Bagian 1

2 1 0
                                    

Dugh..   "Aduh"
Suasana ruangan yg semula ramai hening seketika, detik berikutnya mereka semua tertawa melihat seorang itu. 

"Bhahaha... Lu ngapain anjirr" tanya seorang siswa diselingi tawanya. Seorang  yang mendengar itu hanya bisa tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Please lah, ini hari pertama dia masuk ke kelas sebelass dan ia malah kejedot pintu, disaksikan teman sekelas pula. Aduhh malunya itu lohh..

"Maa, mei mau pulang ajaaa.. " batin seorang itu yang ternyata bernama mei. Meylisa Putri Kinandhita lengkapnya. 

"Mau berdiri di situ sampe kapann, mau nunggu sampe gw sama suga punya anak dulu lu baru mau masuk?" ucap temannya yang bernama Rahma membuyarkan lamunannya.  "E-eh iya ini mau masuk.. " jawabnya sedikit canggung. 

"Cewe aneh" batin seseorang

Hari ini, tepatnya hari Senin ini adalah hari pertama mei duduk dikelas sebelas. Dan dikelas ini yang dia kenal hanya Rahma dan Ifa yang juga teman sekelasnya di kelas sepuluh.

Baru beberapa langkah mei masuk ke dalam kelas itu, tiba-tiba ucapan Rahma memberhentikannya. "Eh tapi gw kan duduk sama ifa nih, trs lu duduk ama siapa dong Mei? "
Nah itu, sejak tadi pun Mei sibuk memikirkan tentang itu makanya dia sampai kejedot pintu tadi. Dia mau duduk sama siapa sekarang? Kalo dulu di kelas sepuluh dia duduk dengan icha, si kutu buku yang pendiam itu. Sekarang mereka sudah tidak sekelas lagi, Icha di kelas XI IPA 2 dan dia di XI IPA 3.

Ditengah lamunannya tiba-tiba, "Itu duduk situ aja sama Arkan. Lu belum ada temen sebangku kan Ar? " ucap seorang siswa yang entah Mei belum tau namanya sambil menunjuk meja kedua dari belakang. 

"Hah apaan sih, ogah gw duduk ama dia. Lu aja sana, trs gw sama si Bayu. " tolak seorang yang dipanggil Ar tadi. 

"Loh ga bisa gitu dong, lagian kan lu emang belum ada temen duduk Arr.. apa salahnya sih lu duduk ama si mei, eh iya kan nama lu mei? Apa jan jangan lu takut kita ceng-cengin ya karna duduk sama si mei? Atau malah jan jangan lu su-" 

"Ck apaan sih, yaudah lah serah" sela si Arkan cepat karena sudah mulai jengah dengab perkataan Ahmad yang mulai kemana-mana.

"Tuh dianya udah mau, sana duduk mei. Tenang Arkan ga gigit kok, paling cuma nyakar dia mahh" gurau siswa yang ternyata bernama Ahmad atau yang sering dipanggil Amad itu.

Mei hanya menjawab dengan sekali anggukan dan senyuman canggung. Mei pun mulai melangkah ke meja yang ditunjuk Amad tadi.

"ihh kok aku deg deg an gini sihh, padahalkan cuma duduk sebangku sama cowo doang" batin Mei.

"Eh, ekhm.. a-aku ij-inn duduk sini ya? " ucap mei dengan terbata karna gugup.

"Hmm. " jawab si cowo singkat padat jelas.

======

Ding ding ding dingg.. Saatnya jam istirahat pertama dimulai... Ding ding ding dingg*

"Huh akhirnya istirahat jugaa.. " helaan nafas lega itu berasal dari mei. Bagaimana tidak lega, sejak tadi ia terus menahan gugup dan terus terusan menahan untuk tidak berbicara dengan Arkan atau sekedar menengok ke arah Arkan. Karena sejak dia duduk di situ Arkan terus mengeluarkan aura dingin yang membuatnya sedikit tidak nyaman.

''Lu ga ke kantin? " tanya Arkan tak terduga.

Mei terkejut. "H-hah?  E-eh engga ini aku bawa bekal, jadi ga ke kantin." jawab mei disela keterkejutannya.

"Ohh" setelah itu Arkan langsung keluar kelas atau mungkin menuju kantin.

