PROLOG

35.7K 436 22
                                    

Perkenalkan, namaku Amar, mahasiswa baru yang berumur 18 tahun. Aku merupakan mahasiswa baru di salah satu perguruan tinggi di Pulai Sumatera. Aku berasal dari sebuah kabupaten di Provinsi Banten. Aku merupakan seorang gay, yap aku menyukai pria, terutama yang manly ­dan lebih tua dariku. Nah, itulah inti dari perkenalan ini, hehe.

Aku telah menyadari bahwa aku merupakan penyuka sesama jenis pada saat menginjak kelas 1 SMP. Pada awalnya, aku pernah membaca sebuah cerita seks, ternyata itu merupakan cerita seks sesama jenis. Ceritanya merupakan cerita tentang seorang laki-laki yang memiliki banyak hubungan dengan aparat, hmmm... apakah terlihat familiar? Hehe. Pada saat pertama kali menyadari bahwa cerita itu merupakan cerita seks sesama jenis, aku merasa aneh dan risih. "Emang bisa ya 'begitu' sesama laki-laki?" pertanyaan yang spontan ada dibenakku.

Akan tetapi, semakin Aku baca, Aku pun semakin menyukai dan bahkan bisa membuat kontolku ereksi. Semakin lama aku pun semakin penasaran dan mulai mencari cerita-cerita lainnya, bahkan hingga videonya sekalipun. Lama-kelamaan, Aku pun mulai menyadari tentang orientasi seksualku,mulai sadar bahwa aku penyuka sesama jenis

Berbicara soal fisik, Aku memiliki tinggi 171 cm dengan berat proporsional. Walaupun aku tidak terlalu menyukai olahraga yang berkelompok, tetapi badanku cukup terbentuk. Hal tersebut karena aku menyukai bersepeda, lari rutin, maupun mengangkat dumbell yang tersedia di rumahku. Aku bersuku lampung-jawa, jadi bisa dikira-kira bagaimana penampilanku.

Berbicara mengenai kemampuan gendamku, aku mendapatkannya dari kakekku. Keluargaku memang dekat dengan hal-hal semacam itu. Untuk berjaga diri, itu pesan kakekku sewaktu memberikan ajian gendam ini. Cara pakainya amatlah mudah. Aku hanya butuh menyebutkan semacam "bacaan" dan berkontak mata dengan target aksiku. Namun, diperlukan timing yang sesuai, misalnya saat korban baru menoleh, kaget, ataupun tidak fokus, itulah kunci keberhasilan ajianku.

Aku masih ingat betul saat aku mengisengi supir bus yang kunaiki dari terminal pelabuhan penyebrangan menuju ke terminal dekat kos-kosan yang sudah kupesan sebelumnya. Memang bukan hal pertama aku menggunakan ajian gendamku dalam mendapatkan tubuh laki-laki –yang mungkin normal. Namun, baru pertama kali aku sangat menikmati setiap waktu dan segala adrenalin yang kurasakan. Kira-kira begini kisahnya...

Layar telepon selulerku menunjukkan angka 12.50, cuacanya cukup terik saat aku baru saja sampai dan turun dari kapal yang memiliki tujuan ke pelabuhan Bakauheni. Setelah turun dari jembatan pejalan kaki, aku segera melanjutkan langkahku menuju terminal bus yang tak jauh dari posisiku sekarang.

Akhirnya aku sampai di terminal bus, ada cukup banyak bus yang masih kosong di sini. Mungkin karena dampak pandemi dan PSBB, hanya ada sedikit penumpang yang sedang berlalu lalang mencari bus untuk melanjutkan perjalanan mereka.

Aku pun menuju salah satu loket mini di sana. Di bawah terik matahari yang sangat menyengat ke kulitku –karena menggunakan kaos polo pendek- aku bertanya kepada orang yang ada di loket tersebut.

"Maaf, Pak. Saya mau beli tiket tujuan ke T****** K*****, apa ada, Pak?"

"Oh, ada Mas, tapi kita masih jam istirahat. Palingan kalo Masnya buru-buru, langsung aja beli ke sopir atau kondektur busnya," Jelas penjaga loket tersebut sambil mencari bus dengan rute yang sesuai dengan tujuanku.

"Tuh, Mas! Berangkat jam satu siang bus itu." Tunjuk penjaga loket ke sebuah bus berwana kuning.

"Baik, Pak. Terima kasih ya."

Aku pun bergegas ke bus tersebut karena kurang nyaman dengan panasnya cuaca. Saat aku sudah dekat dengan busnya, aku berhenti dan memperhatikan sekitar sejenak untuk memastikan bahwa bus ini benar yang dimaksud oleh Bapak penjaga loket tadi. Masalahnya, kulihat bus ini masih sangat sepi, bahkan mungkin tidak ada penumpang di dalamnya.

GAIRAH MAHASISWA BARUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang