Terkadang waktu cukup kejam,
Menelan segala kenangan manis begitu saja.
Beruntung, kenangan pait dari bagian kejamnya kehidupan,
Ikut tenggelam seiring bergantinya waktu
Terimakasih kepada sang Maha membolak-balikkan kehidupan,
Karena-Nya kehidupan tidak hanya 'stuck' di satu titik saja.
---
" Paris,
Empat tahun berlalu."
Disinilah, Park Sooyoung berada. Di kota romantis yang justru ia datangi disaat hatinya sedang terluka
Tanpa kekasih, tanpa teman, tidak ada kerabat, hanya seorang diri yang bertekad kuat menghapus sisa memori yang penuh kepedihan.
Berharap sedikit ketenangan bisa ia dapatkan, setelah ribuan kali penyesalan datang memporak-porandakan hatinya.
" Excusez-moi Madame, the show will be held in five minutes again. Should we go? "
Sedikit mengangguk dengan memperlihatkan senyum simpul sebagai balasannya, Sooyoung bergegas mendekati panggung acara festival bersama dengan asisten yang mengikut di belakangnya. Bersiap untuk menempati barisan kursi depan tempat dimana para designer berkumpul.
Ini bukan kali pertamanya, Sooyoung mengikuti acara besar di mana ratusan editor mode, asisten, stylist, model hingga penikmat mode turut meramaikan perhelatan bergengsi Paris Fashion Week. Ratusan orang bahkan memadati Ibukota Perancis, tepat disebuah pusat perbelanjaan mewah di Paris, Carrousel du Louvre tepatnya.
Berbekal dari pengalaman sebelumnya sebagai asisten design mode ternama, selain ia sendiri juga merupakan lulusan dari ESMOD, sekolah fashion design pertama sekaligus tertua di Perancis. Tentu tidak mustahil membuat Sooyoung mengikuti beberapa jejak dari para senior di atasnya. Menjadi designer dengan memamerkan brand sendiri sebagai bentuk dari hasil kerja kerasnya.
---
Sudah satu minggu berlalu sejak acara bergengsi itu diadakan. Sedikit demi sedikit kesibukan Sooyoung sudah berangsur kembali pada rutinitas semula. Ia bisa kembali bekerja sambil menikmati secangkir cappuccino dengan asap sedikit mengepul di atasnya. Sebuah kebiasaan baru yang satu tahun ini menjadi kesukaannya.
Ddrttttttt.
Getar dari benda pipih berbentuk persegi panjang yang tergeletak tak jauh dari tempatnya kini sedikit banyak menyita perhatiannya. Meletakkan cangkirnya, Sooyoung beralih meraih ponsel di samping laptop yang biasa menemaninya bekerja.
+82-010.4460.1xxx
| Jadi, dimana saya harus menemui Anda ?
Dengan dahi berkerut Sooyoung menatap layar ponsel yang dibiarkan menyala menampilkan sebuah pesan dari nomor asing. Ia pikir tidak sedang membuat janji temu dengan siapapun hari ini.
Masih sambil menggali ingatannya, barangkali ia sudah melupakan sesuatu, pesan baru dengan nomor yang masih sama kembali diterimanya.
| Saya Kim Taehyung, putra dari rekan bisnis papa Anda
| Maaf tidak memperkenalkan diri di awal, Anda pasti sedikit kebingungan
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Pain
FanfictionCan you tell me what hurts more ? Is it Remembering ? Or Forgetting ?