Clarisa [√]

0 2 0
                                    

"Ma boleh undur diri jadi kakak gak?"

***

Kalau menurut sebagian orang punya saudara kembar itu menyenangkan. Punya temen main, temen gelut, temen ghibah, temen jalan-jalan dan lain lain.

Tapi bagi Clarisa punya adek kembar itu ribet. Bukannya seru malah semrawut. Apa apa kak, minta ini kak, minjem itu kak. Pokoknya serasa jadi babu dirumah sendiri.

Kayak sekarang Deena lagi asik main hape disamping kakaknya. Tiba tiba aja nyeletuk.

"Kak gue mau beli ini boleh gak?"

Clarisa yang semula ga ngegubris ucapan adeknya hanya ngedehem pelan.

"oke gue beli"

Final Deena dengan santai memasukkan rekening bank milik kakaknya guna membayar online shop miliknya.

Clarisa yang semula fokus dengan hape sembari memakan cookies hampir tersedak roti kering rasa coklat itu ketika mata tajamnya tak sengaja membaca sebuah pesan pemberitahuan dari bank.

Saldo bank anda tersisa Rp 2.500.000 segera lakukan isi ulang..

"ADEKKK LO PAKE KARTU KREDIT GUEEEE!!!!"

Murka clarisa dengan muka marahnya. Dia segera bangkit dari sofa. Deena menyengir kuda dia cengengesan memasang wajah tanpa dosa.

Bukan apa apa. Tabungan Clarisa yang dulunya 10 jt lenyap tinggal 2jt dalam semenit?. Siapa yang tak akan murka?

"Tadi kan lo bilang iya pas gue tanya beli apa kagak"

"Ya jangan pake punya gue dong kampret!"

"elah 8 jt doang ribet amat"

"lapan juta doang kata lo!?! Lo mah enak apa apa tinggal ma minta ma minta! Gue kerja dek!! Itu buat bayar pajak motor, beli ini beli itu dan sekarang lo abisin! Punya otak ga sih!?!"

Clarisa menggerang frustasi. Sungguh, menjadi kembaran Deena seperti dia mempercepat ajalnya sendiri.

"kalau mama tau gimana kampret!"

Deena mengangkat bahunya acuh. Bangkit dari sofa dan langsung ngacir ke kamar. Tanpa memperdulikan kembarinya yang sibuk menyumpah serapahi dirinya.

"ARGGHHH FINE! GUE UNDUR DIRI JADI KAKAK LO!?!"

***

Kesan pertama jadi kembaran Deena?

Clarisa [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang