"Pagi Juwwi!" Sapa Mingyu begitu sumringah sampai gigi gingsulnya mencuat menambah ketampanannya.
Tzuyu atau biasa dipanggil Juwwi, pemilik nama itu hanya diam dan tetap berjalan seperti biasa. Mingyu tak berputus asa sama sekali. Dia malah terlihat semakin gemas dengan gadis yang berjalan tepat di sampingnya itu.
"Juwwi-ya, aku dengar kau suka sekali jatuh ya?" Kini lelaki bermarga Kim itu mulai mencoba untuk menggoda Tzuyu.
Tzuyu menoleh kepadanya sebentar. Lalu Mingyu pun melanjutkan, "Jatuh dalam pikiranku! Sampai aku tak bisa tidak memikirkanmu!"
Tzuyu menghela napas dan tetap berjalan tanpa mempedulikan lelaki manis berkulit agak gelap itu.
'Aduh, Kim Mingyu, kenapa gombalanmu crunch begini?!' Rutuknya dalam hati.
Dia pun kembali mengejar Tzuyu yang sudah beberapa langkah di depannya. Akhirnya mereka sampai di gerbang sekolah.
"Juwwi! Aku duluan ya! Istirahat nanti aku ke kelasmu ya!" Serunya seraya melambaikan tangannya kepada Tzuyu.
Tzuyu hanya melihatnya dengan tatapan biasa saja, tidak tertarik. Seperti biasa.
Chou Tzuyu, seorang gadis cantik dengan badan tinggi semampai. Bisa dibilang Tzuyu adalah gadis paling tinggi diantara teman-temannya. Dia juga termasuk gadis yang hemat ngomong, muka datar, dan tanpa ekspresi. Jarang sekali, ah! Tidak, tidak pernah ada yang melihat Tzuyu tertawa. Jangankan tertawa, tersenyum saja tidak pernah. Bukannya tidak bisa, bahkan dulu Tzuyu termasuk gadis yang sangat doyan ngomong, ceria, dan suka sekali nongkrong dengan teman-temannya. Namun itu dulu, sebelum dia dikhianati oleh cinta pertama masa sekaligus sahabat kecilnya, Jaehyun.
Tzuyu sangat menyukai Jaehyun. Ketika SMP, mereka satu sekolah. Tzuyu senang sekali bisa satu sekolah dengan Jaehyun, lelaki tampan yang sudah disukainya sedari kecil. Namun, Jaehyun tidak pernah tau akan perasaannya. Sampai Jaehyun mengajaknya ke taman hiburan yang dikiranya adalah kencan, padahal maksud Jaehyun adalah dia ingin melakukan simulasi kencan dengannya. Tzuyu mengetahui hal itu karena dia tidak sengaja mendengar pembicaraan Jaehyun dan teman-temannya. Dan setelah hari itu, Jaehyun malah jadian dengan Dahyun.
Sejak saat itu, Tzuyu meminta kepada orang tuanya untuk pindah sekolah. Dan, dari sanalah Mingyu bertemu dengan Tzuyu. Bahkan Mingyu benar-benar merasa Tuhan mendukungnya, bagaimana tidak? Dari begitu banyak SMA, Tzuyu kembali memilih bersekolah di sekolahnya. Bukankah ini yang namanya jodoh? Sebenarnya tidak hanya Mingyu yang mendekati Tzuyu. Dulu sewaktu SMP pun banyak lelaki yang ingin menaklukan hati gadis tanpa ekspresi itu. Namun, sampai sekarang pun hanya Mingyu yang masih bertahan mengejar Tzuyu. Entah sampai kapan perasaannya akan diterima oleh gadis itu. Dia hanya berharap ada keajaiban untuknya.
"Juwwi, nanti kalo di Jepang kita kencan berdua yuk!" Ajak Mingyu yang sudah duduk di sebelah Tzuyu saat jam istirahat.
Tzuyu hanya diam tak meladeni Mingyu. Tiba-tiba Mingyu mengeluarkan selembar peta yang sudah dihiasi dengan gambar warna-warni.
"Nah! Ini peta yang aku buat untuk study tour kita minggu depan!" Mingyu mulai menjelaskan ke Tzuyu, namun gadis itu hanya diam tanpa merespon.
Bel tanda masuk pun berbunyi, Mingyu meninggalkan peta buatannya di meja Tzuyu.
***
Tzuyu menengok ke kanan dan ke kiri. Wajahnya mulai pucat, rasa khawatir pun tampak jelas. Jika dia tersesat di negaranya sendiri mungkin masih tidak masalah. Sedangkan ini? Dia ada di negara orang.
Tzuyu mulai mengatur napas. Niatnya, dia ingin berjalan-jalan sendiri di waktu istirahatnya. Dia pun pergi melihat-lihat ke toko suvenir. Saking asiknya dia dengan suvenir di sana, dia sampai tak sadar kalau hari sudah akan gelap. Ketika dia ingin kembali ke hotel, dia lupa jalan yang tadi dilaluinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA (ONE SHOT)
FanfictionTzuyu, seorang gadis yang tidak ingin merasakan cinta, menutup hatinya untuk semua lelaki. Namun, apakah sama ketika Mingyu hadir dalam kesehariannya? Apakah Mingyu mampu melalui tantangan hati Tzuyu yang sudah membeku untuk semua lelaki? Kisah ini...