"Lo harus ketemuan sama Deon malam ini," ujar Fika yang enteh sejak kepan berada di ambang pintu kamar sang adik.
Mata Fira membelak sempurna saat mendengar perintah sang kakak, gadis ini memang sering mendapatkan perlakuan kurang baik dari saudara kembar dan papanya sendiri.
"Aku gak bisa kak," jawab Fira, mencoba seberani mungkin sambil menatap manik mata saudara yang berubah berwarna merah akibat marah.
"Lo mau gue aduain sama papa?" ancam Fika dengan amarah yang hampir meledak.
"Tapi, kita beda kak, lihat pakaian aku dan lihat pakaian kakak," jelas Fira sambil menunjuk dirinya dan sang kembaran.
"Lo tinggal ubah aja cara pakaian Lo, gampang kan?" ucap Fika santai membuat tubuh Fira menegang.
"Kalau untuk itu, aku gak bisa kak," tolak Fira halus sambil melipat sajadahnya.
"Gue adu-in ke papa, dan jangan salahin gue kalau Lo di usir dari rumah ini," putus Fika yang berbalik, pertanda akan pergi.
"Tunggu kak," cegah Fira membuat langkah Fika berhenti.
"Aku mau, tapi kalau untuk mengubah pakaian syar'i aku ke gaya pakaian kakak, aku gak bisa," ujar Fira sambil menunduk.
Beginilah hidup seorang Fira Nagata, keluarga bagaikan musuh dan rumah bagaikan neraka. Semua itu terjadi karena kepergian sang mama saat berusaha melahirkannya setelah Fika, karena itulah gadis malang itu mendapatkan perlakuan tak pantas dari sang ayah dan seluruh keluarganya termasuk nenek dan kakeknya.
"Ok, tapi kalau Deon nanya, Lo harus jawab dengan mulusnya agar dia gak curiga, kalau Lo bukan gue," ucap Fika yang mendapatkan anggukan setuju dari Fira.
"Jam delapan, Deon bakal jemput." Setelah mengatakan hal tersebut, Fika langsung pergi dari kamar sang adik.
Deon dan Fika sudah mejalin hubungan selama satu tahun, bahkan Deon sudah sangat mengenal seluruh keluarga Fika kecuali Fira, Deon tidak mengetahui bahwa Fika mempunyai saudara kembar karena saat Deon mendatangi kediaman gadis itu, Fira selalu di sembunyikan oleh sang papa, agar Deon tidak menyukainya, secarakan wajah Fira dan Fika sangat mirip.
***
"Deon, kamu mau ke mana?" tanya Salma, mama kandung Deon saat melihat anaknya yang hendak keluar dari rumah.
"Jemput Fika," jawab Deon acuh tak acuh.
"Perempuan itu lagi," cetus Salma sambil memutar bola matanya sebal.
Bukan tanpa alasan ia tidak menyukai Fika, saat pertama kali bertemu dengan Fika, ia sangat menyukai gadis itu, Fika cantik dan pintar, namun lama kelamaan Salma mulai mengetahui sifat busuk gadis itu, yang selalu saja meminta uang pada anaknya, bukan itu saja. Bahkan Fika berani meminta mobil dan apartemen pada Deon.
Kenapa Deon masih bertahan?
Jawabnya karena ia mencintai Fika, namun pertemuan kali ini, Deon ingin meminta putus pada gadis itu, karena ia juga sadar bahwa ia dimanfaatkan."Deon pamit," pamit Deon sambil menyalami tangan sang wanita yang telah melahirkannya.
"Umur kamu sudah 27 Deon, seharusnya kamu jangan main-main lagi dengan urusan wanita," ujar Salma sambil menatap wajah anaknya lekat.
"Gimana kalau kamu, mama kenalkan sama Sinta, anak Tante Dewi teman mama," saran Salma mendapatkan pelototan dari sang putranya.
"Deon gak suka, Deon bisa cari sendiri gadis yang baik buat Deon dan buat mama," ujar Deon.
"Mama harap gadis itu bukan Fika," Deon merasa ragu jika harus mengganguk, jadi ia memilih pergi saja dari hadapan sang mama.
***
Deon memasuki perkalangan rumah kekasihnya dengan perasaan yang campur aduk, ia sedang mencari kata-kata yang cocok untuk memutuskan Fika.
Belum sempat kakinya menyentuh anak tangga yang menghubungkan lantai dasar dan kamar Fika, seorang gadis berdiri dihadapannya dengan hijab syar'i dan baju gamis yang panjang hingga mata kaki.
Gadis itu nampak menunduk sambil meremas tangannya kuat, gadis yang sekarang berdiri dihadapan Deon, tak lain dan tak bukan adalah Fira, adik Fika.
"Fika?" Tanya Deon tak percaya, ini bukan style kekasihnya, seolah-olah Deon sedang berhadapan degan orang lain.
"I--ya mas," jawab gadis itu gugup, dengan wajah yang masih menunduk.
"Kamu kok berubah?" tanya Deon sambil mencoba menyentuh wajah gadis itu, namun belum lama tangan Deon berada di wajah Fira, tangannya langsung ditepis oleh gadis itu, membuat Deon semakin binggung.
"Kita mau kemana?" tanya Fira mencoba mengalihkan pembicaraan.
Hal tersebut langsung membuat Deon semakin heran, bukankah mereka sudah merencanakan tempat yang akan mereka datangi malam ini, namun kenapa gadis itu tidak mengingatnya.
"Bukankah kita sudah merencanakan untuk datang ke puncak malam ini?" tanya Deon heran membuat Fira mati kutu.
"Tidak, kurasa tidak baik dua insan yang belum mahram berduaan, lebih baik kita kerumah mas saja," usul Fira, pasalnya gadis itu tidak pernah berduaan langsung dengan pria yang bukan mahramnya.
Belum selesai kebingungan tadi, sekarang Deon kembali merasa binggung, bukankah gadis itu tidak menyukai hal-hal yang mengenai rumah dan keluarganya, jadi apa yang gadis itu bicarakan sekarang.
Tinggalkan jejak kalau suka🙏🏼
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT TWINS
HorrorAlfira dan Defika, dua saudara kembar yang dianugerahkan sikap yang bertolak belakang, dimana Fika yang terkenal dengan sikapnya yang nakal dan Fira yang terkenal dengan sikap lembut dan keibuan. Fika mempunyai seorang kekasih yang bernama Deon, seo...