[TAWAN]

40 5 0
                                    

Lelaki berkulit tan itu membuka matanya perlahan, Ia terbangun dikarenakan jam beker yang terus berdering tanpa henti. Setelah mematikannya, ia segera meraih handphone yang tergeletak diatas nakas untuk melihat jadwal hari ini.

"Today : ulang tahun abang"

Lelaki bernama Tawan itu tersenyum, hari ini merupakan jadwalnya untuk menjenguk abang kesayangannya. Cepat-cepat, ia bangkit dari kasur dan membersihkan dirinya.

Pada saat Tawan keluar dari kamarnya dengan keadaan rapi, Bunda menatapnya dengan tatapan heran.

"Mas, Kamu mau kemana?" tanya Bunda.

"Mau jenguk abang, Bun," jawab Tawan santai. Sang Bunda hanya menghela napas dan menatap anak kedua (sekaligus anak bungsunya) itu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, kebiasaannya dari dulu tidak pernah hilang.

"Mas gamau sarapan dulu?" Tawan menggeleng sebagai jawaban.

"Yasudah, kalo gitu hati-hati ya. Diluar udah mau hujan, nanti nepi ya kalo kehujanan," pesan Bunda. Tawan menangguk patuh, kemudian ia pamit dan keluar menuju bagasi.

.

Tawan mendongahkan kepalanya, Netranya menangkap langit pagi itu berwarna abu-abu pekat, Pertanda bahwa tak lama lagi hujan akan turun. Tapi, ia tidak peduli, toh jarak dari rumahnya ke rumah abangnya tidak jauh. Jadi, sebelum hujan benar-benar turun, Ia langsung menjalankan motornya.

Di tengah-tengah perjalanan, hujan mulai turun dengan derasnya, sekali lagi Tawan tidak peduli ia tetap meneruskan perjalanannya, mengabaikan pesan Sang Bunda dan memilih mempercepat kecepatan motornya agar bunga yang ia bawa tidak layu terkena air hujan.

Sesampainya di tempat tujuan, Ia memarkirkan motornya tak jauh dari rumah sang kakak. Diambilnya, setangkai bunga mawar ungu lavender itu dan dibawanya hingga ke depan rumah, lebih tepatnya di depan batu nisan bertulisan nama sang kakak, Singto Vihokratana. Diusapnya batu nisan yang dingin itu, ditatapnya lamat-lamat seolah-olah ia melihat sang Abang secara langsung. Rasa rindu yang ada dihatinya begitu membuncah. Ia benar-benar rindu sekali.

Dulu, ketika keduanya masih kecil, Singto selalu menolak kehadiran Tawan sampai suatu hari pada saat keduanya sama-sama masuk di sekolah dasar, Tawan dibully teman sekelasnya dikarenakan memiliki kulit sangat gelap dari dirinya dan karena merasa tidak terima Adiknya diperlakukan seperti itu, Singto langsung menghajar anak-anak yang berani membully adiknya dan membuat mereka meminta maaf kepada Tawan. Sejak saat itu, Singto selalu menjadi garda terdepan bagi Tawan, bahkan ketika Tawan melakukan kesalahan dan dimarahi oleh Ayahnya. Dan juga, Bagi Tawan, Singto adalah panutannya dari segi apapun, baik akademis dan non-akademis. Dan karena Singto jugalah, Tawan rela masuk jurusan Hukum, padahal dahulu ia sangat menghindari jurusan tersebut.

Makanya, ketika Singto meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya, Tawan merasa terpukul sekali. Ditariknya nafas dalam-dalam, berusaha menahan tangis akibat rindu dan menaruh bunga mawar itu diatas makam.

"Assalamu'alaikum, Abang. Abang apa kabarnya? Pasti Abang lagi senang-senang ya disana? hari ini Adek datang lagi mau ngerayain ulang tahun Abang. Selamat Ulang Tahun yang ke dua puluh sembilan. 

Udah berapa tahun ya kita engga ngerayain ulang tahun bareng lagi? Dulu, Adek inget banget setiap Abang ulang tahun, Pasti Abang selalu ngajak Ayah, Bunda, sama Adek makan ditempat mewah. Karena, Abang dulu tau kalau Adek pengen banget sesekali makan ditempat mewah dan Ayah belum bisa wujudin itu. Adek kangen banget sama Abang. Oh iya, Bang kemaren pas pengumuman Adek lolos masuk ke jurusan Hukum, loh! Abang doain Adek ya supaya bisa jadi Hakim yang  baik agar Adik bisa memberi keadilan kepada Abang dan juga buat orang-orang yang benar sesuai impian Abang," monolog Tawan panjang lebar.

"Makasih ya, Bang udah hadir di hidup Adek dan udah mau nerima Adek sebagai Adek Abang. Adek selalu dan selamanya sayang Abang, " setelah berucap seperti itu, diciumnya batu nisan lamat-lamat seolah-olah ia takkan bisa ke makam sang Abang lagi. Dibawah rinai hujan yang turun, seorang Tawan Vihokratana menangis diiringi rasa rindu dalam hatinya.

Boyfriend Project [TAYNEW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang