Biarkan luka itu sembuh dengan sendirinya, meskipun sakit tapi itulah adanya.
Luka yang membuat kita menjadi dewasa, membuat kita berpikir jika dia bukanlah orang yang tepat untuk disinggahi.
Kamu membawa cinta tapi dia membawa pedang, ketika kamu memberikannya dia perlahan mengirisnya, mengiris di belakang seolah tidak terjadi apa-apa.
Setelah bosan lalu dia memberikan cinta itu kembali kepadamu dengan bentuk serpihan yang tak akan pernah utuh kembali.
Jangan mengejarnya jika kamu butuh alasan mengapa, karena itu semua membuang waktu hanya untuk mengejar orang yang memberikan luka.
Jika suatu saat dia kembali katakanlah, ketika aku ingin sesuatu akan terus ku kejar tapi sekalinya apa yang aku kejar mengecewakan aku berhenti tidak akan mengulang kembali.
Berlari, memberi, diberi, disakiti kembali, tidak ada yang berubah.Aku bukan seekor kedelai yang selalu terjatuh ke dalam lubang yang sama, tapi aku adalah manusia yang tidak akan melewati lubang itu meskipun terlihat aman tapi belum berarti setiap lubang itu benar-benar aman, lebih baik berhenti dan kembali daripada terus berjalan tanpa ada jalan yang pasti.