Baka

387 48 3
                                    

Aku  terlalu bodoh  begitu
mencintai mu•

-Sarada
.....

Langit nampak biru cerah air bekas hujan semalam masih menggenang di jalan, angin berhembus menerbangkan beberapa helai surai hitam itu bibir nya terangkat membentuk senyum manis.

Langkah demi langkah ia berjalan menelusuri trotoar dengan ransel di punggungnya, kaca mata milik gadis itu sedikit berembun suasana dingin menyapa permukaan kulit putih gadis tersebut.

"Boruto, tunggu!" Teriak nya saat menatap laki laki bersurai kuning hendak menyalakan motor merah yang di kendarai nya, berlari menghampiri.

"Lo mau ke sekolah? Ikut ya," ucap Gadis tersebut sembari menaiki tempat duduk belakang.

"Turun!" Bentakan itu mampu membuat sang gadis terdiam kaku mata nya mulai berair, dia mengakui bahwa diri nya begitu  cengeng.

"Gue mau ikut sama lo," nada gadis itu terdengar lirih ia takut.

"Turun SARADA!" Bentak laki laki itu pada Sarada sontak ia langsung turun, menatap kepergian sang pujaan. Terduduk di trotoar yang tergenang air membuat rok nya sedikit basah, ia menangis dalam diam  lagi lagi usaha Sarada hanya di balas dengan bentakan.

Menangkup wajah kedua tangan nya basah akan air mata yang terus saja turun tak bisa berhenti, menangis  seorang diri.

......

Sarada s' pov

Menatap nya dari jauh adalah ke biasaan ku, dia begitu sempurna hampir tak ada celah untuk menjelekkan Boruto. Satu nama yang akan terus jadi pemilik hati ini, pertemua pertama ku dengan nya begitu klise tak ada yang spesial dari pertemuan itu kecuali hati ku yang terus saja ingin memilik nya.

Aku tau itu mustahil, aku hanya gadis biasa tak ada kemampuan yang bisa di tonjolkan dari ku.

"Sar, hoy lamunin apa lo?" Tanya Chocho sahabat dari TK, dia selalu menasehati ku untuk tidak lagi mencintai Boruto namun hati ini tak bisa lepas dari pemilik nama tersebut.

"Boruto lagi?" Chocho bertanya, rasa suka ku pada Boruto sudah tersebar satu kelas jadi hal lumrah kalau aku akan berteriak histeris kala berpapasan dengannya.

"Iya, tadi pagi gue di tolak lagi. Sakit ya," ucap ku. Itu memang kenyataan hati ku sakit di bentak oleh Boruto, aku sudah pernah mencoba untuk melupakan nya namun tak bisa hati ku sudah ada di genggaman Boruto.

"Lo, sih bandel di bilangin jangan ngejar ngejar Boruto, masih aja ngejar. Heran gue sama lo," ucap Chocho sambil menyesap es teh.

Sudah tiga tahun aku menyukai nya namun ia tak pernah mau menerima rasa cinta ini, aku juga tidak bisa memaksa untuk mencintai ku. Di terlalu sempurna untuk ku gapai bagai bumi dan langit, aku tak tau sampai kapan rasa ini terus berlanjut.

Ah lagi lagi ia berjalan melewati kelas ku, ingin rasa nya menghampiri namun Chocho menahan ku. Tak ingin aku mendapat bentakan lagi dari Boruto.

"Lo duduk sini aja gak usah samperin si bajingan itu," ucap Chocho.

"Tapi-"

"Lo diem di sini atau di bentak sama Boruto?" Tanya Chocho.

"Di bentak gak apa asalkan gue bisa liat muka nya," cicit ku pelan sebelum pergi keluar kelas menghampiri Boruto.

"Boruto!" Teriak ku, ia berbalik maju melangkah mendekat pada ku jantung deg deg kan.

"BISA GAK SIH LO ITU PERGI DARI HIDUP GUE, GUE MUAK SAMA LO TIAP HARI GANGGU GUE MULU. JAUH JAUH DARI HIDUP GUE JANGAN PERNAH NUNJUKIN MUKA LO LAGI!!" Bentakan Boruto sukses bikin seluruh Murid menonton, aku terkejut hanya  bisa berdiam diri air mata ku menentes apa sesakit ini mencintai mu?