Jika kalian bingung kenapa mei tidak bersama Rahma dan Ifa, jawabannya ya karna mereka memang tidak dekat. Di kelas sepuluh pun mereka hanya akan saling menyapa jika ada perlunya saja. Mei memang termasuk orang yang introvert. Dia lebih suka menyendiri dan mengintropeksi diri daripada bersosialisasi. Tapi dia nyambung kok kalo diajak ngomong, dan dia juga jawab kalo ditanya. Ntahlah dia juga bingung dengan dirinya sendiri.

Sedangkan dilain tempat..

"Eh Ar, lu kok bisa bisanya sih masuk ke kelas unggulan. Perasaan lu sama bangornya deh ama kita kita, sering bolos jugaa, kok lu bisa masuk ke situ sihh. Lu pasti pake orang dalem kannn, udah lu ngaku aja. Tpi harusnya lu ngajak ngajak dongg" gerutu Gilang panjang sambil menampilkan wajah sebal yang dibuat-buat. Ia sebal, ia iri lebih tepatnya, karna Arkan bisa masuk kelas unggulan sedangkan dia dan ketiga teman lainnya tidak. Padahal menurutnya Arkan itu sama saja seperti mereka, sama sama nakal, sama sama suka bolos, sama sama suka rusuh. Walau bedanya Arkan ini memang sedikit lebih kalem dan lebih encer otaknya. Tapi sedikit loh ya sedikitt.

"Enak ajaa, sayang banget duit gw mending buat beli jajan ama elu elu padaa. gw juga sebenernya ogah tau ga masuk sana. Gila aja kali disana orang-orangnya rajin semua njir, calon dokter semuaa. Pas jam pelajaran pada diem semua, pada kaku kaku, ga seruu" jawab Arkan disertai curhatan.

"Udah sih terima ajaa, nikmatin. Omongan si Gilang mah gausah di dengerin, lu kan tau sendiri otak dia rada gesrek." bijak si Nanda.Mereka pun kembali fokus ke makanan dan pikiran masing-masing.

Ditengah lamunan, mereka dikagetkan dengan suara bel yang menandakan waktu istirahat sudah habis.

"Yaudah gw balik ke kelas dulu yaa" pamit Arkan kepada keempat sahabatnya itu.

"Buru-buru amat Ar, biasanya juga nangkring ke rooftof dulu" bingung Hasan.  "Lu gimana sih sann, dia sekarangkan udah berubah jadi anak teladan. Masa iya mau bolos. Ya kan Ar? " ledek Alfin sambil menaik turunkan alisnya.

Arkan tak menghiraukan ejekan para sahabatnya itu. Ia pun melangkah menuju kelas barunya. Entahlah dia seperti lebih tertarik ke kelasnya daripada bolos bersama sahabatnya.

Di tengah koridor, tiba-tiba ada yang menepok pundaknya.

"Ar?  Mau ke kelas lo?" sapa wanita cantik yang ber- name tag  Nesha itu.

"iya nes" jawab Arkan santai. Mencoba tetap santai maksudnya. Ya. Arkan memang menyukai Nesha sejak kelas 8 SMP. Tapi dia tidak berani mengungkapnya, takut ditolak katanya.

"Loh tumben biasanya lu milih bolos tuh sama empat curut lu." heran Nesha. Pasalnya ia dan Arkan ini selalu sekelas sejak kelas 8 SMP, kebetulan bukan?

"Gapapa nes, lagi pengen aja"

"Yaudah kalo gitu, yuk ke kelasnya bareng ajaa" ajak Nesha sambil menarik tangan Arkan. Huh..  tidak taukah Nesha bahwa tindakannya itu membuat jantung Arkan ber- dugem ria?

Akhirnya mereka pun tiba di kelas XI IPA 3, tapi tautan tangan mereka belum juga terlepas. Mei yang melihat itu tertegun seketika.

Kenapa?  kenapa Mei merasa tidak suka melihat Arkan berpegangan tangan dengan Nesha? Mei kan baru kenal sama Arkan sehari? Sedangkan rumor tentang Arkan dan Nesha sudah tersebar luas sejak mereka mpls dulu. Entahlah yang pasti Mei merasa dia tidak nyaman melihat kedekatan arkan dan Nesha.






















Jangan lupa tekan🌟
Kalo banya typo maaf ya, hehe. Baru part satu. Bismillah semoga sukaa ✨

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang