Untuk seseorang yang (tak) berjarak
Apakabarmu sayang, apakabar dengan hati yang sudah kita sepakati...?
sepakat untuk memulai dan berteman dengan jarak, sepakat untuk saling mengenal, mencintai dan berkomitmen menuju yang lebih baik?
Kamu tak perlu sepenuhnya melupakan masalalumu, rapikan saja kenanganmu.
Kamu yang lebih tahu, sebagian kenangan yang pantas kamu bagi untukku dan sebagian kenangan yang harus kamu simpan sendiri. Bagaimana kamu ingin bersama seseorang menuju masa depan, sedang masalalumu saja masih selalu kamu rawat dan tak bisa kamu tinggalkan (sepenuhnya). Kadang untuk menceritakan kenangan itu perlu kehati-hatian sebab bisa saja yang kamu ceritakan melukai perasaan seseorang yang kini benar-benar ada dan ingin bersamamu.lagi menjalin komunikasi dengan mereka. Sekalipun sebenarnya tak ada perasaan yang lebih dan tak ada salahnya juga tetap menjalin pertemanan dengan mantan, tapi aku tak ingin mengulang dan menyakiti perasaan orang yang kini aku cintai dan mencintaiku. Aku sudah memulainya denganmu, mencintai dengan proses yang panjang. Jika setelah pertemuan kita esok - kamu berubah fikiran untuk tak lagi melanjutkan, mungkin aku bisa saja terima dengan lapang dada. Tapi perlu kamu ingat, cinta bukan sekadar unjuk kebolehan. Hakikatnya cinta tumbuh bukan karena sering, bukan karena ingin atau karena fisik belaka. Cinta tumbuh dan hadir dengan kesempatan yang diberikan berulang.
Dan jika pada akhirnya kamu bisa terima apapun tentang masa lalumu sendiri maka mulai saat ini kubur dalam-dalam, lupakan dan hentikan untuk tak lagi membuka dan mencoba mengulang kenangan, berjalanlah kedepan, berdirilah disampingku untuk melanjutkan perjalanan yang lebih baik. Begitu juga denganku, segala kekuranganmu, segala kekuranganku bisa menjadi dasar, ada cinta diantara kita. Itu saja yang kuingin darimu. Jika ada sesuatu yang kamu ingin dariku, sampaikanlah agar aku bisa segera memperbaikinya dan selalu ada disampingmu. Apa yang ku-punya hari ini, apa yang aku beri padamu adalah kepingan-kepingan yang ingin kususun bersama denganmu dimasa depan. Aku ingin, semoga kamu-pun demikian.
Katakanlah kita sedang berada diatas atlas, kertas bergambar peta dunia. Dan kita berada di titik yang berbeda. Terpisah. Tapi tenang saja ya, kita tetap berada di bumi yang sama, dihiasi benda langit yang sama, disinari matahari, dan dihujani air dari langit yang sama. Kita masih berada di tempat kita masing-masing yang (tak) berjarak.
Kamu tau apa yang sedang aku pikirkan saat ini ?
Aku sedang berpikir bagaimana caranya agar aku bisa melipat jarak di antara kita, melebur rindu yang selalu membuat kita berjaga sepanjang hari. Kau tahu? Tuhan menciptakan jarak sebelum akhirnya kita benar-benar tidak lagi berjarak. Tuhan menitipkan rindu sebelum akhirnya temu menjadi penawar. Aku terus berpikir sambil menunggu musnahnya jarak diantara kita. Hingga suatu masa, aku mendapatkan ketiadatahuanku tentang itu. Tentang rindu yang selalu ada untukmu. Tuhan ingin kita sama-sama saling mencari, mengasihi, mengamini dan bergegas ada disisi. Tuhan ingin kita menomor-satui-Nya : mencintai-Nya dengan segenap darah yang mengalir dalam tubuh, mengingat-Nya terus sebagaimana denyut nadi yang tak pernah berhenti. Dengan begitu, kita menjadi tau siapa diri kita sebenarnya. Dan kita menjadi tau siapa yang (pantas dan layak) untuk kita jadikan sebagai sosok yang tak berjarak. Karena Tuhan akan menyatukan insan yang sama kualitas imannya, bukan yang sama kualitas cantik dan tampannya. Atau... bukan pula yang sama kualitas kaya dan miskinnya. Sekarang kita sedang sama-sama belajar untuk itu, belajar untuk menjadi pribadi yang baik, belajar untuk mencintai dan menerima dengan segala perbedaan dan kekurangan. Hingga akhirnya, Tuhan ingin kita saling mencari dan menemukan. Terimakasih atas waktu dan kesempatan yang kamu berikan padaku. Kelak kita bisa sama-sama belajar untuk terus belajar disepanjang perjalanan kita demi mengabadikan jarak dan menggenggam erat jemari. Dariku seseorang yang selalu mencintaimu, yang selalu mengepal doa untuk jarak kita, seseorang yang selalu merindukan temu.