Aku hanya ingin mencintai mu bukan menjadi musuh mu, perlahan air mata ku menetes manik biru itu menatap tajam diri ku.

"L-lo mau gue pergi?" Tanya ku dengan suara pelan, suasana hening.

"IYA JANGAN PERNAH NUNJUKIN MUKA LO LAGI, DASAR CEWEK BODOH BAKA!!" Bentak Boruto setalah itu ia pergi, lagi hati ku tergores oleh pisau tak kasat mata apa perjuangan ku selama ini belum bisa meluluhakn hati nya?

........

Setalah kejadian itu aku tak pernah bertemu dengannya lagi bahkan setelah lima tahun berlalu hati ku hanya jadi pemilik hati nya.

Pemandangan kota jepang sangat indah meski warga negara nya sibuk, langit senja menemani ku mengenang ingatan lampau yang tak bisa ku lupakan.

"Sarada-san wa sakura madamu to Sasuke-san no sōshiki ni iku yoteidesu (nona sarada ada jadwal mengunjungi pemakaman nyonya Sakura dan tuan Sasuke)" ucap sekretaris ku. Kedua orang tua ku sudah tiada mereka tertabrak mobil yang Membuat ku sangat terpuruk bahkan aku lupa bahwa waktu itu aku masih sekolah, bolos hingga sebulan.

"Junbi shimasu (aku akan bersiap)" balas ku sambil memakai mantel tebal, sebentar lagi salju akan turun.

.....

Surai kuning nya nampak berantakan ia memakai baju kantoran aku tak salah liatkan, Boruto mengunjungi salah satu makam yang kebetulan dekat dengan makan kedua orang tua ku.

Tersenyum hangat, namun ingatan di mana ia berteriak mampu membuat senyum ku pudar segera melangkah mendekat, ia tak begitu memperhatikan sekitar hingga tak sadar aku di samping nya.

"Pasti dia bahagia," ucap ku kala membaca nama yang tertera di nisan itu 'Himawari' adik Boruto tak kusangka ia lebih cepat pergi dari dunia ini.

"Kau-"

"Nama ku Uchiha Sarada senang berkenalan dengan mu Uzumaki Boruto," ucap ku tersenyum jujur saja aku rindu dengan nya, ingin saja aku memeluk Boruto erat namun sayangnya itu tak akan pernah terjadi kecuali takdir yang menentukan.

"Hmm," balas nya dengan singkat,
Kurasa setelah ia di tinggal oleh sang adik kepribadian nya berubah drastis.

"Sarada," nafas ku tercekat kala ia memanggil namaku untuk kedua kali nya.

"Ya?"

"Kekkon shite kudasai (menikah lah dengan ku)" ucap Boruto terdengar sepeeti perintah, apa ini setelah lima tahun lamanya ia malah ingin menikah dengan ku pasti ini mimpi.

"Ini bukan mimpi, Aishiteru( aku cinta kamu)" ucap Boruto dengan wajah serius.

"Sejak kapan?" Tanya ku dengan air mata berlinang.

"Sejak saat itu di mana pertama kali kita bertemu," balas Boruto, dia bilang sejak pertama bertemu.

"Kenapa bisa kamu membenci ku sampai menyuruh ku menjauh dari mu?" Tanya Ku dengan lirih.

"Aku ingin menunggu waktu kita sukses seperti saat ini, aku membentak mu karena tak ingin membuat perasaan ini makin besar agar aku bisa membuat mu bahagia kelak dan ini adalah waktu yang tepat, jadi apa kau ingin menikah denganku?" Tanya Boruto.

"Ya, hiks hikss kau membuat ku sakit," ucap ku sambil memeluk nya dengan erat.

Setelah kejadian itu hidup selalu di penuhi warna yang indah, kebodohan ku mencintai mu bukan lah bukan hal yang salah namun hal yang benar.

End°°°••

Jangan lupa dengerin lagu yang author post di atas ya di jamin bagus kok menurut author hehehe.

Holla minna gimana cerita kali ini? Sedih? Biasa aja? Kesal? Sakit hati? Hahaha author juga merasakan hal yang sama seperti Sarada menunggu tanpa kepastian sakit banget.

Jangan lupa vote and komen

🤧Salam author🤧

Getsuyobi No Yuutsu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang