Harta itu Baik?

1 0 0
                                    

Penulis: Sunardi
Profit Protocol, Mitra Ippho Santosa.
....
Harta itu Baik?

Salah satu kesalahpahaman terbesar adalah memandang harta tidak terlalu baik. Harta cenderung ditafsirkan negatif karena berpotensi membuat kita lalai kepada Allah. Walau hal itu tidak sepenuhnya benar.

Sering kita mendengar kalimat Kaya tidak menjamin kebahagiaan, tetapi perlu kita ketahui bahwa Miskin pun tidak menjamin kebahagiaan.

Sebagian kita merasa risih dengan harta. Padahal harta itu yah netral.

Kalau di tangan orang baik, jadinya baik. Kalau di tangan orang yang kurang baik, jadinya yah begitulah.

So, jangan tabu dan risih dengan harta.

Maknai harta dengan tepat dan berlandaskan ibadah.

Misalnya, untuk menafkahi keluarga. Membantu sesama. Umrah dan mengumrahkan. Haji dan menghajikan. Membangun sekolah, rumah sakit, dan rumah ibadah.

"Harta tidak dibawa mati", kalimat ini sering kita dengar dimana-mana. Anggaplah hal itu benar, tetapi saat kita mati pun, harta itu masih bisa bermanfaat dalam 3W. Apa itu 3W? Warisan, wasiat, wakaf.

Harta pun akan sangat bermanfaat saat digunakan untuk membantu sesama.

Dikutip dari pemberitaan di Republika.co.id, Perayaan Hari Bastille di Prancis mendapat kado istimewa: diberlakukannya larangan penuh atas pemakaian cadar. Pemakainya berhadapan dengan aturan: buka cadar atau bayar denda.

Namun saat itu juga, milyader muslim Perancis yaitu Rachid Neekaz juga memberi "kado" yang tak kalah mengejutkan. Ia meminta kepada muslimah bercadar untuk tak goyah dgn aturan itu. "Berapapun denda akibat pemakaian cadar, saya yg akan bayar" ujar Neakaz. Saat itu juga Neekaz bagaikan syuhada yang berjihad di jalan Allah dengan hartanya.

Nekkaz berkata, "Satu juta itu angka yang tak sedikit, tapi untuk melindungi kebebasan seseorang itu tidak banyak"

Belum lagi saat ini founder mencanangkan pembangunan Masjid London. Tujuannya adalah sebagai syiar bagi ummat muslim didunia.

Bukankah semua itu membutuhkan harta?

Bukankah Abdurrahman bin auf adalah sahabat dengan kekayaan terbanyak? Yang amat menarik untuk dijadikan cermin kepribadian muslimin lain, saat hendak wafat beliau berwasiat memberikan 400 Dinar kepada para peserta perang Badr yang masih hidup yang jumlahnya saat itu sebanyak 100 orang. Total nilai wasiat menjadi 400 Dinar x 100 = 40.000 Dinar. Bahkan saat ini kekayaannya masih terlihat sampai sekarang.

Jadi bukan lagi zamannya kita mengatakan Takut kaya atau takut dihisab karena semua itu hanya jawaban pembenaran atas ketidakmampuan kita dalam mencari penafkahan.

Rasulullah mengajarkan kita untuk menyikapi harta dengan berorientasi kepada kebaikan dan manfaat, bukan hanya untuk diri sendiri.

Alangkah indahnya jika harta kita bisa bermanfaat dalam menegakkan syariat Islam dan semoga BP menjadi wasilah semua itu.

Yang penting adalah setelah kita memperoleh harta tersebut. Masih inginkah kita mengeluarkan sebagian besar harta kita untuk bersedekah, umroh, haji, atau apapun itu dengan tujuan akhirat.

Bukankah kita mencari harta untuk tujuan ibadah, tetapi setelah mendapatkannya kita malah enggan untuk mengeluarkannya. Ada banyak pertimbangan yang tiba-tiba muncul begitu saja.

Saat penghasilan kita hanya 3 juta sebulan, kita dengan beraninya mengeluarkan 1 juta untuk tujuan ibadah dan itu 1/3 dari penghasilan kita. Tetapi saat Allah memberi kita rezeki 30 juta sebulan, masih sanggupkah kita mengeluarkan 1/3 nya untuk tujuan ibadah?

Mungkin hal itu bisa menjadi renungan buat kita.

"Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu sebagai penguasanya. Maka, orang-orang yang beriman diantara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya mendapatkan pahala yang besar."
(QS. Al-Hadid : 7)

"... dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepada kalian..."
(QS. An-Nur : 33)

Sesungguhnya pemilik mutlak Harta adalah Allah, sementara manusia hanyalah pemegang amanah (agent of trust).

Harta itu Baik ditangan Orang Beriman

Editor: Hayana
Mitra Ippho Santosa.

@full.faedahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang