1. pertemuan pertama

44 3 1
                                    

" Aku hanya perlu menjalani hidup seperti air mengalir. Biarkan takdir, yang menuntun langkah ini akan pergi kemana dan bersama siapa "
-Zaza-
.

.
.
_

_____________________________________
________________
_____


Seorang gadis cantik, sudah rapi dengan seragam putih abu-abu nya. Sosok yang selalu ceria dan selalu menebar senyum manis yang ia miliki setiap saat . Baginya tak ada masalah yang terlalu berat dalam hidup ini, selagi kita bisa memahami keadaan dan situasi . Ia juga tak ingin mempersulit suatu  hal yang seharusnya simple. Diri nya masih terlalu muda untuk memikirkan hal yang tidak penting .

" Morning semua," sapa gadis tersebut ketika berada diruang dapur. Disana keluarganya telah berkumpul, duduk dengan rapi bersiap untuk menyantap sarapan.

"Assalamualaikum,shaliha nya bunda" sindir salsa secara halus lalu tersenyum manis ke arah sang putri.

"hehe lupa," cengirnya memperlihatkan deretan gigi.

" Waalaikumsalam bundaku"

Gadis itu pun menarik kursi yang berada disebelah sang kakak sulung. Dia lebih menyukai duduk di samping kakak pertamanya itu dari kecil, kata nya si biar dimanja. Iya tau kok yang di sayang sama si abang.

" Masih muda kok udah pikun," ledek zayn abang kedua gadis tersebut.

" Gak usah mulai deh bang, masih pagi. Mood aku lagi bagus, jadi plis jangan ngerusak," Peringat nya lalu menyedok nasi didalam mangkuk. Zayn yang mendengar hanya mencabikan bibirnya.

Sarapan berlangsung hening. Tumben tumben sekali, biasanya bakal terjadi keributan dimeja ini setiap jam makan. Zayn melirik sang adik, sungguh gatel mulut nya ini ingin menjahilin wanita itu. Membuat sang adik kesal sepertinya sudah menjadi candu untuk zayn. Hidupnya terasa hampa jika tak seperti itu.

" Ehmmmm" dehemnya cukup kencang. Membuat semua pasang mata mengarah ke arah nya.

" Za, diem. Itu di pipimu ada nyamuk, gede banget." sahut zayn menujuk ke arah pipi putih adiknya.

Tanpa aba aba, zaza langsung menepuk pipi nya cukup kuat. Lalu melihat telapak tanganya, apakah nyamuk itu mati atau tidak. Namun, sayangnya tidak ada apa apa .

Zaza melototkan mata nya, " Abang!!!!! ihhh jail banget sih, gak ada nyamuk. Mana aku nepuk nya kekencengan"  keluhnya, zayn yang melihat itu tertawa lepas. Sungguh bahagia itu sederhana.

" Zayn!," tegur hafizh, si sulung.

" Iya iya, lupa kalo ada yang belain. Aku mah apa? Cuma si bawang putih yang malang," ujar mendramatiskan suasana.

Gadis yang biasa dipanggil zaza itu menjulurkan lidah nya. Mengatakan jika kali ini ia menang.

Zafia keeva aurora. Atau biasa dipanggil zaza oleh orang-orang terdekatnya. Dikenal dengan keceriaan dan kepolosannya. Membuat zaza banyak disenangi oleh banyak orang.  Selain ceria, dia juga ramah dan murah senyum. Menjadi satu satu nya anak perempuan dikeluarga, tak membuatnya menjadi anak yang manja.

" Bun, hafizh berangkat dulu. hari ini ada jadwal operasi, jadi ada kemungkinan pulangnya agak larut " ujar hafizh, lalu berjalan untuk menyalami wanita yang ia sayangin itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AtlantikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang