Hai, apa kabar ? 😊
Selamat membaca ❤️
🌹 🌹 🌹
Suara nyaring berasal dari ponsel berwarna rose gold berhasil membangunkan seseorang yang berada didalam gundukan selimut. Tangannya keluar untuk meraih ponsel yang ia letakkan diatas nakas persis disamping tempat tidurnya.
"Eungh," ia mengerang kesal karena alarm yang berbunyi tidak berhasil ia hentikan. Sepasang mata rusanya yang sejujurnya sangat enggan dibukanya terpaksa dibuka di jam yang demi Tuhan, bahkan langit diluar sana pun masih gelap !
Tadinya ia ingin kembali memejamkan mata, namun alarm yang sialnya ia atur berbunyi setiap 5 menit sekali kembali mengusik tidurnya. Yah, mau bagaimana lagi. Jika tidak begitu ia akan tertidur hingga matahari menyongsong tepat diatas kepala.
Im Yoona, gadis itu menggeliat sebentar sebelum bangun dan duduk bersandar pada headboard kasurnya. Sesekali mata rusanya hampir tertutup namun ia memaksa untuk dibuka. Ia menguap lebar sambil meregangkan otot-otot tubuhnya yang hampir mati rasa karena lelah yang mendera.
"Ugh, apa aku harus ijin saja ? Astaga, pinggangku ouch pinggangku," rengeknya ketika menuruni tempat tidur.
Demi Tuhan, tulang-tulang pada tubuhnya rasanya ingin lepas semua. Ia sangat lelah, sungguh. Seharusnya ia mendapatkan 1 hari libur dari pekerjaannya, tapi tepat dalam 1 minggu ini ia sama sekali belum mendapatkan jatah liburnya. Terima kasih untuk para pemain yang terus-menerus mencarinya untuk menemani mereka.
Tok tok
Baru saja Yoona ingin meraih handuk, seseorang mengetuk pintu kamar kosnya. Iya, Yoona memang tinggal dikos-kosan. Cukup lama juga, hampir 4 tahun lamanya.
Yoona membuka pintu dan menemukan Irene sudah siap untuk berangkat bekerja. Ia mengangkat alis melihat penampilan Yoona.
"Kau sudah bangun ? Tumben sekali, biasanya aku harus mengetuk pintu ratusan kali sampai kau bangun."
"Diamlah, Rin. Jangan mengoceh, pinggangku semakit sakit mendengarnya," gerutu Yoona yang masih memegangi pinggangnya.
"Dasar bodoh. Memangnya pinggangmu punya telinga ? Cepatlah, hari ini bos meminta kita datang lebih awal. Apa kau lupa ?"
"Kalau aku lupa, aku tidak akan membuka pintu untukmu dan memilih tidur didalam selimut ! Yasudah, aku mau mandi. Kau mau masuk atau menjadi penjaga pintu kamarku ?"
"Sialan !" Yoona terkekeh mendengarnya.
Butuh hampir 30 menit untuk Yoona mempersiapkan dirinya. Termasuk merias diri. Tidak tebal, hanya make up tipis yang ia lukiskan diwajahnya. Kulit Yoona itu putih bak porselen, hanya bedak tipis lalu sedikit perona pipi, dan bibirnya hanya diberi pelembab tanpa perlu dipoles lipstick lagi. Bibir Yoona memang berwarna merah alami.
Yoona dan Irene, mereka sama-sama berasal dari luar kota. Yoona datang dari Ulsan, sedangkan Irene datang dari Daegu. Mereka dipertemukan di kampus yang sama di Seoul. Bahkan mereka juga mengambil jurusan yang sama. Mereka lulus tahun lalu dan saat ini bekerja pun mereka masih bersama. Tidakkah mereka bosan ? Sepertinya tidak. Mereka sudah seperti saudara kembar berbeda tinggi saja.
Yoona memarkirkan motor maticnya di tempat parkir. Lalu mereka berjalan menuju ruangan persiapan mereka.
Tiba disana, sudah ada banyak rekan mereka yang juga mengenakan seragam yang sama. Jaket berwarna putih berukuran sesuai lekuk tubuh, rok pendek sepanjang 5 cm diatas lutut yang juga memperlihatkan bentuk kaki ramping mereka. Mereka juga sama, telah siap dengan dandanan mereka. Hanya saja, Yoona dan Irene, make up mereka berdua tidak setebal rekan kerja mereka.