Mata cantik nan indah milik wanita mungil didepannya mengalahkan semua pandangan yang dilihat oleh lelaki ini. Dia Abell pemilik mata cantik itu, namanya Abelliance. Tapi, lelaki didepannya ini memanggilnya dengan sebutan "Cibel", entah kenapa menurut dia Cibel ini sangat cocok untuk wanita cantik tersebut. Wajah yang mungil, hidung mancung serta mata yang sipit. Arkana, lelaki yang sedang memandang Abell hanya diam memperhatikan sahabatnya ini yang sedang menangis dikarenakan kembang gula yang tiba-tiba diambil oleh seorang anak kecil yang entah datang darimana.
"udah sih bel, nanti kita beli lagi oke?" ucap Arkan seraya menepuk pelan kepala Abell. Bertujuan untuk menghentikan tangisan dari wanita di depannya ini.
Abell menatap Arkan penuh harap. Memastikan bahwa lelaki di depannya ini tidak berbohong. "Janji ya?" Abell mengangkat jari kelingking ke arah Arkan.
"iya janji" Sambut Arkan seraya menautkan jari kelingkingnya ke arah kelingking Abell.
Abel mengusap hidungnya yang basah dengan baju Arkan, membuat sang empu menatap dengan tatapan mendelik.
"Cibel baju gue" Arkan segera menarik bajunya agar tidak terjadi hal yang sama.
Bukannya berhenti menangis, Abell masih pada pendiriannya untuk menginginkan kembang gula yang tadi dirinya ingin beli.
"Tapi..Tapii itukan punya gue Ar hiks" Tangis gadis itu belum juga berhenti, padahal Arkan sudah berjanji akan membelikan kembang gula yang baru.
"iya nanti gue beliin lagi, udah ah jangan nangis malu tuh diliatin orang" Sontak mata Abel meneliti sekeliling dengan mata indahnya, semua pandangan menatap heran kearah Abell dan Arkan.
Bagaimana tidak menatap heran kepada mereka? Abell yang dilihatnya sudah dewasa menangis karena kembang gula??!!! Yang benar saja, Bundanya pasti akan mengejek Abell kalau sampai melihat hal ini. Sontak Abell berdiri dari duduknya lalu menatap Arkan yang berada didepannya.
"Ayo Ar pulang, panas nih" Abell melangkah meninggalkan Arkan yang sedang menatap heran kearah sahabatnya itu.
"Tadi dia nangis, sekarang tiba-tiba berhenti gitu aja? Dasar anak ajaib" Batin Arkan
***
Abell membalikkan tubuhnya menghadap Arkan sesaat mereka sudah tiba didepan rumah, menagih janji yang tadi diucapkan oleh lelaki didepannya itu.
"Mana kembang gula gue?" Tagih Abell sambil mengadahkan tangannya kearah Arkan.
"Ya nanti atuh Abell geulis, mau cari kemana kembang gula jam segini" Arkan mencubit pipi Abell gemas yang membuat sang empu meringis.
Abell menepis pelan tangan Arkan dari pipinya "Sakit Arkancut pipi gue"
Arkan menyeritkan kedua alisnya mendengar panggilan dari Abell "Lo panggil gue apa? Arkancut?"
"Iya lo Arkancut, Ar...Kancut hahaha" Tawa Abell membuat lelaki didepannya itu semakin gemas, ingin rasanya Arkan memasukkan Abell kedalam karung lalu menjualnya.
"Sekali lagi lo panggil gua dengan sebutan itu, gak bakal gue beliin kembang gula"
"Ihhh Arkannn ko gituu sihhhhh" Abell melengkungkan bibirnya dihadapan Arkan, bermaksud agar lelaki didepannya ini akan luluh dengan melihat tampang yang katanya imut bagi Abell.
"Geli Cibel serius" Arkan mengidikkan bahunya geli saat melihat wajah Abell.
"Mangkanya beliin yaa, kembang gula satu juga gapapa kok. Tapi,kalau mau lebih juga sangat gapapa" Ucap Abell sembari menampilkan senyum ala-ala pepsotitttt (ga di endors).
"Emang dasarnya maruk lo tuh" Ucap Arkan sambil mengacak rambut milik Abell, lalu berlalu dari hadapan Abell menuju rumahnya.
Kalian yang berfikir mereka tinggal serumah? Yups tidak benar, nyatanya rumah antara Abell dan Arkan saling berhadapan, yang membuat keduanya semakin menempel bagaikan kertas dan lem Kore.
"Dasar Arkancut, songong banget lo ngacak-ngacak rambut gue hah?!" Ucapannya mendapatkan balasan yang tajam dari mata Arkan yang berada didepan pintu rumahnya. Membuat Abell yang melihatnya langsung berlari kedalam rumahnya, menghindari tatapan tajam dari Arkan yang seolah-olah berkata "Mau gue masukkin kedalam karung lo?"
***
"Abell sayang, didepan ada Arkan tuh. Katanya mau kasih sesuatu ke kamu" Alana membangunkan Abell yang tengah tertidur sambil memeluk boneka kesayangannya yang diberikan oleh Arkan.
Yaa semua yang ada di diri Abell, selalu berhubungan dengan Arkan.
"kenapa Bun, suruh masuk aja ih aku masih ngantuk" Ucap Abell tanpa membuka matanya.
Alana meraih pelan kepala Abell, mengusap lembut agar gadisnya itu terbangun.
"Kasian itu Arkan dibawah sama pacarnya" Mata Abell terbuka saat Bunda nya bilang kalau Arkan datang bersama Pacarnya."Pacar Bun? Arkan bawa pacar?" tanya Abell sambil membuka lebar kedua matanya.
"Iya itu dibawah Arkan sama Pacarnya"
Abell bangkit dari tidurnya lalu berlari menuju ruang tamu yang berada dirumahnya, tampak didepannya Arkan dengan Pacarnya? Bener nih pacarnya? Setau Abell, Arkan ini tuh playboy kelas kakap.
"Sejak kapan Arkan punya pacar? Ko dia gak bilang ke gue sih?!!" Tanya Abell kesal di dalam hatinya.
Arkan melihat, Abell dengan wajah bantalnya itu menghampiri dirinya.
Arkan menyodorkan kembang gula yang dibelinya saat di pasar malam tadi "Nih kembang gula buat Cibel, banyak tuh seperti yang lo mau. Tadi gue ke pasar malem bareng Indah"
Abell menatap Arkan dengan pandangan yang sulit diartikan, antara senang? Bingung? Atau Cemburu?
Entahlah Abell tidak mengerti perasaannya saat ini.
©©
haii haiii
apaa kabar kalian semuaa? Semoga baik serta sehat selaluu yaaaCerita Arkanabell ini sebenarnya sudah tamat. Tapi, belum pernah aku publish sama sekali hehehe
Jadi jangan lupa untuk mengikuti keseruan Arkan dan Abell yaa gaess... kita ikuti terus apakah perasaan mereka berdua sama? atau jangan-jangan berbeda?
See u gaesss, berbahagia selalu yaaa🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANABELL
Teen Fiction"Kita sahabat. Tapi, perasaan kita berbeda" -Abell "Kita sahabat, gak lebih" -Arkan