Hai distancers, surat diatas minle tulis ketika memutuskan untuk mencintai dan menjalin hubungan dengan kekasih yang berjarak. Dari surat diatas kami sepakat untuk memulai hubungan jarak jauh dengan cara yang baik, dengan niat menuju pernikahan - bukan hanya sekadar menikmati proses pacaran seperti pada umumnya, tidak. Kami ingin memulai hubungan ini dengan cara baik dan berakhir baik tanpa harus saling menyakiti dan meninggalkan noda. Jadi, buat kalian yang baru akan memulai atau sudah lama menjalani hubungan jarak jauh, tak ada salahnya dan coba deh untuk memperbaikinya bersama-sama demi kelangsungan hubungan jarak jauh yang lebih baik. Nah, menurut minle ada 2 tipe hubungan jarak jauh antara lain.1. Hubungan yang sedari awal perkenalan hingga ke jenjang berikutnya terjadi dalam bentuk jarak jauh, baru bersatu setelah menikah dan salah satu pihak mengikuti pasangannya ke tempat lain.
2. Hubungan di mana perkenalan dan kemudian memutuskan untuk merajut kasih terjadi dalam tempat yang sama, tapi kemudian harus berpisah sementara karena salah satu pihak harus pindah ke tempat lain. Entah karena tugas kerja, studi di luar, dll.
Bila kamu terpaksa mengalami salah satu dari kasus LDR tersebut, apakah responmu? Dulu, ketika belum memiliki pasangan alias jomblo, ketika mendapat pertanyaan tersebut, minle rasa akan memilih putus. Karena minle tak cukup yakin dapat mempertahankan hubungan, terutama rasa saling percaya, yang merupakan kunci utama LDR. Tapi siapa sangka, minle malah harus mengalami LDR tipe yang pertama!. Mengingat hubungan yang baru minle jalin masih muda, minle pun memberanikan diri untuk tetap melanjutkan hubungan jarak jauh tersebut. Saat itu, hanya bisa menjalani dengan pasrah dan tidak terlalu berharap apakah LDR ini bisa bertahan atau tidak. Banyak rintangan yang kerap dihadapi di awal-awal LDR, krisis kepercayaan pernah terjadi, apalagi yang namanya pertengkaran. Pada masa itu, pikiran untuk menyerah juga muncul, tapi suara hati yang lain mengatakan, "Jangan menyerah! Ini hanya ujian kecil." Sama dengan yang dilakukan oleh pasangan minle, kami berdua sama-sama berusaha mempertahankan hubungan dan saling percaya satu sama lain. Komunikasi tetap intens sehingga masing-masing mengetahui kegiatan satu sama lain. Tanpa terasa, sekarang sudah memasuki tahun ke.... (kasih tahu gak ya hehehe). Perjalanan kami masih panjang, semoga dapat berakhir bahagia dan berlanjut ke tahap selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
aku kamu dan jarak
RomancePernah gak kalian ngalamin yang namanya curiga, cemburu, kurang komunikasi ataupun berantem karena hal-hal sederhana saat LDR? Hal itu hanya sebagian kecil saja dari ratusan kerumitan saat menjalani LDR. Tapi, kalian gak usah khawatir! Jika kalian...