Satu

119 87 25
                                    

Sepertinya pagi hari ini cukup mewakilkan perasaanku, sebutir air mengalir begitu saja tanpa bisa dihentikan.
Baru saja aku merasakan kebahagian, kebahagian yang berasal dari kekasihku, keluargaku, bahkan sahabatku. hari demi hari dilalui dengan canda tawa tanpa henti.
Tetapi tuhan sepertinya memutar balikkan waktu, kebahagian yang telah ku capai kini telah berganti dengan sakit hati yang mendalam. Menjalin asmara bertahun tahun. lalu ditinggalkan dengan alasan yang jauh dari kata masuk akal, menurut ku itu hal yang sangat tidak logis. bagaimana dengan keluarga? sepertinya juga begitu. mendengar saja tanpa melihat itu salah satu pelajaran yang bisa kurangkum. bahwa tuhan menciptakan hambanya mata dan telinga agar bisa menilai bahwa lihatlah baru dengarkanlah.jangan lupakan satu pemeran lagi yang  tidak akan lupa. jika sahabat saling mendukung satu sama lain maka disini  Tidak.

Sepertinya skenario yang dibuat disini sangat membosankan semua. Kenapa takdir memilih  buruk untuk bersarang didiri sendiri, Kenapa tidak mereka? ya.. setidaknya masih ada yang kuasa untuk dipercayai. Sepertinya untuk sekarang takdir benar benar mempermainkanku. dimana katanya setelah hujan munculnya pelangi. Kalimat itulah yang selalu muncul dipikiranku dan kalimat itu juga yang selalu kutunggu. Dunia menuntutku untuk berdamai dengan keadaan, sementara keadaan membunuhku secara perlahan. Hati ditikam otak di banting. sebercandakah itu hidup??

Keyra Margareta, semarang, 22mey2020

Story By Keke (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang