Part 1

77 0 0
                                    

kamu tahu kenapa langit menampakan wajah yang sendu kala hujan?
karena matahari pergi meninggalkannya

Aku membaca kembali surat kecil berwarna merah jambu yang aku ambil dari rak lemari.

Sudah 5 tahun surat itu tergeletak manis di dalam rak lemari, bukan karena ia menyembunyikan dirinya di rak paling bawah dari lemariku, tapi aku yang memang dengan sengaja menaruhnya di tempat itu.

Aku ingin membuang semua kenangan tentang penulis surat berwarna merah jambu itu. Kenangan yang bila aku ingat hanya akan membuat lukaku kembali menganga dan perih .

Flashback

" Ga..balikin gak? balikin gue bilang..." jeritku pada Dirga, yang saat ini berlari dengan membawa handphone ku.

Dia baru saja menemukan foto - foto candid seseorang yang ku ambil diam - diam. Ya, seseorang yang sudah memenuhi setiap pandangan mataku ini selama 2 tahun belakangan. Sejak kelas 1 SMA, aku sudah menyukainya. Menyukai lelaki bermata setajam elang yang sorot matanya mampu menembus ke sukmaku. Lelaki yang memiliki paras yang tampan buatku. Sungguh sangat menyejukan mata setiap kali aku melihatnya. Dan setiap kali itu pula aku selalu tidak melewatkan kesempatan untuk mengabadikan wajahnya menggunakan kamera handphone ku.

" Dih...Far..kok malah bengong sih ? " Dirga menghampiriku seraya mengacungkan handphone ku yang di sabotase olehnya barusan.

Aku pun tersadar.

" Dirga...balikin dong handphone nya, loe mau bikin gue malu dengan kelakuan loe yang kek gini hah? " aku pun mulai menaikkan suaraku setengah oktaf menandakan aku mulai jengah dengan kelakuan sahabatku, Dirga.

"Oke..oke..princess...be calm please !! " Dirga pun menyerah dan cepat - cepat mengembalikan handphone ku.

"Loe galak banget kalo udah marah kek gitu...nyeremin...tapi gue suka sih " kudengar Dirga mengatakan hal tersebut dengan samar tapi masih dapat ku tangkap dengan jelas di ujung kalimatnya.
Barusan dia nyebut apa? SUKA ???

" Apa loe bilang tadi ? " aku menegok ke arahnya, sambil mencecar dia dengan tatapan menuntut.

" Ah.. gak apa - apa...salah denger kali loe...kuping loe tuh perlu di reparasi lagi kayanya, udah budeg akut tuh " Dirga mengatakan itu sambil berseloyor pergi.

" Apa loe bilang ? budeg akut ?? kurang asem loe...Dirgaaaa...sini loe !! " Aku mulai siap - siap menimpuknya dengan sepatuku, tapi kemudian ku batalkan karena ada pemandangan indah yang kemudian menyita perhatian dan mataku ini.

Rafael Anindito

Laki - laki sempurna yang sangat ku sukai.
Aku menyukai diamnya
Aku menyukai otaknya yang cemerlang
Dia pintar, selalu ranking 1 di kelas kami. Tidak seperti Dirga, sahabatku yang juga pintar, pintar menyontek. Bahkan tak jarang aku di tegur oleh guru karena ketahuan memberikan contekan padanya saat ulangan berlangsung.

Duh.
Kenapa aku malah membandingkan Rafael dengan Dirga, si makhluk paling nyebelin sejagat raya itu ?
Jelas - jelas mereka berdua sangat jauh berbeda.
Rafael sempurna...Dirga...hhmmm..gak ada kata - kata yang pantas untuk ngegambarin betapa menyebalkannya makhluk satu itu.

Cerita pertamaku, masih belajar, mohon maaf bila ada typo dan ketidak jelasan maksud dan alur nya..hahahaha

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Boy, I love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang