TAMU TAK DIUNDANG

275 37 18
                                    

*1.

☠️ Selamat datang di kengerian dan ketakutan wahai jiwa-jiwa yang berusaha lepas  dari belenggu nafsu ☠️

The universe is full of magical things patiently waiting for out wits to grow sharper.

"Alam semesta penuh dengan hal-hal magis yang dengan sabar menunggu akal untuk tumbuh lebih tajam."




👻💀💀💀💀👻 

Pernahkah kalian merasa ada yang mengawasi?

Pernahkah kalian merasa ada yang menatap tanpa henti?

Sejenak berhentilah,
Menoleh kebelakang
Bertasbihlah
Mereka ada
Bersama kita
Di antara kita
Dalam ruang dan waktu yang berbeda
Namun sejatinya sama
Tinggal bagaimana kita memaknainya
Membiarkan diri kita dicengkram ketakutan tanpa daya
Atau berjuang sekuat tenaga menjaga fitrah kita
Sebagai makluk ciptaan-Nya yang paling sempurna dan mulia

💀💀💀









"Ngeeeekkk ...!"

Suara deritan pintu terkuak perlahan, angin mengalir giris,membuka pintu imej akan hal-hal tidak bersahabat, jantungku berdetak kencang, melongok pintu kamar yang entah terbuka sendiri atau karena angin. Tapi sekuat apa angin yang bisa membuka pintu kamar? sedang pintu utama dan jendela tertutup?

Dengan detak jantungku tak beraturan, kudekap kitab suci yang baru aku baca. Meninggalkan ruang tengah, dimana semula aku berada.lagi....,tercium aroma tumbukan daun sirih, amat menyengat. Aku menelan ludah,keringat dinginku mulai menetes. Sudah berhari-hari sejak aku pindah ke rumah ini hal-hal seperti ini aku alami. Apakah hanya sekedar halusinasi? Atau realiti?Aku tak mengerti...

Aku melongok kamar.kosong?satu-satunya kamar tidur di ruangan ini kosong. Tak ada siapapun. Tentu saja,penghuniya cuma aku, sedang dari tadi aku di luar kamar. Menunggu suamiku yamg hari ini jadwalnya pulang. Kerja di luar kota dan pulang seminggu sekali tiap sabtu malam minggu. Ku tatap kamar mungil itu dengan waspada. Seolah kuatir akan ada sebuah kejutan mengerikan terjadi. Seperti kemarin,saat seprei ranjang aku juntaikan ke bawah hingga menutup kolong ranjang, tiba-tiba saja aku melihat seperti ada yang bergerak-gerak di balik seprei. bergerak-gerak halus, seolah ada tangan yang menggapai -gapai dari balik seprai. Dengan cepat saat itu lembaran seprei yang menjuntai aku singkap.kosong?tidak ada apa-apa. Hanya ada kolong rajang yang temaram separuh karena cahaya lampu. Penasaran saat itu aku sahut senter. Aku nyalakan,dengan mata nanar menatap seluruh kolong. Tetap kosong.Tidak ada apa-apa. Apakah aku salah lihat?Atau hanya halusinasiku saja?Tidak. Saat itu aku benar-benar melihatnya. Ada yang menggerakan juntaian seprei.

Kini juntaian seprai itu ku atur rapi.dengan aku masukkan ke bawah kasur, jadi bisa melihat kolong dengan leluasa. Ku letakkan kitab suciku di atas meja. Kuraih senter di sebelahnya. Bulatan cahaya senter menyapu kolong meja, seolah aku ingin memastikan bahwa tidak ada yang sembunyi di bawah sana setelah membuka pintu kamar .kosong. Hanya ada sisa debu tipis dan gelang karet warna biru yang tergeletak di lantai, mungkin karena luput dari jangkauanku waktu menyapu.

Degan helaan nafas aku berdiri. Bersamaan dengan samar-samar ku dengan suara anak kecil yang bermain mobil-mobilan dari rumah sebelah. Yang temboknya jadi satu dengan kamarku. Aku menelan ludah, bukankah keluarga kecil mbak husna tetangga sebelah pulang kampung? Pamit aku tadi sore. Malah aku memberi Rio satu-satunya anak mbak Husna teh botol kemasan dari dalam kulkas untuk bekal.

ʏǟռɢ ȶǟӄ ȶɛʀʝǟʍǟɦTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang