delapan puluh tiga

32 19 0
                                    

"Mau sampe kapan lo diem aja kayak gini? Sampe kapan lo gak mau jujur tentang perasaan lo ke Jihoon? Lo tetep pengen status lo sama Jihoon itu cuma sebatas sahabat doang?" ujar Minhyun bertanya kepada temannya yang sedang berada di hadapannya.

"Gimana ya Hyun, gue sebenernya udah pernah ungkapin perasaan gue ke dia, tapi dia tetep anggep gue sebagai sahabat doang enggak lebih" balasnya kepada Minhyun.

"Ya tapi lo apa enggak capek dengan status lo yang kayak gini? Gue yang ngeliatin aja capek Lin. Gue salut sih sama lo, seorang Lai Guanlin bisa tahan dengan status cuma sahabat sama Jihoon wkwkwk"

"Diem deh lo, nggak usah ngejek kayak gitu"

"Gue enggak ngejek ya wkwkwk. Oh iya, tumben banget Jihoon nggak telfonin lo? Biasanya jam segini tuh anak ngerengek minta makan siang bareng"

"Masih ada kelas mungkin" balas Guanlin simple.

Fyi, Jihoon sama Guanlin itu satu kampus tapi beda fakultas. Fakultas Jihoon ada di utara sedangkan Fakultas Guanlin ada di Selatan. Setiap makan siang, Guanlin rela menghampiri Jihoon ke utara dan nantinya Guanlin kembali lagi ke selatan.

Baru saja Guanlin menjawab obrolan Minhyun tiba - tiba ponselnya berbunyi menandakan ada telfon masuk dari Jihoon.

"Ada apa?" ujar Guanlin pertama kali setelah mengangkat telfon.

"Ayo makan siang bareng. Gue udah selesai kelas. Lo ada kelas nggak?"

"Nggak ada, mau pulang gue"

"Makan dulu ayo, gue laper banget. Gue tungguin di parkiran fakultas ya"

"Hmm. Tunggu disana jangan kemana - mana"

"Iya"

Pip

Setelahnya Guanlin berpamitan dengan Minhyun yang bangkit dari duduknya mau menuju ke parkiran.

"Jihoon? Ngajakin makan?" tanya Minhyun yang sudah tau jawabannya.

"Hmm. Ya siapa lagi kalo bukan itu anak yang ngajakin gue makan siang"

"Kalo kak Ong sama kak Daniel yang telfon enggak mungkin gue cuma diem aja, apalagi gue jawabnya kayak nurut banget. Kalo yang telfon mereka berdua, gue udah bacot kali"

"Lo emang terlalu bucin sih ke Jihoon. Coba deh lo bilang ke dia lagi tentang perasaan lo itu"

"Lo gila? Dia lagi deket sama Woojin"

"Makanya pepetin terus biar enggak diambil orang lain. Gue balik dulu ya, lo perginya hati - hati sama Jihoon"

"Iya iya. Udah sana lo pulang"

Saat Minhyun sudah meninggalkan parkiran, disusul oleh Guanlin yang meninggalkan parkiran untuk segera ke utara dimana Fakultas Ilmu Komunikasi berada.

Ilmu Komunikasi itu jurusan ya guys, masuknya ke Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sebacanya aku hehe. Tapi disini anggep aja Ilmu Komunikasi dipisah jadi berdiri punya Fakultas sendiri.

Setibanya Guanlin di parkiran Fikom, bisa dilihat dengan jelas Jihoon sedang duduk sendirian, mengayunkan kedua kakinya dengan lucu. Suara klakson mobil menyadarkan Jihoon dari lamunannya dan Jihoon pun segera berlari kecil menuju mobil Guanlin berada.

"Mau makan dimana?" tanya Guanlin saat Jihoon sudah masuk dan sedang memakai seatbelt.

"Lagi pengen makan chicken katsu" balasnya melihat ke arah Guanlin.

"Oke" balasnya singkat dan langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang untuk keluar dari lingkungan kampus.

Suasana di dalam mobil sangatlah hening, Guanlin fokus dengan kemudinya sedangkan Jihoon fokus dengan ponselnya. Tidak ada sepatah kata yang keluar dari mulut keduanya.

"Lin" panggil Jihoon pada akhirnya tetapi Guanlin diam tidak menjawab panggilannya.

"Guanlin" panggilnya lagi, kali ini Guanlin tidak menjawab melainkan menoleh ke arah Jihoon.

"Gue besok senin mau pergi" ujarnya memberitahu.

"Pergi ya pergi aja kali Ji. Kok izin ke gue segala sih. Harusnya lo izin ke mama papa lo" balas Guanlin tetap fokus ke jalanan.

"Ya gue pengen aja izin sama lo hehehe, lo kan sahabat gue" balasnya dengan senyuman manis.

"Hmm. Emangnya lo mau pergi kemana? Sama siapa?" tanya Guanlin yang penasaran.

"Mau pergi sama Woojin hehehehe, kemananya belom tau sih. Soalnya dia yang ngajakin" ujar Jihoon terlihat bahagia, Guanlin melihatnya dari samping retinanya.

"Hati-hati" balas Guanlin simple.









Cerita ini akan berlanjut 😊

Gembul x Tiang Part II [PanWink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang