Rebutan kamar mandi

6.5K 46 1
                                    

Pagi-pagi jam 6 pagi aku dibangunkan oleh dering alarm hapeku. Namun juga sudah jadi kebiasaanku untuk menunda bangun tidur, habisnya pagi-pagi begini masih dingin. Aku pun hanya mematikan notifikasi alarm dan lanjut tidur.

Tapi tidak lama kemudian alarm kedua berbunyi, lagi karena aku masih belum bangun sepenuhnya aku pun tidak terlalu menghiraukannya. Dengan mengerahkan sedikit tenaga melawan ngantuk, aku pun hanya mematikan alarm hapeku sekali lagi.

Namun saat alarm ketiga berbunyi, itu berarti aku harus segera bangun.

Kenapa aku sampai harus menyetel banyak alarm di hapeku? Hmm... kenapa, ya... sebenarnya aku malas berpikir kalau masih setengah sadar begini, tapi memang sih aku ingat alasannya penting.

Oh iya!

Saat aku ingat alasannya, aku pun bangun sambil terkaget. Segera aku bangkit dari tempat tidur sambil menyingkirkan selimut dan menghampiri lemari baju di mana handuk mandiku tergantung dan akhirnya pun keluar dari kamar.

Pagi-pagi begini aku sudah heboh begini, tapi ini ada alasannya. Aku tergopoh-gopoh berjalan cepat menuju kamar mandi karena kalau aku bangun tidur agak telat begini, bisa-bisa kamar mandi sudah dipakai duluan oleh adikku.

Wah masih sepi, pikirku, berarti adikku belum masuk kamar mandi.

Saat tiba di depan kamar mandi aku pun langsung mencoba menekan gagang untuk membuka pintu, namun saat kudorong pintunya ternyata pintu kamar mandi tertahan tidak mau terbuka.

Adikku ternyata sudah ada di dalam kamar mandi.

"Dek! Kamu di dalem?" seruku memanggil.

"Apa, kak?"

Benar saja, suara adikku menjawab dari dalam kamar mandi.

"Iih, kamu tuh ya! Kan udah dibilangin kakak mau duluan!"

"Ya habis kakak ga bangun bangun!"

Memang iya sih, seharusnya aku mandi 15 menitan lalu saat alarm pertamaku bunyi.

Aku pun menepak pintu kamar mandi karena kesal sambil menyuruh adikku supaya cepat.

Sebenarnya tidak ada masalah kalau adikku mau mandi duluan, toh jam masuk sekolah kami memang sama-sama agak siang. Hanya saja masalah utamanya adalah aku selalu beser saat bangun pagi.

Termasuk hari ini.

Sudah tahu aku suka begini, tapi aku juga susah bangun kalau pagi. Sebenarnya untung aku tidak ngompol di kasur.

Mau tak mau aku pun menunggu di depan pintu kamar mandi dengan gelisah. Semakin lama menunggu semakin aku merasa ingin pipis. Apalagi mendengar suara air mengguyur di dalam kamar mandi membuatku semakin gelisah.

"Aduh, aduh!"

Aku mengaduh karena sempat merasa tidak bisa menahan pipis lagi. Memang sih, barusan aku pipis sedikit. Gara-gara itu aku semakin mendempetkan pahaku. Ketika aku melihat ke bawah, ada titik basah di paha celana piyamaku.

Sudah berapa kali aku begini, tapi biasanya aku bisa tahan sampai adikku selesai mandi. Tapi kali ini rasanya beda. Kali ini aku sudah tidak bisa tahan lagi.

Untuk saat ini aku sudah bisa menahan rasa kebeletku lagi, tapi entah sampai kapan. Belum lagi kalau adikku selesai, aku masih harus jalan masuk kamar mandi lalu menurunkan celana. Aku pun memutuskan untuk melepaskan celana piyama untuk menghemat waktu.

Celana piyamaku jatuh ke lantai. Aku mengeluarkan kakiku dari celana dengan hati-hati supaya tidak kelepasan pipis meskipun bawah celana dalamku sudah basah.

Untungnya begitu aku sudah menurunkan celana, kunci pintu kamar mandi terbuka.

"Ihhh, lama!" ujarku pada adikku yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk.

"Udah tuh!" balas adikku, "makanya bangun tuh pagi!"

Aku meringsek masuk mendorong adikku yang masih di tengah pintu untuk keluar. "Iya, iya. Berisik!"

Namun sial, gara-gara aku pun kelepasan pipis karena harus bergerak. Pipisku keluar saat aku sedang masuk kamar mandi, namun begitu di dalam sudah terlambat; aku sudah mengompol.

Aku pun menyerah. Begitu sampai di dalam kamar mandi aku pun jongkok. Pipis mengucur menembus celana dalam dan mengalir ke lantai kamar mandi.

"Tuh kan ngompol, makanya jangan kesiangan!"

"Ihhh," aku mendumel, "gara-gara kamu, nih!"

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang