teman Seperbodohannya.

"Ditunggu traktirannya, Ya Be!" Denki menepuk pundak Iwabe, perempatan imajiner muncul dikepala si topi merah.

Mitsuki duduk disebelah Boruto, si biru itu menyerahkan sebuah tiket konser.

"Bor, titipan dari Hima, gue baru inget." Ucap Mitsuki, alis si kuning bertaut.

"Kapan adek gue ngasih?" Tanya Boruto menyelidik.

"Kemarin, gue ketemu dia di halte, dia minta lo datang ke ni konser," Jelas Mitsuki.

Tatapan Boruto beralih ke tiket berwarna hitam dengan tulisan, Sara-Lovers.

Biar diperjelas, Boruto tinggal tak serumah dengan adik dan orang tuanya, dia mau belajar mandiri katanya. Selain itu, ia juga jarang bertemu dengan sang adik karena skripsi.

Si kuning menyimpan tiket tersebut disaku celana.

💐💐💐

Sesuai janji Boruto sekarang sudah berdri diantara kerumunan orang, oh Si kuning tak suka keramaian, juga, dimana adiknya? kenapa sedari tadi belim terlihat.

Si kuning mengambil ponsel disaku celana, ada sebuah pesan dari si adik.

Hima-Chan

Kakak, maafkan aku, aku tak bisa datang ke konser, karena Ka Inojin mengajakku jalan-jalan, Maafkan aku kak🙏🙏. Tapi Hima minta kakak nikmatin aja konsernya ya, Hima capek loh waktu ngantri beli tiket.

Enjoy Neechan😉

Boruto berdecak tak suka, oh ayolah ini hari minggu, hari dimana ia bisa mengerjakan skripsi sekaligus beristirahat.
Tapi terpaksa ia tunda hanya untuk menyaksikan acara musik? bukan dirinya sekali.

"SARADA KYAA!" Sorakan demi sorakan terdengar dari seluruh penonton, Boruto ingin keluar, namun tidak bisa karena orang-orang ini terus saja mendesak dirinya.

Lampu studio perlahan dimatikan, sinar putih menyorot sesosok gadis surai hitam dengan gaun warna merah selutut yang berdiri diatas panggung.

Tak lama terdengar alunan musik, bersamaan dengan terdengarnya suara indah nan menawan. Boruto tersentak, iris sapphire nya terpaku pada sosok gadis yang tengah bernyanyi dengan senyuman yang begitu manis.


Setiap gerakan dan suara gadis itu menyihir Boruto, tak sedikitpun si kuning mengalihkan pandangannya, apalagi dari senyuman manis itu. Jantung Boruto berdebar keras seakan mau keluar saat itu juga.


"SARADA!" Tanpa sadar bibirnya ikut menyerukan nama itu, nama yang mampu membuat Boruto terbang ke langit ke 7.

Boruto tak ingin hari ini berakhir, ia ingin terus melihat Si surau hitam

💐💐💐

Sejak hari itu, Boruto menganggap  hari senin adalah hari tersuram, mengapa? karena masih harus menunggu selama 6 hari lagi agar bisa bertemu dengan sang pujaan hati.

Boruto benar-benar menyukai si penyanyi, mulai dari Album, lightstick, poster, stiker, pakaian, bahkan lukisan  wajah Sarada ia memilikinya.

Teman-temannya pun ikut bingung, apa yang merubah si kuning pendiam itu.

💐💐💐

Ini hari minggu, hari paling membahagiakan untuk Boruto, karena hari ini ia bisa bertemu bahkan berbincang dengan Sarada saat Fansign.

Si kuning bersenandung ria sembari menatap jalanan pagi itu yang terlihat lengang.

Angin berhembus pelan, menerbangkan kelopak bunga sakura ke sembarang arah.

Tangan Boruto terulur guna mengambil salah satu kelopak bunga yang terbang dan jatuh ditelapak tangannya.

Bersamaan dengan datangnya seorang gadis dengan hoodie hitam. Netra biru Boruto bertemu dengan iris hitam si gadis.

"Itu Sarada! ayo cepat!" Seruan itu membuat Si gadis berlari, Kontak matanya dengan Boruto terputus, Boruto sadar dan langsung mengejar si hitam.

Setelah berhasil menyusul, Boruto menarik tangan si hitam ke sebuah gang kecil, keduanya beesembunyi dari kejaran fans.

Nafas Boruto dan Sarada tersengal-sengal,

"T-terima kasih, sudah menolong ku," Ucap Sarada.

Boruto mendadak ngeblank ia terdiam beberapa saat sebelum akhirnya tersadar si kuning itu tersenyum kikuk.

"Iya sama-sama."

End.

Getsuyobi No Yuutsu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang