♦Part: II

239 4 2
                                    

_Milih yang gimana? Yang jelas banyak duitnya_

Meja kantin di pukul pukul kencang beberapa kali oleh sekelompok siswa siswi yang duduk di pojokan, terlalu padat orang orang yang mengantri membuat mereka sesekali tersenggol tidak sengaja. Beginilah sekolah negeri, tidak ada fasilitas istimewa untuk masing masing siswa. Tidak ada jatah makan siang dengan lauk pauk 4 sehat 5 sempurna, mereka masih berada di ranah tempe mendoan, es teh manis, nasi goreng lima ribuan serta air putih gratisan.

Meskipun begitu, kantin mereka tak kalah enak saat menjajakan makanannya, ini bukan hanya soal kelas atas atau kelas bawah, kalau mengangkut soal makanan rakyat jelata seperti mereka lebih suka yang sederhana.

"Gue denger denger Risa ketahuan lagi jilat es krim di toilet cowok." suara pembukaan dari Amel membuat mereka semua membuka telinga lebar lebar.

"Gue udah nggak kaget lagi sih, dulu gue kira berita berita tentang dia tu hoax." Denis menyahut seolah dia sudah sering mendengar desas desus tentang gadis itu.

Mereka berlima mengangguk setuju, toh siapa yang tidak kenal Risa, dia jagoan open BO di aplikasi dating berwarna hijau itu.

"Bentar lagi Ara nyusul." Arabel menyemburkan air minumnya ke wajah Rio.

"Astagfirullah!! Jorok tolol." dengan tidak tahu malunya Rio menoyor kepala Arabel.

"Makannya kalo ngomong di jaga." mereka ngakak bersamaan.

"Gue nggak mau kalo cuma jadi pemuas napsu doang, hidup itu realistis cuy mending sama yang pasti aja yang duitnya keliatan." jelas Arabel.

Tidak munafik siapa sih yang tidak butuh duit di jaman sekarang, kalau Arabel menjadi Risa dia pasti memilih menjadi seorang sugar baby yang sudah jelas sama sama enaknya plus mendapat jatah bulanan, bukan hanya sekedar pemuas napsu belaka.

"Gue setuju sih, yaudah Ra mending lu mulai open BO aja dari sekarang." lagi lagi kepala Rio di geplak kuat oleh Ara cowok itu mengaduh kesakitan, tega sekali sahabatnya itu memukulnya berkali kali tanpa sebab.

IYA BAGI RIO TANPA SEBAB KARNA DIA TIDAK SADAR DIRI!

"Berita viral kedua, komite sekolah kita ganti astaga dan yang bikin berita ini viral adalah dia masih muda mungkin umuran 27 plus ganteng luar biasa." heboh Amel seakan akan sudah melihat si empunya wajah.

"Jangan kemakan hoax, mana ada cowok ganteng masih muda mau repot repot jadi komite sekolah." jawab Ara membuat teman temannya berfikir ulang.

"Iya juga sih, gue rasa Ara bener."
Sahut Rio.

"Lu iya iya aja meng!." caci Denis pada Rio.

"Stok kalimat Rio itu dikit, soalnya kapasitas otaknya di bawah rata rata geng jangan suka gitu sama Rio."

DEG!

ARA NGGA ADA AHLAK!

Teriak batin Rio menggebu gebu.

"Ara tau tau mulutnya jahat bener ya wey." protes Rio  bermuka melas.

Ketiganya tertawa keras, melihat anak satu itu selalu di nistakan oleh teman temannya sendiri.

"Sejak Smp lu baru sadar sekarang kalo Ara jahat? Gue akui kayaknya Ara bener, kapasitas otak lu dibawah rata rata."kata Denis sambil ngakak.

Kan lagi lagi ternistakan.

D

ubrak!!

"Tangan kosong cil kalo berani." ucap Arabel menyeka sudut bibirnya yang berdarah, beginilah Arabel setiap pulang sekolah dia pasti akan di ajak berkelahi oleh segerombolan anak jalanan tukang palak uang jajan anak sekolahan seperti Ara.

Tapi bukan Arabel kalau dia tidak melawan, enak saja uang jajan yang tidak seberapa itu di dapat dari hasil kerja keras ayahnya Arabel tidak akan pernah rela memberikannya pada sampah sampah jalanan seperti mereka.

"Tinggal kasih aja uang lu apa susahnya sih Ra?."

RA?  SOK AKRAB KALIAN DAKJAL!

Kesal Ara dalam hati.

"Ya susah lah bokap gue nyari duit buat ngasih makan gue bukan ngasih makan berandal jalanan macem kalian!." teriak Ara murka.

Sebenarnya Arabel tak ingin mengatai mereka tapi mau bagaimana lagi mereka yang memilih kabur dari rumah dan menjadi berandalan di jalanan tapi mereka juga yang mengeluh dan mengemis paksa pada anak anak sekolah yang melewati area mereka, idiot sekali.

"Sekali aja kek Ra, gue sama temen temen laper."

BUKAN URUSAN GUE LAH!
EMANG GUE BAPAK LU!

"Gue nggak main main ya cil, sekali emosi gue ratain tempat nongkrong lu, lu kira mentang mentang gue cewek terus gue takut sama lu? Cuih jangan harap."

Salah satu dari mereka langsung melempar balok ke arah kepala Ara untung gadis itu pintar mengelak, akhirnya tubuhnya yang terkena balok kayu.

SAKIT TOLONG.

Rutuk Ara dalam hati, dia tidak berbohong kali ini kalau mereka sampai bertindak terlalu jauh Ara tidak segan segan akan menghancurkan kepala mereka satu persatu.

Tanpa sadar dari belakang Ara di pukul keras oleh salah satu dari mereka, Ara jatuh tersungkur dia hampir tak sadarkan diri sebelum akhirnya samar samar dia melihat bocah yang di panggilnya ucil itu terpental jauh.
~
~
~
~

"Maaf  Tuan sepertinya ada masalah, di depan ada berandalan yang sedang memukuli satu gadis SMA." mendengar perkataan dari sang pengawal Gio mendelik, dia tidak percaya pengawalnya tidak menolong gadis itu tapi malah melapor padanya.

"Kau itu bodoh atau bagaimana! Cepat tolong gadis itu!." secepat kilat beberapa pengawalnya langsung berlari ke arah gadis yang sudah terkapar di tanah, saking penasarannya Gio ikut keluar untuk melihat apa yang sudah terjadi.

Hari ini Gio harus mengunjungi sebuah sekolah yang sudah di pilih ibunya, dia akan menjadi donatur sekaligus komite sekolah disana namun saat perjalanan kesana mendadak di tengah jalan ada segerombolan anak jalanan yang berkelahi. Gio tidak terlalu memperhatikan, karena dia kira anak itu bertarung anatara laki laki dan laki laki.

Tapi ternyata mereka menghajar gadis SMA yang dari tubuhnya saja benar benar kelihatan kecil, mungil, dan rentan.

Setelah para pengawalnya membereskan anak anak jalanan itu, Gio menyusul melihat gadis yang sudah pingsan itu tanpa banyak bicara Gio menggendong gadis itu masuk ke dalam mobilnya.

"Kita ke ruma sakit."
Titahnya pada sang supir.

"Tidak, kita kembali ke rumahku lalu hubungi dokter Clay." ralat Gio, sang supir mengangguk lalu melajukan mobilnya ke arah rumah sang majikan.

Bukan Sugar Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang