2. Discussion - Decision

2.1K 321 202
                                    


Kinda boring,
so, "Enjoy it or leave it." xoxo;)

.

"Leandre"

.

Tidak sama sekali menyesali pengakuannya meski kedua kakinya kini harus rela menelusuri jalan yang belum pernah ia lewati. Menyelimuti kepala dengan hoodie hitam yang mungkin dilupakan pria bermarga Jeon setelah panik dan bergegas pulang meninggalinya di dalam restaurant. Setidaknya, keberuntungan yang telah ia dapatkan ialah perutnya terisi dengan berbagai makanan mahal gratis, karena meski panik tanpa kata, pangeran gembul meninggalkannya dalam keadaan tagihan bayaran yang sudah dibayar tunai.

Sesekali bersenandung, menyembunyikan kedua tangannya di dalam saku hoodie yang berada tepat di depan perut. Pandangannya mengedar, memenuhinya dengan beberapa orang yang berlalu lalang, sembari teliti mencari arah menuju halte bus terdekat. Beberapa kali menarik rok kependekan, terusik akan hilir angin petang yang menyingkap roknya ke atas sesekali.

Hoodie hitam milik pangeran gembul cukup membantu mengatasi rasa malunya, meski kini ia harus berpikir keras bagaimana cara mengembalikannya, atau si gigi kelinci memberinya sebagai bentuk kenang-kenangan?

Sedangkan pemilik irish sekelam malam dengan binar khas masih menetralisir jantungnya yang tidak henti berdegup kencang sejak kejadian kamar mandi resto, bahkan sengaja berhenti di pinggir jalan sebab keadaan belum membaik, ia tidak mau mati muda karena kecelakaan hanya gara-gara melamun membayangkan beberapa serangkai kejadian yang terus berputar dalam benaknya.

Tangan kanannya ia bawa untuk memegang dada bagian kiri, meraba kekacauan di sana. "Taehee.. tidak mungkin, tidak, pasti Taehee masih hidup.."

Membenci dirinya telah lantang memberikan ingatan sekilas bagaimana rupa pria yang mengaku sebagai Kim Taehyung, jantungnya berkali lipat berdebar saat suara jantan miliknya terngiang di kepala. "Sialan, Kim Taehyung sialan. Bagaimana aku bisa tidak tahu bahwa Taehee memiliki adik laki-laki bangsat."

Perjalanan pulang pada petang hari itu membawa beban sepanjang aspal yang ia lalui, merutuki diri sendiri sebab telah membuang hari demi hari untuk mendekati seseorang krisis identitas, tidak jelas asal-usul dan latar belakangnya selain sebuah nama dan sebuah labelisasi adik dari seorang wanita bernama Kim Taehee.

Memarahi diri sendiri setelah menyadari kebodohan dari sebuah harapan berlebih berpikir bahwa telah mendapatkan setitik gerbang terbuka untuknya melangkah lebih jauh dari garis start yang tidak pernah ia dapatkan sebelumnya.

Bajingan, begitu rutuk dalam hati yang miris setelah menyadari ia dipermainkan di atas ketulusannya. 

***

"Pangeran kenapa?"

Pagi suram disambut kedua sahabat yang masih tertawa di atas muka masamnya, si hoodie biru dan merah melempar lelucon terus-menerus, mereka menyangka Jeon mendapat tolakan setelah menyimpulkan sebuah cerita yang belum sempat pangeran sekolah tuntaskan. Ditolak Kim Taehee, lagi. Kesimpulan sementara dari sebab tawa renyah keduanya. "Pangeran bicara, pangeraaan~"

"Bam, jangan begitu, kau tidak lihat pangeran kita semua seperti mau menangis dan meraung-raung, lihat matanya, wah membulat, sepertinya ia sedang menjampi-jampi untuk mencari jalan hitam setelah ditolak berkali-kali."

"Diam kau setan." Hentikan, ia lebih baik mengangkat dua bongkahnya yang terbalut celana bahan bewarna hitam, menyegarkan pikiran yang dipenuhi hal sama sepanjang malam hingga raganya sudah berada di sini pun. Dengan seragam atasan, ia tidak biasa tanpa adanya hoodie hitam kebanggaan yang biasa ia pakai, kini berusaha merelakan sebab tidak mau menurunkan gengsi untuk datang menagih hoodienya kembali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Leandre (Taekook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang