Day-3

13 0 0
                                    

Sebuah kenangan

Sebuah kenangan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cinta itu buta.

pertama tama, perkenalkan tokoh utama dalam cerita ini. Dia R, cowok yang aku suka sewaktu aku duduk di bangku SMP. R adalah seorang siswa yang sangat terkenal di sekolah. Satu sekolah tau siapa dia.

Jadi pada hari jumat, aku dan kedua temanku, sebut saja mereka T dan S sedang dalam perjalanan menuju kerumahku karna aku akan izin ke orang tua untuk mengerjakan tugas Bahasa Inggris dirumah S. Saat didepan gang rumahku, aku dan kedua temanku melihat R sedang adu mulut dengan anak kampung sebelah yang menyandang status sebagai pacarku waktu itu. Aku tidak tau apa permasalahannya, aku dan kedua temanku berhenti untuk memisahkan mereka. Aku mengambil alih motor T untuk pulang sendirian dan meminta izin kepada orang tuaku. T mengiyakan ideku karna ia masih ingin memantau R. Takut takut mereka akan ribut lebih parah. Setelah minta izin, aku kembali ke tkp. Tapi pada saat itu, gue melihat T dan S membantu R yang tangannya berlumuran dengan darah. Waktu aku bertanya kepada T, T menjawab,

"Ditusuk sama TF (nama pacarku) pakai obeng"

Aku membawa R kerumahku. Saat melihat tangan R yang penuh darah dan bahkan darahnya masih mengucur deras, ibuku berlari untuk menghidupkan air keran didepan halaman rumahku dan menyobek kain untuk diikatkan ketangan R supaya pendarahan berhenti. Setelah pendarahan berhenti, aku, T, dan S mengantar R pulang kerumahnya.

Sebelumnya ibuku berpesan, jangan terlibat akan masalah ini. Jika diminta menjadi saksi, jangan mau, karna itu akan membahayakan untukku.

Tapi benar kata orang, cinta itu buta. Cinta itu bisa membuat kita menjadi bodoh. Aku malah menjadi saksinya R waktu itu

Orang tua R meminta tolong kepada gue, T dan S untuk menjadi saksi di kantor polisi. Kami di introgasi oleh polisi. Karna aku satu satunya yang kenal secara personal dengan TF, aku disurub pak polisi menunjukan dimana rumah TF dan menceritakan kehidupan TF. Aku mengikuti semua prosedur.

Sampai sekarang, ibu tidak tau bahwa aku pernah menjadi saksi untuk R. Jika ia tau pasti ia marah. Maaf ya bu, anakmu dibutakan oleh cinta waktu itu.

Selesai introgasi, kami semua pulang. Aku, T dan S tidak jadi mengerjakan tugas bahasa inggris yang akan dikumpul besok. Aku agak kecewa karna orang tua R maupun R tidak berterimakasih kepada kami bertiga.

Aku mengajak TF untuk putus hari itu juga. Karna aku tidak ingin berurusan lebih panjang dengan kasus ini. Untungnya TF menyetujui walaupun aku harus menerima kata kata kasar dari TF.

Hampir seminggu setelah kejadian itu, dihari kamis, aku dan teman teman sekelasku berkumpul di samping kelas karna itu tempat biasa kami 'nongkrong' disaat jam istirahat. R juga hadir saat kami sedang berkumpul di samping kelas. Karna disamping kelas jalannya agak sempit, aku tidak sengaja menyenggol luka tusukan ditangan R. R yang marah dan kesakitan, lalu berteriak kearahku,

"Sakit anjing!" Bentak R. Tentu saja aku sakit hati. Seminggu lalu, aku tidak jadi mengerjakan tugas dan berbohong kepada orang tuaku untuk menolongnya yang bahkan sampai detik ini tidak berterima kasih kepadaku. dan apa yang aku dapat? Bukan kata terima kasih, justur makian yang aku dapat. Semenjak itu, aku memutuskan untuk menutup hatiku untuk R.

Aku tidak benci R, aku hanya kehilangan rasa hormatku kepada R. Aku yakin R sama sekali tidak mengingat hal ini. Tapi aku akan selalu mengingatnya.

 Tapi aku akan selalu mengingatnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

14 november 2020

30 days challangeWhere stories live. Discover now