prolog.

2 0 0
                                    

Aku pernah merasa dititik terendah saat orang yang dicintai telah pergi oleh sang kuasa dan aku sangat terpukul atas kepergian mereka tetapi saat Alvaro, cowok yang ingin membuka hatinya untukku.
aku menerimanya tetapi rasa percayaku dikhianati olehnya dan rasa itu sakit sekali.

Aku Deandra, tidak tahu apa ending cerita yang aku jalani karena yang mengatur hanyalah Tuhan.

"Aku minta maaf karena melukaimu, bolehkah aku egois? Jika aku ingin kamu stay disamping aku. Setelah semuanya selesai, aku ingin kita bersama seperti biasanya." ujar Alvaro tampak putus asa dimatanya.

Aku tersenyum. "aku selalu stay bersamamu dan aku akan kasih kesempatan kedua untukmu. Jika kamu melanggar, aku tidak akan berpaling padamu lagi."

Alvaro mengangguk. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman dan ia langsung memeluk ku lalu pamit untuk mengurusi semuanya agar tidak kacau balau ke depannya.

📚
Aku tidak tahu  jika memang dia jodohku, aku hanya bisa berdoa dan menunggu selagi dia jodohku. Jika, bukan. Kuatkan aku dalam menghadapi kenyataan bahwa dia ingin menikahi orang lain.

“Kamu tidak usah datang ,Deandra.” ucap Sandrina kesal karena aku nekat pergi ke acara, mantan.
Aku menggeleng. Meski, air mataku ingin jatuh kembali tapi aku akan kuatkan bahwa aku bisa melihatnya bahagia dengan orang pilihannya. Aku juga sudah bahagia dengan pacaran bersama Bima, teman Alvaro dan kami sudah menjalin hubungan selama dua tahun lamanya tetapi perasaanku tak pernah berubah terhadap Alvaro karena aku tidak bisa melupakan kenangan bersamanya.

“kamu yakin?” ujar Eliza menatap aku dengan khawatir.

Aku mengangguk. Kami bertiga segara berangkat menuju acara dengan mobil Eliza dan tentunya Elizalah yang mengendarainya sedangkan aku yang sibuk melamun dan Sandrina yang berusaha mencairkan suasana yang hening.
Kami sampai di acara, dan kami langsung saja memasuki acara yang mau dimulai. Aku dapat melihat bahwa disana, di atas panggung terdapat Alvaro dan sang pengantin yang ternyata adalah orang yang pernah kami tolong, dia adalah Vanya.

“Oke, ijab kabul akan dilaksanakan tetapi sang pengantin wanita ingin berbicara untuk terakhir kalinya.”

Alvaro tampak menatap Vanya dengan heran. Vanya tersenyum yang dibalas senyuman manis Alvaro yang pasti aku tidak kuat melihat keduanya.

“aku sebagai pengantin ingin sekali mengakhiri acara. “para yang hadir menatap heran karena sang pengantin wanita berbicara demikian termasuk aku, Vanya tampak mengeluarkan air mata dan berkata. ”aku tidak bisa menikah dengan pria yang tidak benar-benar mencintaiku karena dia sudah terikat pada kekasih sebenarnya. Aku relakan kamu pergi ke tempat hati kamu memang berada di sana.”

Alvaro menatap tajam Vanya.” Aku ikhlas, mas.”

“Tapi...”

“Tidak apa, aku sering lihat mas melamun terus saat kita ingin menikah dan Vanya tidak mau mas terpaksa menikahi, Vanya.”

“baiklah, aku berharap Vanya dapat pria yang lebih baik dariku.” Alvaro terlihat bangkit dan berjalan menuju ke arahku?
Aku ingin pergi tetapi tertahan dengan suara lantang Alvaro, “maafkan aku, Deandra. Aku melanggar janji kita. Aku ingin menikahimu sekarang.” Aku menatapnya aneh dan tidak percaya karena dia mengucap demikian. ”maukah kau menjadi pengantinku?”
Aku menatap Bima yang tidak jauh dari kami. Bima mengangguk meski tampak sedikit tidak ikhlas

“Aku punya Bima, Al.”
Bima seperti menggeram. Dia mendekati kami, para hadirin seperti menjadi penonton dadakan jika seperti ini. “aku serahkan Deandra kepada pemilik aslinya.” Bima menggenggam tanganku dan menyatukan di telapak tangan Alvaro.

“Bima.”

“hus, aku tahu kalian sama-sama mencintai aku sebagai pihak yang ingin menyatukan kalian. Ikhlas lapang dada. Aku tidak bisa memaksakan perasaan seseorang, bukan? Bukannya ada banyak wanita di dunia ini dan aku sudah cari wanita yang pas untukku istrikan, tentunya.”

Aku menggeleng. “aku tidak mau nikah sama Alvaro karena aku sudah sakit karena janji busuk dari mulutnya.”

Alviano mendekat lalu merangkul aku.

“kalo kamu tidak mau menikah dengan Alvaro? Aku nanti akan mengambil kamu? Mau nikah denganku yang. Be**t ini atau tidak?”

“Alvaro!”

Alviano tertawa terpingkal-pingkal karena dapat mengancamnya dengan mudah.

Alvaro tersenyum manis lalu memasangkan cincin di jariku. “kamu sudah sah jadi istriku karena aku sudah ijab Kabul tadi dan itu adalah namamu, Deandra Mahendra.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DeandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang