2; Hadirnya

77 18 111
                                    

Kini, hariku diisi dengan hadirnya.

Rasa takutku semakin menjalar.

Takut jika pada akhirnya aku terbiasa dengan hadirnya.

- kirana Diatmika Bestari

***

20 Maret 2017

Terhitung sudah seminggu aku dan haikal menjadi partner dalam project himpunan.
Kini hari-hari ku diisi dengan kehadiran dirinya.

Rasanya seperti hidup dalam mimpi. Mimpi yang sangat indah sampai aku tidak rela Tuhan membangunkanku.

Seperti sekarang,

Dia datang membawa laptop dengan sebelah tangannya. Kalau dilihat-lihat sepertinya dia baru selesai kelas.

Dia duduk di hadapanku.

"Oy kok ngelamun?" Tanyanya sambil membuka laptopnya.

Aku sedikit gelagapan.

"H-hah? Engga kok."

Aku ingin merutuki diri sendiri, bisa bisanya menjadi gagap dihadapanya. Yang ada nanti dia berpikir macam macam.

Dia membalas dengan anggukan kepala.

Ia kembali melanjutkan aktifitasnya. Mengeluarkan makalah makalah tebal dari dalam tasnya.

Ku perhatikan wajahnya, alisnya menukik yang menandakan dirinya sudah tenggelam dalam fokusnya.

Tak sadar aku hanyut dalam pesonanya. Gelagar petir menyadarkanku kembali ke alam semesta.

Aku pun dengan cepat membereskan tugas yang tadi sempat tertunda. Rasanya ingin cepat cepat keluar dari perpustakaan ini.

Bukannya tidak senang bisa berduaan dengan dia, tapi berada dekat dengannya membuatku salah tingkah. Dan aku tidak mau dirinya melihat hal itu.

Tes tes tes

Aku melirik ke arah jendela.

Rintik hujan perlahan turun membasahi buminya. Sialnya hari ini aku tidak membawa payung.

Ini tandanya aku harus menunggu sampai hujan reda dan berarti aku harus tetap berada dalam satu ruangan dengan Haikal.

Aku menghela napas.

Dia mengalihkan pandangannya. Sepertinya ia risih mendengar helaan napasku.

"Kenapa? Ujan ya?"

Aku tercekat.

Wajahku tiba tiba memanas saat matanya menatap teduh mataku.

Seakan akan mencoba masuk dalam pikiranku.

"I-iya." Jawabku gugup.

Aku menggaruk tengkuk leherku yang tidak gatal sama sekali.

"Lo udah beres?" Tanya nya sambil melirik ke arah luar.

untuk, matahari bulan juni.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang