Hari ini,Aku mengantarkan Nenek kerumah sakit bersama keluargaku,Mereka terlihat sangat cemas begitu juga dengan diriku .
“Abila ,Kamu apakan Nenek ?” tanya Papah sambil menyetir mobil dengan kecepatan tinggi .
“Abil, ga melakukan Sesuatu pah , Percaya sama Abila ” .
“Bohong , Chelsea sendiri yang liat Abila dorong Nenek ke kolam ”
“Ga Pah , Abila bisa jelasin ”.
“Diem kamu Billa , Semua gara gara kamu , kalo Sampek ibu saya kenapa kenapa , Saya tidak akan memaafkan dirimu Billa ” Ucap Papah tajam kepada ku .
“Mah , Billa_____ ”
“Kamu diem Bill, Kamu selalu bikin ulah. Contoh adek mu chelsea ini , dia selalu nurut sama Mamah papah ” .
Abilla menangis , kenapa keluarganya tidak ada yang percaya kalau Neneknya terpeleset dan jatuh ke dalam kolam renang .
Chelsea mengaku bahwa dirinya adalah Saksi mata jika Billa mendorong Nenek .
Tapi yang dia lihat hanya sebagian peristiwa .
Sesampai di rumah sakit Ratna di bawa ke ruang UGD . keadaannya sangat kritis , tangannya terasa sangat dingin dan tubuhnya terlihat sangat pucat.
“Dok bagaimana keadaan ibu saya ” Tanya papah saat pintu rumah sakit terbuka .
“Maaf dengan berat hati. Saya mengatakan ibu bapak meninggal dunia , kami sudah melakukan bantuan semaksimal mungkin ”
Ucapan dokter membuat papah terjatuh dan menangis meraung-raung di susul oleh ibu dan Chelsea .
Aku hendak menyusul ke dalam pelukan keluarga hangatku , namun yangan papah menyuruh ku diam .
Sejak kejadian itu Aku kehilangan keluargaku .
KAMU SEDANG MEMBACA
Senyuman Duka
Teen Fiction"Pah , Besok Pengambilan Raport " "Gak bisa , besok Ada urusan " "Mah ______ "Mama gak bisa , Besok ada perkumpulan di sekolah Chelsea " "Tapi siapa yang mau ngambil raport Abila" "Pikir sendiri " Abila menatap orang tuanya dengan sendu , Apa...