·˚ ༘ ♡ four

10.6K 1.4K 366
                                    

Satu bulan berlalu, ia masih terkurung di sangkarnya. Layaknya boneka, ia hidup tanpa pilihan.

Membuka pintu, ia memeluk dirinya sendiri. Netra (Eyes Color)nya kini menatap sosok yang tengah duduk di atas sofa.

"Satoru ... ?"

Pria yang mengenakan penutup mata itu menoleh.

"Ah, ini sudah satu bulan ya. Sepertinya kau bosan. Mau keluar?"

Mendengar kata keluar, secercah harapan muncul.

"T-tentu!"

Menjawab dengan sedikit gugup, rasa senang tak terbendung.

"Ganti bajumu dulu saja."

Mengangguk, wanita itu masuk ke dalam kamar.

***

Pakaian serba hitam tak digunakan. Hanya celana jeans dengan kaos putih serta outer kotak-kotak berwarna biru yang dipakainya. Penutup mata serta gel pada rambut ia gunakan untuk melawan gravitasi.

"Siap?"

Melirik ke belakang, gadis berpakaian casual terlihat.

Rok setengah paha? Jeans pendek? Lengan pendek? Jangan harap. Hoodie biru muda oversize dan celana jeans panjang dipakai.

Jangan tanya alasannya mengapa memakai baju yang sekiranya akan terasa panas untuk dipakai di bawah teriknya sinar matahari. Kau masih mau hidup bukan? Satotu tentu tak ingin 'milik'nya dilihat.

Memeluk lengan kiri Satoru, keduanya kini berjalan menuju taman bermain.

***

Rasa takut, gelisah, serta cemas yang menghantui kini hilang sesampainya di sana. Hanya senang serta antusias yang mengisi kala netra menangkap banyaknya wahana serta hiburan.

"Sudah puas bermain hm?"

Wanita itu mengangguk dengan senyum merekah.

"Saat pulang nanti, mau 'bermain' denganku?"

Blush!

"A-apa sih ... "

Duk!

Pria yang sekiranya berkepala tiga menubruk sang wanita. Tubuh oleng, Satoru dengan sigap menahannya. Menatap tajam sang pelaku—meski sesungguhnya tak terlihat sebab ia memakai penutup mata—Satoru melihat wajahnya yang begitu menjijikkan.

Senyum mesum menjijikkan. Mata keranjang yang menilik setiap detail tubuh wanitanya. Serta air liur yang keluar dari sudut bibirnya.

Satoru menyeringai.

"(Name), ayo pulang."

***

Satoru gila? Ya, (Name) tahu itu. Menculik dirinya yang sebatang kara, lalu dengan seenak jidat mengklaim bahwa ia miliknya.

Satu bulan tinggal dengannya, gelisah, cemas, serta rasa takut meliputi hati kecilnya.

Dan (Name) tahu, ada satu rasa yang tak ingin ia akui.

Bahwa dia telah jatuh cinta pada pria gila itu.

***

"Satoru, kau dimana?"

Tak menemukan keberadaan pria yang sebulan ini tinggal dengannya, wanita berkepala dua itu kini berdiri di depan pintu.

Ragu, ia memegang gagangnya. Dengan perasaan berkecamuk, antara lakukan atau tidak, lengannya seakan menjawab dengan menggerakkan kenop.

Pintu terbuka. Wanita itu menghela napas lega.

Menyusuri gelapnya jalanan malam, suara dari gang terdengar. Rasa penasaran hinggap dihatinya. Dengan ragu, ia berjalan menembus gelapnya malam.

"Yah ... inilah yang terjadi kalau kau memegang dan menatap wanita milikku seperti tadi."

Badan terasa lemas kala tubuh yang terpotong terlihat. Bau besi menyeruak masuk ke dalam indra penciumannya. Darah yang berceceran pun tak kuasa ia pandang.

Rembulan menunjukkan sinarnya. Pria dengan manik sebiru lautan itu berkilat. Senyum yang ia kembangkan begitu lebar. Cairan merah yang ada pada wajah serta baju dihiraukan. Menjilat darah pada punggung tangan kanan, pria itu menoleh pada sosok wanita yang terduduk lemas.

"Eh? Kok kamu keluar? Wah~ maaf ya, kau jadi harus lihat hal seperti ini. Habisnya ... dia tak sopan tadi itu."

Menunduk, tubuhnya tremor parah.

"Satoru ... k-kau gila," bibir mungil berucap lirih.

"Eh? Mengapa? Padahal aku melakukannya untukmu."

"Ahah ... m-mungkin ... aku yang gila."

Tak paham akan ucapan wanita itu, Satoru memiringkan kepalanya bingung.

Wanita itu kini menenggadah dengan raut yang tak dapat dijelaskan. Layaknya orang frustasi, wanita itu meremas rambutnya sendiri. Dengan bibir gemetar serta senyumannya, wanita itu berucap.

"Habisnya ... aku mencintaimu ... "

Seringai lebar terbentuk kala ia akhirnya mendengar kalimat yang ia tunggu selama ini. Merentangkan kedua tangan, pria itu tertawa lepas.

"Aku juga mencintaimu!! Sangat ... sangat mencintaimu!!"

Memasang senyum miris, wanita itu merasa dirinya tak lagi waras.

"Bagaimana bisa aku mencintai pria gila sepertinya?"

𝐂𝐑𝐀𝐙𝐘! gojouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang