PRANK!!!
Tak sengaja lelaki itu memecahkan vas bunga kesukaan Mamanya. Segera lelaki itu menyembunyikan pecahan tersebut. Aku yang melihat di tangga, langsung menghampiri nya.
"Sini aku bantu kak," tawar ku ingin membantu lelaki itu.
"Pergi aja lo, gak usah sok baik!" tolak lelaki itu menghempaskan ku.
"Tapi kak, aku cuma mau bantu kok," ujar ku sambil berusaha meyakinkan.
"Udahlah, diem aja lo!" balas lelaki itu sambil menatapku sinis.
"Pergi sana!" usirnya, tak lupa sambil membersihkan pecahan vas bunga tersebut.Jika ia sudah menatapku sinis, lebih baik aku menuruti perkataannya. Kenapa? Karena bisa jadi aku akan disakiti lebih dari itu. Ya, aku tidak mau jadi korbannya.
"Oke, baiklah," ujar ku pasrah.
Baru saja berbalik badan, suara menggelegar keluar dari dapur.
"Suara apa itu?" teriak Mama dari dapur. Kakakku yang sudah selesai membersihkan pecahan kaca, bergegas menuju dapur. Ya, lelaki itu adalah kakakku."Mah, maaf ya, vas bunga kesayangan Mama pecah."
"HA! PECAH!!" Mama terlihat shock mendengar ucapan kakakku.
Asal kalian tau, vas bunga itu hanya ada 1 di dunia dan harga nya pun pasti sangat mahal. Sekitar 30 juta."Siapa yang pecahin?" tanya Mama yang masih shock.
"Adek, Mah," jawab kakakku, sambil menunjuk diriku yang berada di tangga.
"Adek lagi, adek lagi. Kapan sih adek gak buat masalah."
Aku yang melihatnya di tangga pun segera menghampirinya.
"Mah, bukan adek yang pecahin, kakak yang pecahin," sela ku."Halahh, gak usah bohong deh." Kakak ku yang berada di sampingku, menatap ku sinis. "Dunia udah pada tau, kalo lo paling ceroboh dan gak bisa boong. Muka nya aja keliatan," lanjut nya lagi dengan santai.
"Tapi beneran Ma, bukan adek yang pecahin," kilah ku."Terus kalo bukan adek siapa dong? Kakak? Gak mungkin kakak lah," kata Mama membenarkan ucapan kakak ku. "Beneran bukan adek, Mah," ucap ku lagi berusaha meyakinkan.
"Gak punya bakat boong lo, dek." timpal kakakku lagi.
"Coba kak, ceritain gimana kok bisa pecah," perintah Mama lembut.
Ia mulai menceritakan kejadian yang sebenarnya. Tetapi semakin lama, semakin tidak sesuai dengan kejadian yang sebenarnya.
"Kan adek turun, abis itu ke ruang tamu dan gak sengaja ke senggol vas bunga. Kakak langsung tuh nyuruh adek buat beresin, eh adek malah kabur. Akhir nya kakak deh yang beresin," papar kakak ku."Oh, jadi adek yang mecahin," jawab Mama bersiap menghukum.
"Bukan gitu mah cerita nya," protes ku mengepalkan tangan.
"Bukan gitu? Udah jelas jelas tadi lo yang mecahin! Gue ngeliat pake mata kepala gue sendiri, dikira gue buta!"
"Adek yang ngeliat pake mata kepala adek sendiri, kalo kakak yang mecahin vas bunga itu," pekik ku mulai emosi.
"Ah, sudahlah kalian berdua! Berantem mulu kerjaannya. Kakak ke kamar sekarang!"
"Adek! Ikut Mama ke luar!" perintah Mama.Sudah ku pastikan, aku yang akan menjadi korban, batinku.
Sementara itu, Kakakku mengintip di dekat tangga dengan senyum merdeka. Ini baru awal, batin nya.
Sedangkan di luar,
"ADEK! KAMU SUKA BANGET CARI MASALAH! KEMAREN MECAHIN PIRING KESAYANGAN MAMA! SEKARANG VAS BUNGA! MAU KAMU APA SIH!? GAK SUKA SAMA MAMA! MASIH MAU TINGGAL DI SINI! MASIH!? JAWAB!""Masih, Mah," jawabku.
"UDAH BERANI BOHONG YA SEKARANG! KEMARIN NYALAHIN KAKAK, UDAH JELAS JELAS KAMU YANG SALAH! SEKARANG, SALAHIN KAKAK KAMU LAGI, GAK SUKA SAMA KAKAK KAMU?! SIAPA YANG AJARIN KAMU BOONG?! SIAPA?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Like Rose
Teen FictionAretha Gabriella, nama yang unik. Seorang perempuan cantik berhati bak malaikat, membuat siapa saja ingin selalu dekat dengan nya. Tetapi keluarga nya merubah semua nya. Di saat keluarga adalah tempat untuk curhat, tetapi tidak dengan Aretha. Di rum...