"oh tuhan kapan hidup ku yang seperti ini berubah?" pasrah heeyoung "kapan aku akan seperti kakak , yang benar benar berubah" ucap nya lagiDia masih merenung kan nasib nya di taman , padahal hari sudah mulai sangat gelap. Tapi ia masih saja merenung kan nasib nya yang tak pernah berubah sampai sekarang , semenjak sang ibu meninggal dunia.
"permisi nona , apa yang anda lakukan disini" tanya seorang yang berpakaian seperti manejer yang membuat heeyoung tersadar dari lamunan nya tadi
"oh maaf tuan aku tadi sedang merenung" kekeh heeyoung kepada manajer tersebut
"nona apa kau butuh pekerjaan?" tanya manajer tersebut , itu membuat mata heeyoung terbelalak . Apakah ini rahmat tuhan untuk nya
"iya aku sangat membutuh kan pekerjaan" jawab heeyoung antusias , membuat manajer itu sedikit tersenyum
"jika kau mau tuan ku membutuh kan seorang pembantu untuk mengurus rumah nya" ucap si manajer tersebut "dan kau bisa berkerja malam ini juga" timpal nya lagi
Oh ini membuat heeyoung ingin terbang ke angkasa tanpa membutuh kan roket . bagaimana tidak ini adalah hal paling pertama yang menawar kan nya pekerjaan walau hanya pembantu
"aku setuju" ucap heeyoung antusias , namun si manajer sedikit membuang nafas panjang
"tuan kau kenapa? Seperti nya ada masalah , jika ada cerita kan saja pada ku tidak perlu sungkan" ucap heeyoung dengan senyum manis nya
Si manajer pun sedikit terkejut atas kepekaan sang heeyoung membuat si manajer berpikir "aku tidak salah memilihnya sebagai pasangan hyung"
"tuan" panggilan heeyoung mengejut kan si manajer "oh maaf aku malah melamun" kekeh nya lagi
"baiklah , silahkan kau tanda tangani surat ini" ucap si manajer sambil mengeluar kan selembar kertas dari jas nya
"ini" si manajer memberikan kertas itu dan memberi pena kepada heeyoung , heeyoung langsung menanda tangani surat tersebut tanpa mengetahui isi nya
"ini sudah aku tanda tangani" ucap nya sambil mengembalikan kertas tersebut , manajer itu tersenyum lalu mengambil kertas itu dan memasuk kan kembali kedalam jas
"baik lah kau panggil aku seongmin" ucap nya sambil tersenyum ramah "baiklah ayo nona ikut aku ke mobil itu" ajak seongmin
"baik tuan" senyum heeyoung , mereka berjalan bersamaan menuju ke mobil yang di maksud
"masuk nona" ucap seongmin sambil membuka kan pintu mobil nya "hei kau tidak perlu repot repot membuka kan pintu untuk ku" kekeh heeyoung
"tidak masalah nona" senyum nya lagi "jangan panggil aku nona seongmin , panggil saja aku heeyoung" peringat nya
Seongmin sedikit terkekeh dengan kelakuan heeyoung yang terlalu spontan terhadap suatu hal , itu membuat seongmin teringat akan hal nyonya nya
Di dalam perjalanan seongmin hanya melihat heeyoung dari kaca mobil nya , iya sedikit tersenyum dengan kelakuan wanita ini , menahan angin dan rambut nya bertebangan
"nona jangan menahan angin itu , nanti kau sakit" peringatan seongmin , tetapi heeyoung kesal "yak seongmin sudah berapa kali ku katakan , jangan memanggil ku nonaa" ucap heeyoung
Seongmin hanya tersenyum geli melihat kelakuan nya , dan tidak merespon dengan ucapan "ya , kau mengacangkan aku. Seolah olah kau sendiri dan aku hanya lah bayangan disini" heeyoung melipat kan tangan nya di dada
"ampun heeyoung , aku sedang fokus menyetir" ucap seongmin "iya aku paham" lalu heeyoung melakukan hal yang tadi lagi
Sesampai di sebuah rumah mewah yang sungguh besar dan luas membuat mata heeyoung ingin keluar "oh tuhan apakah ini rumah?" gumang heeyoung yang membuat seongmin terkekeh