Dengkuran halus masih ia ciptakan dibalik selimut hangatnya,alarm yang tak kunjung henti menyuarakan dentingannya, namun wanita dengan cepolan tak teraturnya itu masih bergulat manis dengan mimpi indahnya. Kinan,wanita cantik yang mempunyai rencana dipagi ini adalah berburu barang barang di stand bazar suatu festival, barang yang memiliki kualitas bagus namun dijual dengan harga miring, Kinan agaknya lupa dengan tujuan awalnya itu.
30 menit berlalu, Kinan yang terkejut dengan ketukan pintu sang ibu pun terbangun.
"Baik bu Kinan sudah bangun" teriaknya,
Dengan langkah tergesa ia mengambil handuk di pojok kamarnya dan langsung mandi seadanya.Selesainya kinan mandi,ia mengambil roti gandum dan mengoleslannya selai kacang dan tak lupa ia mengalungkan masker dilehernya serta mengambil handsinitizer yang ada di nakas. Kinan langsung berjalan seadanya mendekati motor kesayangannya,motor yang dulu ia beli dengan penghasilan yang pas pasan ketika bekerja paruh waktu disalah satu restoran.
Kinan sebenarnya takut dengan keadaan sekarang ini, pandemi yang tak kunjung henti menghantui seluruh pelosok negeri yang mengharuskan semua penduduknya diam di rumah agar tidak terjangkit.
Namun dengan sistem new normal yang memperbolehkan warga sekitar beraktivitas di luar namun tetap mentaati protokol kesehatab yang ada. Dengan berbekal masker dan cairan handsinitizer yang ia bawa, Kinan yakin ia akan terjaga dari virus yang ada sekarang ini.
20 menit kinan mengendarai motor antiknya,akhirnya ia tiba di parkiran festival.
"Mengapa parkiran ini sangat penuh, bahkan di utara sana sepeda motor yang hendak parkir diarahkan ke lapangan sebelah" dengan heran dan mendumel sendiri ia berjalan menuju stand yang penuh dengan manusia yang sedang berdesak desakan memilih barang.
"Aku sebenarnya takut,bisa saja kan setelah aku bergabung dengan kerumunan itu sivirus itu menempel ditubuhku" pikiran kinan kini sedang tak karuan,ia ingin berbelanja di bazar itu,namun keadaannya stand bazar disana sangat penuh dan sesak,takutnya Kinan pulang ada yang menempel ditubuhnya apalagi kalau bukan virus itu.
Setelah menenangkan pikirannya dan memastikannya kalau dia akan baik baik saja setelah selesai berbelanja,Kinan mulai beraksi menuju stand bazar itu.
Waktu terus bergulir,hampir seharian Kinan bergulat dengan pakaian dan perabotan di bazar itu dan tanpa sadar kinan merasa sangat letih,kehausan dan melaparan yang sudah tidak bisa ditahan.Kinan menyudahi kegiatannya itu dan mulai berjalan menyusuri ramainya bazar siang ini. Kinan mencari stand makanan yang sekiranya mampu untuk mengobati perut laparnya kali ini.
Kinan berhenti disebuah stand yang menjual aneka jajanan ringan seperti risol dan martabak. Kinan memessn sekantung kecil jajanan dan tak lupa ia membeli sebotol air mineral kemudian ia bawa ke kursi tamban tak jauh dari stand.
Sambil asik memakan jajanannya Kinan tak sadar bahwa ia tidak mencuci tangannya sebelum ia makan,ia yak sadar bahwa sebelumnnya ia telah memegang uang dan peralatan lain yang ada di stand.
Tak lama setelahnya, setelah merasa cukup dengan perut kenyangnya,kinan dengan sigap membawa seluruh belanjaannya ke motor dan memutuskan untuk pulang ke rumah.
----------------------------------------------------------------------
Di keesokan harinya kinan terbangun dengan segar dan ia ingin mandi untuk bersiap menghadiri ke acara upang tahun temannya disalah satu restoran di Jakarta.Sesampainya disana kinan dan teman-temannya duduk bersama sembari mengobrol asik, sesaat ada segerombolan orang yang memakai APD lengkap mendekati gerombolan Kinan. Ternyata itu adalah swab test dadakan semua bergilir ditest.
Kini giliran kinan, dengan tegagang karena akan dimasuki alat test ke hidung dan mulutnya, Kinan belum pernah melakukannya sebelumnya.
Sesaat menunggu hasil,hasilnya pun keluar. Mengejutkannya lagi hasil kinan positif, namun kinan menyangkalnya karena kinan tidak merasakan gejala apapun yang meamng telah ramai diperbincangkan dimana mana mengenai gejala orang yang terkena covid-19.
Namun karena swab test cukup akurat dengan hasilnya, Kinan mau tak mau digiring oleh petugas untuk karantina di wisma yang ada di jakarta. Dan teman teman Kinan yang dinyatakan negatif di perintahkan untuk pulang dan karantina mandiri karena telah berbaur dengan Kinan.
Kinan hanya bisa menangis karena Kinan tak mau dibawa ke wisma tersebut, Kinan tak merasakan sakit apapun makanya Kinan pergi keluar rumah dengan senang hati.
Karena Kinan belum melakukan persiapan apapun entah itu pakaian uang ataupun barang pribadi lainnya,Kinan menelfon orang rumah untuk mengantarkan barang barangnya ke wisma.
1 hari berlalu, Kinan masih di karantika dengan diberi asupan makanan yang baik dan tak lupa meminum vitamin setiap harinya supaya imun badan Kinan tetap terjaga. Kinan kini sedang berbaring diranjangnya sambil berpikir Kinan terheran mengapa dirinya bisa terpapar virus ini, Kinan kira dirinya telah mengantisipasi dirinya dengan baik.
Ia memikirkan kemana saja ia 2hari kemarin. Pergi ke bazar,jalan jalan di bazar, makan. Ah ya! Kinan ingat itu saat ia makan Kinan tak mencuci tangannya terlebih dahulu, mungkin saja ditangan kinan waktu itu ada kuman kuman bahkan virus yang tak terlihat karena ia telah memegang uang dan barang-barang yang ada disana . Ah Kinan menyesali hal itu. Kini Kinan hanya bisa menunggu 14 hari kedepan untuk bisa keluar dari wisma ini dengan catatan ketika di swab test berikutnya telah dinyatakan negatif .
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Belive It
Truyện NgắnHanya cerita pendek tentang pandemi ini yaang dibuat oleh penulis amatir . happy Reading ✨ Makasih 💙