diam untuk menahan sabar

7 1 0
                                    


Menyapa sunyi dengan gundukan ombak pagi....
Menepis hampa agar prahara yang kurasa tidak kian keruh layaknya air sungai yang diam tanpa bahasa...
Menikam luka bukan hal yang bisa aku kuasi begitu saja...
Namun membiasakan diri untuk menampis amarah adalah sifat dari sang pemenang....
Tidak akan ada jengah untuk mengurai sabar...
Sebab pintu surga bisa terbuka dengan rasa sabar....
Biarlah derai luka tanpa darah terus ku sekap dalam senyap...
Agar tak ada gaduh yang makin melebar dalam jejak yang ku tapak...

Sang penikmat rasa yang berada di bumi hampa.

" mba helwa nda mau pulang sekarang? matahari sudah berpamitan loh," kata nana salah satu penghuni asrama putri di tempat abi.

" sebenarnya aku masih males na,, tapi kalau telat nanti kamu malah yang kena marah abi," kataku sambil tersenyum.

" jadi? "

" kita pulang sekarang. "

Kitapun beranjak menuju parkiran sepeda, nana sebagai sopir kini dia terlihat fokus dalam melintasi jalan, sedangkan aku sebagai penumpang asik menikmati senja yang akan beranjak di setiap terpaan jalan.

*****************

" awa dari mana, kok maghrib baru pulang? " tanya abi padaku saat melihat aku mau masuk ke rumah.

" dari pantai bi dengan nana,"jawabku santai.

" alah paling juga ketemuan sama cowok," sambung bang nizam.

" awa ke atas dulu bi mau mandi," kataku tanpa mempedulikan ucapkan bang nizam padaku.

" tuh kan bi dia langsung pergi,, karena dia takut di tanya-tanya oleh abi," kata bang nizam sambil melihat sinis ke arahku,namun aku tak perdulikan itu, sebab aku tidak ingin mencari masalah dengan abangku sendiri.

Setelah mandi dan solat maghrib aku langsung menuju ke asrama untuk mengikuti setoran hafalan al-quran dengan abi. Ya...Di asrama ini kebanyakan adalah penghafal al-quran sehingga tidak ada waktu sunyi dari suara orang membaca ayat al-quran, usai setoran Kitapun melakukan solat isa berjama'ah di lanjut dzikir dan muroja'ah hingga jam 9 malam, setelah itu para penghuni asramapun istirahat.

" mba awa," pangil nana saat aku akan beranjak pulang.

" ada apa na?"

" pingin cerita perihal anak-anak mba," kata nana yang saat itu menjabat menjadi ketua asrama.

" memang kenapa dengan anak-anak na?"

" udah dua minggu ini banyak yang pulang ekstra lebih dari jam 9 malam mba, padahal kan kalau ekstra di luar jam sekolah harusnya sampai jam 6 sore."

" kamu udah tanya ke guru-guru itu ekstra apa? Sebab setahu aku dari sekolah memang tidak ada ekstra sampai lebih jam 6 sore."

" belum sih mba, kemarin udah ada niat mau tanya tapi guru-guru yang ngisi ekstra anak- anak MTs sedang pada sibuk ahirnya tunda deh."

" coba kamu tabyun dulu sama guru-gurunya, kalau memang ada ekstrak lebih dari jam yang telah di tentukan nanti aku tak diskusi sama abi kenapa peraturan bisa berubah. "

" ok deh mba."

" kamu jangan marah-marah dulu dan berprasangka kurang baik sama ade-ade sebelum tabyun."

" ok siap."

Setelah selesai mendengarkan cerita dari nana akupun beranjak pulang.

" baru pulang wa?" tanya abi.

setelah kesulitan akan datang kemudahan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang