Chapter 1

1 1 0
                                    

Anin masih berlari mengejar lelaki yang tampak berjalan cepat itu dengan napas ngos ngosan. Apakah telinganya tuli? Sudah ratusan kali dirinya meneriaki namanya dan dirinya seolah tak mendengarnya sama sekali.

"ARIONN!!"

Anin pasrah, dirinya lelah megejar lelaki itu dan memilih membungkuk menopang kedua tangannya pada lutut, langkah kaki lelaki itu sangat lebar dan mustahil Anin dapat mengimbanginya. Arion berhenti dan menoleh memandang gadis yang tengah menunduk itu sejenak sampai saat sosok lelaki yang beberapa waktu lalu ia lihat datang menghampiri Anin.

"Nin kamu ngak papa?"

"huuhh kak Hardin? Nggak kak aku cuman-"

Arin mendongakkan kepala dengana napas ngos ngosan menatap lurus dimana lelaki yang sejak tadi memancing emosinya berada namun kosong, Arion tidak ada di sana.

Hardin tersenyum dan memberikan sebuah buku bersampul putih pada Anin. Gadis itu masih diam berfikir membuat lelaki di depannya terkekeh dan meraih sisi tangan Anin untuk menerima buku yang dibawakannya.

"ini apa kak?"

"Buku panduan ibu hamil"

Anin masih diam dan mengerutkan keningnya bingung

"hah?"

"yaampun Nin kamu ini kenapa? Kan kamu bisa baca itu ada tulisannya. Ini novel yang kemarin kamu rebutin sama Tasya"

Anin membulatkan matanya mengecek buku yang ada di tangannya dan benar, ini novel incarannya yang membuat gadis itu harus berebut dengan Tasya kemarin di perpustakaan. Jadi kak Hardin liat?

Anin masih terdiam syok menatap lelaki yang ada di depannya tersenyum manis, buru buru dirinya tersadar dan mengembalikan buku kesukaannya itu meski dalam hati dirinya benar benar menginginkannya.

"maaf kak aku buru buru"

Ucap Anin membuat Hardin menyernyit. Lelaki itu dapat melihat Anin berlari menuju koridor kelas nya.

Baiklah kali ini Hardin mengalah.

*

*

*

Anin duduk di parkiran sekolah dengan sesekali melirik ke dalam melihat sosok lelaki yang sudah berjam jam ia tunggu tak muncul juga. Dimana Arion? Apa hari ini ada jadwal latihan basket?

Anin menghembuskan napas kasar dan menunduk hingga ia merasakan sebelah pundaknya ditepuk pelan. Hardin berdiri tegak di sampinganya sambil mengembangkan senyum manisnya, dan Anin benci itu.

"lagi ngapain disini? Ini udah hampir maghrib Nin"

Anin melihat arloji birunya dan ya, sekarang jarum jam nya menunjukkan angka lima dimana sekolah seharusnya sudah pulang dari 4 jam yang lalu.

"Kakak habis latihan ya? Lihat Arion nggak?"

Hardin sang ketua tim basket itu tampak menyernyitkan keningnya sambil menggeleng ringan.

"Arion langsung pulang dari tadi siang, katanya mau ke bandara jemput mamanya"

Disitu Anin benar benar kecewa mendengar perkataan Hardin, beginikah caranya menyelesaikan masalah?.

Sudah sejak kemarin Arion tiba tiba mendiamkan Anin tanpa alasan, lelaki itu selalu diam saat marah membuat Arin bingung sendiri, dimana letak kesalahannya? Tidak bisakah ia bicara? Membuat repot saja.

"Mau pulang? Aku anterin ya? Udah sore"

Anin menatap Hardin untuk yang kesekian kalinya. Gadis itu hanya menggeleng pelan dang meraih helm pink yang ada di sampingnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang